Pages

Selasa, 26 April 2011

SMA Negeri 1 Madiun

Dua Minggu di Australia

Pelajar Smasa Lolos
Program Homestay di Sidney

BANYAK jalan menuju Roma. Banyak cara go to Australia. Bermula hanya dari selembar pamflet, Aulia Fitri Herdiana berkesempatan ke Negeri Kanguru
lewat program bertajuk Homestay di Sidney yang diadain oleh salah satu provider seluler.
Ya, siswi SMAN 1 Madiun ini awalnya tidak begitu tertarik untuk mengikuti program tersebut. Tapi, pembina KIR-nya kasih saran ke dia agar ikut program itu. Setelah konsultasi dengan ortu ditambah motivasi dari teman-temannya, Aulia akhirnya ikut.
Dia lantas bikin karya tulis bertema wirausaha, teknologi, ekonomi, dan pendidikan. Meskipun waktu buat ngerjain karya tulis cuma sebulan, itu pun kepotong puasa dan lebaran.
Bahkan, waktu lebaran, cewek kelahiran Surabaya 13 Januari 1994 itu nggak sempat ke mana-mana, soalnya deadline penyerahan karya tulis tinggal seminggu. “ Semua PR ama tugas aku tinggal, cuma ngerjain karya tulis itu,’’ ujarnya.
Dia juga cuma sempat nyebarin angket di SMP 2 Madiun dan sekolahnya sendiri karena waktu yang mepet banget itu. Ternyata setelah pengumuman, dia merupakan satu-satunya perwakilan dari Madiun yang lolos untuk wawancara di Kediri.
Kerja keras Aulia nggak sia-sia. Akhirnya dia dinyatakan lolos program homestay di Australia.
Nggak banyak lho yang berkesempatan mengikuti program itu. Se-Indonesia cuma diambil 20 anak. Hebat kan!
Apa saja kegiatan Aulia selama di Australia? Banyak aktivitas selama dua minggu di sana. Salah satunya belajar kebudayaan masyarakat setempat. Juga pola hidup disiplin, irit air, irit listrik, dan sebagainya. Dia juga sempat mengunjungi tempat-tempat keren seperti Opera House, Rocks District, Manly Beach dan masih banyak lagi.
Di sana ia tinggal di rumah nenek keluarga angkatnya. “Pengalaman selama di Aussie menyenangkan banget dan gak terlupakan. Bisa refreshing dan tahun baruan di negeri orang, ‘’ ungkapnya. (*)


Setiap Jumat Berbatik Ria
GENERASI sekarang banyak yang males pakai batik. Tapi itu nggak berlaku bagi anak-anak SMAN 1 (Smasa) Madiun. Malah, pihak sekolah sengaja mengajak para siswa ikut melestarikan salah satu budaya asli Indonesia itu.
Nah, mulai tahun ajaran 2010/2011 sekolah mewajibkan siswa Smasa pakai seragam batik setiap Jumat. Warna coklat merupakan pilihan batik khas Smasa Madiun.
“Sekolah memilih warna coklat dan diterapkan setiap hari Jumat karena menyesuaikan rok pramuka dan penghematan biaya”, kata Pak Bambang Setyo Budiono, kepala sekolah.
Menurut Pak Bambang, konsep pemakaian seragam batik sebenarnya sudah muncul sejak lama, tapi baru diterapkan pada kelas X tahun ini. Mengapa hanya kelas X? ‘’Memang hanya kelas X. Untuk siswa kelas XI dan XII tidak, karena para orang tua mereka harus menyiapkan dana seperti biaya masuk perguruan tinggi dan sebagainya,’’ terang Pak Bambang.
Pemakaian seragam batik itu, kata Pak Bambang, bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa tentang budaya batik. Sekaligus ikut melestarikan agar tidak direbut negara lain seperti Malaysia. ‘’Dengan begitu anak-anak juga terbiasa menghargai hasil karya bangsa sendiri. Apalagi, batik merupakan karya yang unik dan jadi ciri khas negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman ini,’’ tuturnya (*)

Pasang Target Juara di Jakarta

Fantastic Band yang
Jawara Jingle Dare Jatim

SMAN 1 (Smasa) Madiun nggak cuma sering mencatat prestasi akademik aja lho, tapi juga gudangnya anak-anak bertalenta seni.
Bahkan, salah satu band yang digawangi sekumpulan pelajar sekolah ini, Fantastic, sukses menjadi jawara audisi Jingle Dare tingkat Jawa Timur yang diadain salah satu produk makanan.
Band beraliran pop rock itu didukung 5 personel. Yakni, Nilam (vokal), Arga (bas), Kharisma (drum), Ryan (keyboard), serta Yoga (gitar). ‘’Taunya ada lomba itu dari teman,’’ ujar Ryan.
Terbaik se-provinsi pastinya nggak main-main. Konon, pada audisi tingkat Jawa Timur itu panitia harus menyeleksi sampe 200 kaset yang dikirim peserta. Dari jumlah itu, disaring jadi 20 band aja yang berhak maju ke semifinal. ‘’Lagu yang dibawain nggak lepas dari produk itu,’’ ungkapnya.
Ada yang menarik waktu Fantastic hendak berangkat ke Jember untuk mengikuti lomba itu. Semula mereka berencana naik kereta, tapi keretanya keburu berangkat. Akhirnya anak-anak Fantastic naik bus.
Belum lagi mereka cuma punya waktu latihan seminggu sekali untuk persiapan tampil di final. Itu karena salah satu personel yang duduk di kelas XII akan mengikuti UAN, dan personel lain sibuk dengan kegiatan tertentu.
Perjuangan dan kerja keras mereka akhirnya terbayar. Fantastic dinyatakan sebagai juara pertama sekaligus menyabet predikat the best performance. ‘’Ini (meraih juara, Red) nggak lepas dari peran ortu kami dan guru pembimbing,’’ ucap Ryan.
Bukan target muluk pula kalau Fantastic memasang target menyabet juara pada final di Jakarta yang salah satu jurinya adalah Nugie, personel The Dance Company. ‘’Mohon doa temen-temen di Smasa biar kami bisa meraih juara,’’ ujar Ryan. (*)

Barabhima Usung Cerita Rakyat Inggris

Di Ajang PSP
Tingkat Jawa Timur

BAGI pelajar di Kota Madiun, yang namanya Pentas Seni Pelajar (PSP) udah nggak asing lagi. Yakni ajang unjuk gigi di bidang seni yang diadain setiap dua tahun sekali. Tau nggak, SMAN 1 (Smasa) Madiun sering merajai ajang itu lho.
Tahun 2010 lalu misalnya, Smasa meraih gelar juara umum. Itu setelah menjadi yang terbaik di bidang teater,
musikalisasi puisi, dan melukis. Sukses itu mengantar Smasa maju ke PSP tingkat provinsi yang rencananya diadain 23 Juni 2011 di Probolinggo. ‘’Persiapan harus sematang mungkin karena selain membawa nama sekolah, kami juga membawa nama baik Kota Madiun,’’ kata Gizza, salah satu tim teater Smasa di PSP Kota Madiun.
Kata dia, di ajang PSP tingkat Kota Madiun tahun lalu, tim Smasa mengusung kisah Malin Kundang yang disutradarai Bang Mamik Wae. Sebelumnya mereka latihan keras selama dua bulan lebih. ‘’Pastinya ada kepuasan tersendiri karena usaha dan kerja keras kami membuahkan hasil yang memuaskan,’’ ujar mantan ketua Teater Barabhima Smasa ini.
“Bang Mamik itu orangnya tegas, disiplin, tapi selera humornya tinggi. Seru lah pokoknya. Anak-anak Barabhima juga jadi lebih disiplin. Ya alhamdulillah kita dapat juara pertama.” imbuhnya.
Rencananya, pada PSP tingkat provinsi nanti, Teater Barabhima akan mengangkat naskah berjudul Man Codet. Drama ini diangkat dari salah satu cerita rakyat Inggris yaitu The Pied Piper of Hamelin. “Intinya, seni itu berproses. Saya mau anak-anak lebih serius lagi, lebih menghargai orang lain, dan tentunya disiplin,” pesan Bang Mamik. (*)

Tim LCC Smasa Wakili Kota Madiun
GO..Smasa..Go Go Smasa! itulah yel-yel yang disorakkan tim cerdas cermat SMAN 1 (Smasa) Madiun sesaat setelah diumumkan sebagai juara 1 Lomba Cerdas Cermat (LCC)
PKN tingkat SMA se-Kota Madiun yang diadain pada 16-17 Februari 2011 lalu.
Pantes aja mereka begitu bersemangat. Soalnya, kemenangan itu mengantar tim LCC PKN Smasa mewakili Kota Madiun di ajang serupa tingkat provinsi yang rencananya digelar 29 Mei 2011 di Surabaya.
Tim LCC PKN Smasa itu terdiri 10 anak. Yaitu: Destika, Dea, Deliyandra, Riski, Faqih, Doni, Clarisa, Deviana, Westri, dan Iga. ‘’Baru tahun ini pemkot ngadain seleksi. Ternyata tim Smasa yang menang,’’ kata Destika.
Kemenangan tim LCC PKN Smasa, kata dia, nggak lepas dari persiapan matang sebelum lomba. Satu bulan menjelang lomba, mereka sudah getol latihan didampingi tiga pembina. Materi seputar UUD 45, Pancasila, Tap MPR, dan NKRI pun dilahap habis. Apalagi, para pembina selalu memberikan motivasi bagi anak didiknya. ‘’Kita juga selalu jaga kekompakan,’’ ujarnya.
So, pas turun di lomba sesungguhnya, mereka nggak grogi lagi. Antusiasme dan semangat menang sudah terlihat sejak awal hingga akhirnya menjadi jawara. ‘’Thanks buat bapak ibu guru pembina. Go Smasa Go Go Smasa,’’ ujar mereka serempak ditemui di sela latihan. (*)

Minggu, 24 April 2011

Waiting List Exmud 2011

Minat pelajar mengisi halaman Exmud tinggi banget. Buktinya, banyak sekolah yang inden. Berikut waiting list (daftar tunggu) Exmud hingga akhir November 2011.

11 Oktober: SMK Bendo Magetan
18 Oktober: SMA PGRI 1 NGAWI
25 Oktober: SMPN 3 Dolopo
1 November: SMKN 1 Jiwan
8 November:
15 November: SMK PGRI 4 Ngawi
22 NOvember: SMPN 3 Ngrambe

Ayo, siapa menyusul?!

Selasa, 19 April 2011

SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun

JADI DUTA SENI
Esktra Dongkrek SMPN 2 Dolopo Diminati Siswa

SIAPA sih yang nggak kenal dongkrek? Ya, dongkrek adalah kesenian asli Caruban. Tapi sayangnya kesenian itu kini hampir terlupakan. Nah, nggak ingin kesenian itu makin tenggelam, SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun sengaja bikin ekstra dongkrek.


Peminatnya ternyata banyak juga. Saat ini ada sekitar 60 siswa yang ikut ekstra dongkrek. Mereka adalah anak-anak kelas 7 dan 8. ‘’Latihannya setiap hari Rabu setelah pelajaran sekolah, tepatnya jam 13.00 sampai 15.00,’’ kata Bu Sri Wahyu Winarti, salah satu pembina ekstra dongkrek SMPN 2 Dolopo.

Dongkrek SMPN 2 Dolopo sudah sering tampil di berbagai acara lho. Misalnya, Parade Dongkrek se-Kecamatan Dolopo, memeriahkan Hari Anti Narkoba, mengisi pentas seni di Pujapo Kecamatan Dolopo, dan masih banyak lagi.

‘’Anak-anak juga pernah meraih predikat 3 penyaji unggulan di festival dongkrek tingkat SMP yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun pada tahun 2008,’’ imbuh Bu Puri Dwi Jayanti, juga pembina dongkrek SMPN 2 Dolopo.

Bahkan, dongkrek SMPN 2 Dolopo pernah ditunjuk oleh Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Madiun sebagai duta seni dalam pekan budaya tingkat nasional. Waktu itu, tim SMPN 2 tampil bareng salah satu SMP di Kabupaten Madiun.

Peralatan musik dongkrek antara lain bedug korek, kentongan, kenong, gong besi, gong kempul, dan kendang. Dan, yang khas adalah topeng yang terdiri topeng orang tua, topeng putri, topeng gendruwo atau buto, juga topeng masyarakat dan gendongan.

‘’Akan sangat disayangkan jika seni dongkrek nantinya hanya tinggal kenangan. Untuk itu sangat diharapkan bantuan dari pihak-pihak terkait dalam bidang kesenian khususnya di wilayah Kabupaten Madiun untuk bersama-sama melestarikan kesenian ini. Jangan sampai generasi muda nantinya benar-benar tidak mengenal kesenian dari daerahnya sendiri.’’ (*)


Raih Status SSN berkat Kedisiplinan

MERAIH status Sekolah Standar Nasional (SSN) itu nggak gampang lho. Banyak kriteria yang harus dipenuhi. Tapi, SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun mampu melakukannya. ‘’Kuncinya semua harus disiplin,’’ kata Pak Bagio Sumarsono, kepala sekolah.


Menurut Pak Bagio, sekolah yang sudah SSN artinya memiliki nilai A. Sebelum ditetapkan sebagai SSN, banyak kriteria yang wajib dipenuhi. Di antaranya, memenuhi standar kompetensi kelulusan, sarana-prasarana mendukung, dan tenaga pendidiknya berkompeten di bidangnya.

Untuk meraih itu,berbagai upaya dilakukan pihak sekolah. Antara lain, meningkatkan kemampuan guru, meningkatkan aplikasi IPTEK dalam proses belajar mengajar, mengirim guru mengikuti workshop, dan sebagainya. ‘’Semua ini bisa diraih berkat dukungan bapak ibu guru dan siswa,’’ tuturnya.

Untuk bidang IPTEK misalnya, Maret lalu para guru mengikuti pelatihan ICT (teknologi informasi dan komunikasi). Tujuannya biar para pendidik semakin mengenal teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar yang menarik.

Makanya, pelatihan ICT itu disambut antusias para guru SMPN 2 Dolopo. Mereka pun kini Semakin familiar dengan yang namanya laptop, internet, atau sesuatu yang berbau teknologi informasi komunikasi lainnya. Hebat kan!

Pak Bagio berharap semua warga sekolah di SMPN 2 Dolopo disiplin agar status SSN itu kelak berlanjut ke RSBI. ‘’Kami juga mengembangkan pembelajaran belajar dua bahasa,’’ tutur Pak Bagio. (*)

Go Clean and Green
Siswa SMPN 2 Dolopo Sulap Sampah Jadi Topeng

SISWA SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun selalu betah saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tau nggak kenapa? Soalnya, lingkungan SMPN 2 Dolopo bersih dan hijau karena punya program clean and green.


Berbagai upaya pun dilakukan untuk menjaga lingkungan sekolah agar selalu bersih. Antara lain melakukan piket harian. Juga dibentuk Hansker alias Hansip Kebersihan. Selain itu, bagi siswa yang ketahuan membuang sampah sembarangan dikenai denda Rp. 1000. ‘’Awalnya berat, tapi lama-lama jadi biasa. Malah, anak-anak pada mendukung semua karena lingkungan yang bersih bikin nyaman belajar,’’ kata salah satu siswa.

Sedangkan program green andalan Spentwodo-sebutan SMPN 2 Dolopo yaitu menanam TOGA. Ada laos, kencur, kunir, temulawak, jahe, dan sebagainya. Pastinya ada juga tanaman hias seperti sansivera, zamia, evorbia dan masih banyak lagi.

Di SMPN 2 Dolopo siswa juga diajari bikin kerajinan dari daur ulang sampah lho. Misalnya, sandal kesehatan dari sedotan, tirai dari bekas gelas minuman, tas modis dari terpal bekas, dan sebagainya.

Di tangan anak-anak Spentwodo, kertas bekas juga bisa disulap jadi barang yang berguna. Pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK), siswa diajari cara mendaur ulang kertas bekas menjadi aneka topeng. Ada topeng orang, ada juga yang berbentuk hewan. Barang daur ulang itu biasanya digunakan saat SMPN 2 Dolopo mengikuti even tertentu misalnya karnaval, pentas seni, dies natalis, pameran, dan sebagainya. ‘’Makanya di sini nggak ada kertas atau kardus-kardus yang menunpuk tak berguna,’’ ujarnya.

Bahkan, topeng-topeng itu memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual di berbagai pameran. Selain itu, pembuatan topeng ini juga bermanfaat untuk melatih kreativitas siswa. (*)

Bikin Album Campursari

CEWEK satu ini bisa dibilang artisnya SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun. Dia adalah Novita Endah Wahyuni, atau biasa disapa Thatha. Dibilang begitu soalnya dia sudah sering diundang nyanyi di berbagai even. Makanya, dia nggak cuma ngetop di sekolahnya, tapi juga terkenal di luar sekolah.

Bahkan, pengagum Evi Tamala dan Eri Susan sudah berhasil menembus
dapur rekaman alias bikin album. Album perdana Thatha berjudul ‘Genah Mantep’. Biar lebih komersil, di album berisi lagu-lagu campursari itu nama Thatha diganti Vita Canniago. ‘’Ada beberapa lagu di album itu. Yang paling aku suka judulnya Isih Cilik,’’ ujar Thatha.

Thatha ini dari kecil sudah suka nyanyi. Bakatnya semakin terasah setelah dibimbing teman ayahnya yang bernama Pak Bongkring dan Pak Semi. ‘’Pastinya seneng bisa bikin album. Moga aja bisa diterima masyarakat,’’ ucap Thatha.

Walaupun namanya sudah ngetop dan ngeluarin album, Thatha nggak lantas besar kepala. Bahkan, dia mengaku masih pengen lebih intens lagi mengasah bakat yang dimiliki. ‘’Kebetulan ortu mendukung banget. Tapi, aku juga tetap fokus sama sekolah,’’ pungkas dia. (*)

Kamis, 14 April 2011

Exmud Party 2011

Exmud Party 2011 - Untuk kali ketiga, Radar Madiun ngadain Exmud Party. Penyelenggaraan kali ini dipastikan lebih heboh karena nggak cuma diadain lomba mading, tapi juga digelar Exmud Got Talent, newspaper fashion show, dan diklat fotografi bersama fotografer Jawa Pos.
(klik gambar untuk memperbesar)

Selasa, 12 April 2011

MAN 2 Ponorogo

Ada Plusnya

MAN 2 Ponorogo
Buka Jurusan Agama
KENAPA sih sekolah di madrasah? Mungkin pertanyaan itu sering terlintas di benak masyarakat. Dari segi struktural pengelolaan,
madrasah memang beda dengan sekolah umum.
Madrasah itu di bawah naungan Kemenag (Kementerian Agama). Sedangkan sekolah umum di bawah naungan Kemendiknas (Kementerian Pendidikan Nasional).
Meskipun begitu, menurut Kepala MAN 2 Ponorogo Pak Suhanto, bukan berarti kualitas madrasah kalah dengan sekolah umum. Sebab, mata pelajaran yang ada di sekolah umum juga diajarkan di madrasah. ‘’Misalnya Biologi, Kimia, Fisika, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, Bahasa Indonesia, Inggris, dan sebagainya,’’ kata Pak Hanto.
Bahkan, lanjut Pak Hanto, madrasah punya nilai plus tersendiri. Yakni, pada muatan agama Islam. Tak hanya menyangkut ibadah, tapi siswa-siswi juga diajari tentang aqidah akhlak, fiqih, Qur’dist, kitab kuning, tafsir, hingga Bahasa Arab.
Nggak salah kalau MAN 2 Ponorogo berani membuka jurusan baru yaitu jurusan agama. Pembukaan jurusan ini bukan tanpa alasan. Pihak sekolah pengen anak-anak MAN 2 bisa mempelajari aspek-aspek keagamaan yang lebih mendalam. ‘’Belajar agama tanpa pelajaran umum bagaikan orang yang lumpuh, belajar pelajaran umum tanpa agama bagaikan orang yang buta,’’ terang Pak Imam Asyhari, wali kelas XI Agama.
Banyak yang diajarkan di jurusan ini. Dan terdapat pelajaran yang mungkin terasa asing bagi siswa yang baru masuk MAN 2. Tapi setelah dipelajari dan didalami, pelajaran agama jadi mudah dimengerti. ‘’Emang, pertama masuk pelajarannya sulit banget, tapi lama-kelamaan nyenengin,’’ ucap Sukron, ketua kelas XI Agama.
Tapi jangan salah, kegiatan kesiswaan berupa ekstra kulikuler juga ada. Di MAN 2 Ponorogo, siswa-siswi bisa terlibat dalam ekskul sesuai minat dan bakat masing-masing. Mulai dari basket, bola voli, futsal, sepak takraw, taekwondo, KIR, seni musik, qiro’ah, hadroh, muhadoroh, sampai kaligrafi. ‘’Aku ikut ekstra basket di MAN sudah sejak kelas X. Seru banget, gurunya juga asyik. Jadi, nggak pernah bosen ikut ekstra basket ini,’’ kata salah satu siswa.
Program ekskul terbaru adalah GKM (Griya Karya MAN 2). Kegiatan ini meliputi teater,seni tari dan mading club. Nggak nyangka, ekskul ini ternyata disambut antusias siswa-siswi. Sekarang sudah tercatat lebih dari 100 murid gabung di GKM. (*)


Jadi Ikon, Peserta SAC Capai Ratusan
SUASANA MAN 2 pada 5 Maret 2011 lalu tampak lain dari biasanya. Puluhan siswa-siswi berseragam biru-putih hilir mudik di sekitar madrasah di Jalan Soekarno-Hatta 381 Ponorogo itu.
Ya, saat itu lagi diadain Science and Art Competition (SAC).
SAC ini bisa dibilang ikonnya MAN 2 Ponorogo. SAC adalah kompetisi sains dan seni yang diikuti pelajar SMP/MTs se-eks Karesidenan Madiun. Tahun ini SAC merupakan penyelenggaraan kali ketiga. Sedangkan temanya adalah Uji Talenta Raih Juara Demi Masa Depan.
‘’Tujuannya memberikan wadah bagi siswa-siswi SMP/MTs untuk menggali potensi sekaligus mengadu prestasi di bidang sains dan seni. Selain itu, sebagai sarana silturahmi serta melatih mental berkompetisi,’’ terang Waka Kesiswaan MAN 2 Ponorogo Pak Siswo Widodo.
Bidang yang dilombakan dalam SAC III ini antara lain IPA, Matematika, IPS, bahasa Inggris, TIK, pidato bahasa Arab, cerita Islami, qiro’ah, cerdas cermat, kaligrafi, puisi, cerpen, olahraga, dan PSC (Pramanda Scout Movement). Setiap
Menurut Pak Siswo, SAC dari tahun ke tahun pesertanya terus mengalami peningkatan. Untuk SAC yang ketiga ini peserta mencapai 412. ‘’Oleh sebab itu, even ini dijadikan agenda tahunan OSIS MAN 2 Ponorogo,’’ kata Pak Siswo.
Nggak tanggung-tanggung, kompetisi yang diikuti ratusan pelajar SMP/MTs ini memperebutkan trofi bupati, Kemenag, serta kepala MAN 2 Ponorogo dan uang pembinaan. ‘’SAC tahun ini banyak pesertanya. Tidak hanya dari Ponorogo, tapi juga ada luar kota. Namanya juga lomba se-karesidenan,’’ ujar Nur Muhammad, ketua panitia SAC III. (*)

Getol Beri Motivasi
SUPEL, santai, tapi tegas. Kata itulah yang pas untuk menggambarkan sosok Pak Suhanto, kepala MAN 2 Ponorogo. Makanya, bapak satu putra ini selain disegani, juga dikenal dekat dengan siswa maupun guru.
Bapak yang juga menjabat sebagai direktur sebuah yayasan
di Campurejo, Sambit, ini juga rajin memantau seluruh aktivitas warga MAN 2 setiap harinya. Itu dilakukannya agar semua kegiatan di sekolah berjalan disiplin dan tertib.
Pak Hanto juga tak bosan memberikan pengarahan dan motivasi pada seluruh siswa, serta selalu mengingatkan agar anak-anak MAN 2 nggak terpengaruh dengan perkembangan negatif kemajuan teknologi di era globalisasi ini. ‘’Pesan saya untuk anak-anak, belajarlah yang tekun dan carilah ilmu setinggi langit agar kelak jadi orang yang berguna,’’ pesan Pak Hanto--panggilan akrab Pak Suhanto.
Meski belum lama menjabat nahkoda MAN 2 Ponorogo, Pak Hanto sudah banyak melakukan perubahan untuk kemajuan madrasah. Mulai dari kedisiplinan siswa dan karyawan, kebersihan sekolah, sampai proses belajar mengajar.
Sebelum didapuk jadi kepala madrasah, bapak yang hobi olahraga ini menjabat waka sarana prasarana. Pernah juga jadi bendahara dan pembina Pramuka. ‘’Harapan saya bisa membangun akhlakul karimah siswa-siswi MAN 2 berdasarkan visi dan misi madrasah, serta diarahkan pada imtaq dan iptek untuk menjaga moralitas agar seimbang dengan perkembangan zaman,’’ kata Pak Hanto.
Sebagai seorang kepala rumah tangga sekaligus kepala madrasah menuntut Pak Hanto pandai-pandai membagi waktu antara keluarga dengan tugas. “Saya membuat skala prioritas. Ya harus melihat mana yang paling penting, dan itu yang saya dahulukan,’’ tuturnya. (*)


Pengen Jadi Atlet Profesional
KESEHARIANNYA religius dan kalem. Tapi di balik itu, dia cewek pemberani lho. Maklum, siswi kelas XII MAN 2 Ponorogo ini punya keahlian taekwondo. Dia adalah Nety Yuliana Pratiwi.
Kepiawaian Nety di taekwondo karena ikut ekskul di sekolah.
Di bawah asuhan sabeum Bekti, cewek kelahiran 15 Juli 1993 itu sudah mengukir seabrek prestasi. Di antaranya,
juara 3 Kejurda Junior 2009 di Surabaya, juara 3 kejuaraan antar SMA/SMK se-Jatim di Jember, dan juara 1 Kejurda Junior 2010 di Kediri.
Dia juga pernah berpartisipasi di ajang Kejurnas 2010 di Malang. Wah, hebat ya! “Aku emang seneng dengan taekwondo dan bener-bener pengen jadi atlet profesional. Bagaimana pun cara dan usahanya pasti aku lakukan” ujar Nety.
Selama bergelut di dunia olahraga, diakuinya banyak pengalaman seru yang didapat Nety. Pastinya juga banyak dapat teman baru. Soalnya, dia sering mengikuti pemusatan latihan di berbagai kota. Malah, waktu TC (training centre) di Surabaya beberapa waktu lalu, dia ketemu sama atlet-atlet dari berbagai provinsi di Indonesia. ‘’Berdoa dan selalu berusaha untuk jadi yang terbaik, tetap semangat and jaga mood saat latihan,’’ beber cewek yang gemar makan tahu tempe ini waktu ditanya kiat suksesnya.
Sekarang ini Nety juga bersiap untuk mengikuti seleksi Porprov. Meski begitu, konsentrasi cewek berjilbab ini menyiapkan diri untuk UAN juga nggak dilupain.
Nggak cuma olahraganya yang maju, anak-anak MAN 2 Ponorogo juga berprestasi di bidang akademik dan seni. Sebut saja Unnun Nafi’ah yang pernah juara 4 OSN 2009 bidang Ilmu Kebumian. Juga ada Kurrotul A’yun dan Imron Mutolib yang Sempat terjun di olimpiade fisika tingkat nasional, setelah sebelumnya meraih peringkat satu di level region.
Lain lagi dengan Seli Rosriana. Kegemarannya bermain angka mengantarnya lolos 20 besar olimpiade matematika di Malang. Seli sebelum berlaga di Malang, menduduki ranking pertama seleksi region Madiun. Sedangkan Binti Anita Masrurohpernah menggondol piala juara 1 lomba puisi se-eks Karesidenan Madiun.(*)
 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum