Pages

Rabu, 07 Desember 2011

SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun


HEBOH & UNIK

HUT Sekolah, Bikin
Fashion Daur Ulang

ADA yang heboh dan unik pada perayaan HUT SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun tahun ini. Banyak kegiatan dan lomba untuk memeriahkan ultah kali ini, seperti seni bela diri, parade band, campursari dan masih banyak lagi.
Yang paling mencuri perhatian adalah fashion daur ulang. Fashion yang ditampilkan anak Jasa Boga misalnya, dari bekas bungkus sabun atau deterjen. “Walaupun gak nyambung sama bidang keahlian kita, tapi akhirnya jadi juga gaun bikinan kami,’’ kata Miming, desainer gaun itu.
Penasaran cara pembuatannya? “Kain dibentuk sesuai pola, kemudian bungkus deterjen dicuci, dibelah, lalu dibentuk. Pola kain dan potongan bungkus deterjen dijadikan satu, dijahit dan diberi resleting. Setelah itu diberi hiasan.Waktu yang dibutuhkan untuk membuat gaun kurang lebih lima hari,’’ ungkapnya.
Lain lagi dengan Dina Mardiana yang dibantu teman-temannya. Mereka bikin gaun dari daun. Pembuatannya memerlukan kesabaran tersendiri. “Butuh perawatan ekstra agar gaun dari daun itu tetap terlihat segar, tidak pudar alias layu. Gaun ini bisa bertahan lebih dari satu minggu kalau disimpan dalam kulkas dan semprot dengan minuman bersoda,’’ ujar Dina.
Daun bahan pembuatan gaun itu nggak asal comot lho, tapi dipilih yang menyimpan cadangan air alam, warna menarik, dan nyaman. ‘’Juga yang nggak bikin kulit gatal-gatal,” terang cewek manis berkaca mata ini.
‘’Ternyata siswa kita sudah mampu dan mau memanfaatkan barang-barang yang tidak berguna, disulap menjadi gaun yang indah dan cantik, serta layak untuk dipamerkan. Produk fashion daur ulang juga membuktikan kalau siswa memiliki kreativitas yang tinggi,” ungkap salah satu panitia. (desy/ozie)

Berkesempatan Magang di Jepang

Gandeng Perusahaan
Ternama melalui BKK

SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun nggak bingung cari kerja kalau sudah lulus. Soalnya, sekolah itu punya BKK (Bursa Kerja Khusus) yang menjembatani para siswa untuk
mendapatkan pekerjaan dan memberikan informasi tentang dunia kerja.
‘’Sekolah kami bekerja sama dengan banyak perusahaan ternama. Misalnya, INKA, Astra, Cipta Kom, elektronik di Batam dan berbagai perusahaan lainnya,’’ kata ujar Bu Siam.
Bahkan, SMKN 1 Wonoasri sudah menjalin kerja sama dengan PT Japan Indonesia Asociation Economic Center atau JIAEC . JIAEC adalah perusahaan pemagangan yang menyalurkan tenaga magang (trainee) ke Jepang. So, siswa punya kesempatan magang kerja di Negeri Sakura.
Asiknya lagi, BKK nggak memungut biaya sepeser pun pada siswa. Biasanya, pengurus BKK mencari info dari suatu perusahaan yang memerlukan tenaga kerja. Astra Group, misalnya. Ternyata mereka menanggapi dan mau meneken kerja sama dengan sekolah untuk menyediakan tempat tes. ‘’Progam yang sudah berjalan selama 5 tahun ini berhasil menyalurkan 18 siswa ke PT Astra,’’ ungkapnya.
Setiap akhir tahun, sekolah menghubungi Depnakertrans agar mendapatkan sosialisasi. Melalui BKK, siswa dapat informasi dari sumber langsung, dan terhindar dari calo. Kalau pun menggunakan jasa PJTKI , tentu dipilih yang punya legalisasi sehingga ada yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Sukses SMKN 1 Wonoasri menyalurkan siswa ke perusahaan ternama membuat jurusan Teknik Pengelasan dan Kontruksi peminatnya membeludak hingga harus menambah kelas yang sebelumnya hanya satu sekarang jadi dua. (*)

Asah Kedisiplinan lewat Program Taruna
ADA program terbaru di SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun, yaitu Taruna. Program ini bertujuan membentuk karakter siswa. Di antaranya, agar punya jiwa disiplin, kerja keras, kreatif, religius, jujur, dan mandiri.
Program ini dilaksanakan setelah sekolah usai. Para anggota langsung menuju lapangan untuk latihan. Meskipun cuaca begitu terik, mereka tetap semangat untuk mengikuti latihan. Para taruna dan taruni itu mengenakan kaos latihan, celana dan sepatu PDL, ransel, kopel lengkap dengan topi.
Kegiatan yang fokus pada kedisiplinan dan kesiapan siswa di dunia kerja itu dilaksanakan sejak pertengahan Oktober lalu. Latihan berbasis semi militer itu mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Mulai dari kepala sekolah, guru, pembina, alumni, masyarakat sekitar, hingga dari anggota TNI dan Polri.
Kegiatan tidak hanya diadakan di sekitar sekolah aja, tapi juga di luar sekolah. Antara lain hutan Kebonagung, Monumen Kresek, dan Grape. Di sana peserta digembleng semi militer dengan halang rintang, survival, caraka malam, long march, bela diri militer dan masih banyak lagi.
Siswa-siswi begitu antusias mengikuti program satu-satunya dan yang pertama di Kabupaten Madiun itu. “Program ini bertujuan supaya siswa lebih disiplin dan siap untuk terjun ke dunia kerja,” ujar Pak Ainu Muhammadi, pembina ketarunaan yang juga waka kesiswaan SMKN 1 Wonoasri. “Memang hal seperti ini perlu diberikan pada siswa agar disiplin dalam bekerja setelah mereka lulus nanti,’’ imbuhnya.
Latihan taruna memiliki dampak yang begitu besar bagi para anggota. “Kegiatan ini begitu menyenangkan dan dapat melatih kedisiplinan meski tiap hari tersengat teriknya matahari,’’ kata Wulan, salah satu peserta. (abbas/soffy/arum)

Bahan Alam Bawa Erma Juara
PADA 30 September-1 Oktober lalu, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun punya gawe besar yakni lomba jawara atau seleksi siswa teladan SMK. Nah, SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun mengirimkan wakil Erma Ayu Atika. Di ajang itu, cewek berambut panjang ini presentasi pembuatan ‘Teh Daun Jati Aras’.
Pasti pada penasaran kan? Dibimbing Bu Siti Nurul CH, kepala bidang kahlihan Jasa Boga, Erma menciptakan produk minuman yang bahannya 100 persen dari alam. ‘’Bahan dari alam memang lebih bagus dikonsumsi,’’ ujar Erma.
Ini nih bahan yang digunakan : jahe, pala, cengkih, serai, dan gula merah. Kata Erma, ramuan itu gak pahit dan gak ada efek sampingnya. Teh ini memiliki khasiat melangsingkan tubuh, menghilangkan pegal-pegal, melancarkan buang air besar, dan bisa menghangatkan badan. Wow!
Rencananya, produk bikinan Erma itu akan dibawa ke balai uji Depkes agar dapat diproduksi lebih banyak dan dinikmati oleh masyarakat luas. Berkat ‘Teh Daun Jati Aras’ itu pula Erma meraih juara I se-Kabupaten Madiun. Hebat kan..!! ‘’Aku bangga, dan kegiatan ini juga menambah wawasan aku. Yang pasti aku seneng banget soalnya bebas biaya SPP 1 semester,’’ ucap Erma riang. (miming/april)

Muatan Berat No Problem
NAMA Ahmad Muzamil udah nggak asing lagi di SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun.
Cowok 17 tahun ini bisa dikatakan super dalam bidang kesenian. Nggak cuma itu aja, dia juga penggemar berat Yamaha Mio lho. Gak percaya? Tahun 2007 merupakan awal cowok berbadan subur itu menggunakan Yamaha Mio.
Motor matik itu menjadi teman setia dalam perjalanan ke berbagai tempat. Yamaha Mio memang motor yang menyedot perhatian masyarakat terutama kalangan anak muda.
Sejak menggunakan Mio, siswa kelas XI ini pun jadi lebih PD. ‘’Temen-temen mengira Mio tidak kuat menampung badan saya yang hampir 142 kilogram. Tapi kenyataannya Yamaha Mio sangat kuat, saat dikendarai di jalan menanjak sekalipun,’’ paparnya.
Menurut Jamil, Yamaha Mio punya banyak keunggulan, seperti tangguh, kuat, lincah, dan bertenaga. Desainnya pun keren dan minimalis. Cowok yang punya talenta seni itu mengaku tak ada keinginan untuk berganti motor. Hatinya udah mentok di yamaha Mio.
Muzamil punya cara jitu agar motor matiknya selalu tampil gaya dan enak dipakai. ‘’Setiap bulan sekali saya servis di diler resmi Yamaha,’’ ungkap cowok yang juga penyiar radio ini. (ifana/rida)

CREW LIPUTAN

Selasa, 06 Desember 2011

MTsN 2 Paron Ngawi

NATIVE SPEAKER

Siswa Akselerasi Belajar
bareng Bule Amrik
BANYAK cara untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Salah satunya dengan mendatangkan native speaker, seperti yang dilakukan MTsN 2 (Tsada) Paron Ngawi beberapa waktu lalu.
Native speaker itu sengaja didatangkan agar anak-anak kelas akselerasi Tsada menimba ilmu langsung dengan orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
Siapakah native speaker itu? Dia adalah Pak John, bule asal Colorado, Amerika Serikat. ‘’Kehadiran Pak John ini tidak lepas dari buah kerjasama yang baik antara MTsN 2 Paron dengan MAN Paron. Sebab, tugas utama Pak John selama dua tahun di Indonesia adalah menjadi pengajar sukarela di MAN Paron,’’ terang Bu Isnawati Rofiqoh, guru bahasa Inggris Tsada Paron.
Bu Isnawati mengatakan, awalnya meminta izin pihak MAN Paron untuk mendatangkan Pak John. Karena punya semangat yang sama, madrasah itu sangat mendukung. ‘’Alhamdulillah Pak Muljono (Kepala MAN Paron, Red) memberi kami kesempatan untuk menimba ilmu dari Pak John,’’ tuturnya.
Begitu tiba di MTsN 2 Paron, Pak John langsung mendapat sambutan hangat. Diajar bule ternyata asyik. Soalnya, diselingi games-games yang seru. Selama mengajar anak-anak Tsada, Pak John didampingi guru bahasa Inggris Bu Farida Hidayati dan Bu Isnawati.
Saking asyiknya, waktu serasa begitu cepat berlalu. Tak terasa hampir dua jam siswa-siswi MTsN 2 Paron belajar bahasa Inggris dengan Pak John. ‘’Mudah-mudahan anak-anak makin termotivasi untuk belajar lebih giat, terutama dalam pelajaran bahasa Inggris,’’ harap Bu Isnawati. (*)

Kembangkan Potensi Siswa CI+BI

Buka Kelas
Akselerasi
MTsN 2 (Tsada) Paron Ngawi mempunyai cara tersendiri untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Yaitu dengan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa (CI+BI).

‘’Perhatian khusus ini perlu diberikan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal agar menghasilkan kecerdasan yang luar biasa dan mampu berprestasi,’’ jelas Pak H. Yasin, Kepala MTsN 2 Paron.
Perhatian khusus itu diwujudkan dengan membuka kelas akselerasi (percepatan) untuk tahun pelajaran 2011/2012. Peserta didik yang bisa masuk di kelas ini harus memenuhi beberapa persyaratan. ‘’Di antaranya, rapor dari SD/ MI kelas 4, 5 dan 6, tes akademik, dan tes psikologi. Juga ada studi kelayakan seperti meminta pendapat guru, teman sebaya, dan orang tua atau wali tentang kemampuan dan kesanggupan anak tersebut,’’ ungkapnya.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, di kelas akselerasi dilengkapi berbagai fasilitas seperti ruangan ber-AC, mebelair khusus, perpustakaan mini, modul, IT lengkap, lemari es dan sebangainya. ‘’Volume kelas akselerasi maksimal 20 siswa, sistem pengajarannya fullday,’’ terang Pak Yasin.
Motivasi dibukanya kelas akselerasi berawal dari sukses Ni’ma Fitrotillah, lulusan kelas unggulan yang diterima di MAN Insan Cendikia Serpong Jawa Barat, dan banyak juga yang diterima di MA/ SMA/ SMK negeri di Ngawi dan sekitarnya.
Pak Yasin menambahkan, MTsN 2 Paron mendapat nilai akreditasi A dari BAN-P dan telah memperoleh SK penetapan dari Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur sebagai penyelenggara program kelas akselerasi. ‘’Untuk itu tingkat MTs ditempuh selama 2 tahun dan langsung bisa ikut UN. Kurikulumnya mengadopsi konsep dengan kebutuhan khusus peserta didik CI+BI yang dikembangkan dalam bentuk pengayaan dan peningkatan, serta menyelesaikan semua target kurikulum tanpa meloncat kelas,’’ paparnya. (*)

PMR Tsada Paron Berjaya

Di Ajang Jumbara
se-Kabupaten Ngawi
MTsN 2 (Tsada) Paron kembali mengukir prestasi di ajang Jumbara se-Kabupaten Ngawi yang digelar 22-25 Oktober lalu di lapangan Teguhan, Kecamatan Paron. Para penggawa Tsada berjaya di beberapa peragaan (lomba).
Di antaranya, juara I peragaan PP (Pertolongan Pertama), donor darah siswa, dan kesehatan remaja. Bukan itu saja, Tsada Paron juga menjadi kontingen terfavorit PMR Madya.
Keberhasilan skuad Tsada Paron Skuad yang beranggotakan 20 siswa memborong gelar juara tak urung disambut suka cita. ‘’Kemenangan anak-anak tidak lepas dari kedisiplinan dan ketekunan mereka dalam berlatih. Tanpa itu semua tidak mungkin bisa menjadi yang terbaik,’’ kata Pak Jumari, salah satu pembina.
Sikap disiplin yang ditanamkan para pembina PMR terlihat dalam setiap kegiatan latihan, baik latihan reguler maupun menjelang even prestisius sekaliber jumbara. Bahkan, sejak seminggu sebelum kegiatan hingga akhir kegiatan, anak-anak dilarang keras minum es, demi menjaga stamina mereka.
Selain Pak Jumari, yang terlibat intens dalam kegiatan ini ada Pak Ridlo dan Pak Nur Kholiq sebagai pendamping. Di setiap latihan maupun even lomba, mereka bertiga selalu berdiri di belakang anak-anak Tsada, sekaligus motivator. (*)

Mengenal Three Musketeers dari MTsN 2 Paron Ngawi
Pak Ridho Wibawa, Pak Nur Kloliq Tegas, Pak Jumari Disiplin

PERNAH nonton film The Three Musketeers? Film itu mengisahkan sepak terjang tiga prajurit elit pengawal raja Prancis, yaitu Porthos, Athos dan Aramis.
Semboyan terkenal mereka “all for one, one for all” (semua untuk satu, satu untuk semua).
Nah, MTsN 2 (Tsada) Paron Ngawi juga punya tiga jagoan lapangan yang all out memberikan sumbangsihnya pada sekolah tercinta. Mereka adalah: Pak M. Nur Kholiq, Pak Moh Ridlo, dan Pak Jumari.
Ketiga bapak itu merupakan pembina utama di beberapa kegiatan madrasah, seperti pramuka, PMR dan olah raga. Ketiganya merupakan kombinasi yang lengkap. Pak Ridlo terkenal dengan kewibawaannya, Pak Nur Kholiq dikenal tegas, dan Pak Jumari orangnya disiplin. Mereka adalah ujung tombak Tsada Paron di even-even outdoor. Dari sentuhan tangan mereka bertiga pula, banyak siswa Tsada yang mengukir prestasi.
Pak Ridlo yang sehari-hari mengajar pelajaran Fiqih ini sangat prihatin dengan keadaan siswa zaman sekarang yang lemah pendalaman agamanya. Bapak yang pernah menimba ilmu di Pondok As-Salam Solo ini juga prihatin generasi sekarang banyak yang tidak bisa membaca Alquran ataupun doa-doa salat. ‘’Makanya, kami sangat getol meminta siswa menghafal bacaan-bacaan salat ataupun doa-doa harian.’’ ujarnya.
Sementara Pak Nur Kholiq yang alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Bahasa Arab itu adalah sosok yang fleksibel jika berhadapan dengan para siswa. Bapak satu ini bisa menjadi sangat tegas, namun tidak jarang pula mampu membuat suasana latihan menjadi cair. Bapak dua anak ini juga piawai di bidang dekorasi dan seni kaligrafi.
Sedangkan Pak Jumari telah mengabdi selama 10 tahun di MTsN 2 Paron. Alumni Universitas Negeri Malang ini adalah sosok yang paling membumi dan kalem. Tapi di balik kekalemannya tersimpan sikap tegas dan keras. Pak Jumari senantiasa menanamkan sikap pantang menyerah di setiap kondisi.
Pun ketika Tsada Paron mengikuti kejuaraan, baik lokal maupun nasional, selalu diibaratkan perang. ‘’Harus tampil maksimal dan total, sehingga apapun yang terjadi kita tidak akan menyesalinya,’’ kata bapak yang masih single ini. ( * )

Terseret 5 Meter, Motor
Cuma Tergores Sedikit
BANYAK orang yang memakai sepeda motor Yamaha, termasuk Pak Sukamil, guru MTsN 2 (Tsada) Paron Ngawi. Guru yang biasa dipanggil Pak Kamil ini sudah sejak 5 tahun lalu memakai Jupiter Z warna merah.

Pernah suatu ketika Pak Kamil jatuh dari sepeda motornya karena berusaha menghindari kendaraan kakek-kakek dari arah berlawanan. Lantaran terlalu kencang, Pak Kamil tidak bisa mengendalikan motornya hingga sempat terseret sejauh 5 meter. Anehnya, motornya tidak apa-apa, hanya tergores sedikit. Kalau motor biasa mungkin sayapnya sudah pecah.
Menurut suami dari Bu Rini Setyowati itu, Yamaha Jupiter Z memilki banyak kelebihan. Di antaranya lebih unggul, gesit, irit, canggih, dan kualitas terjamin.
Pengalaman menggunakan kendaraan bermotor bagi bapak yang sudah 18 tahun di TsaDa Paron tentu bukan barang baru lagi.
Pak Kamil yang asal Dusun Cerme, Desa Gentong, Kecamatan Paron, itu membeli sepeda motor Jupiter Z di dealer Rajawali Motor Jalan PB Sudirman Ngawi. Bagi pria yang sudah 18 tahun mengajar di Tsada Paron ini, Yamaha Jupiter Z benar-benar sudah teruji dan setia menemani dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai abdi negara.
Dengan berbagai kelebihannya itu, tak heran kalau Pak Kamil tidak mau berpindah ke merk lain. ‘’Pokoknya, Yamaha semakin di depan,’’ ujarnya. (*)

Crew:
 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum