Pages

Rabu, 29 Juni 2011

Perwali Nomor 10/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan PPDB Kota Madiun 2011

Perwali Nomor 10/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan PPDB Kota Madiun 2011

Pasal 1
(5) Penduduk Kota Madiun adalah WNI berdomisili di Kota Madiun yang dibuktikan dengan KTP atau KK, termasuk peserta didik yang orang tuanya sering berpindah-pindah tugas karena tugas negara dan saat ini menjabat di Kota Madiun. Serta peserta didik yang orang tuanya bekerja sebagai PNS di lingkungan Pemkot Madiun.

Pasal 14
(1) Peserta didik baru yang diterima diutamakan berasal dari penduduk Kota Madiun.
(2) Apabila jumlah peserta didik baru yang diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak terpenuhi, dapat dipenuhi penduduk luar kota

Pasal 15
Pendaftaran PPDB untuk sekolah negeri tidak dipungut biaya sedangkan untuk seleksi tingkat kelompok sekolah RSBI diatur oleh kelompok sekolah yang bersangkutan

SUMBER: DINAS DIKBUDPORA KOTA MADIUN

Sekolah Pinggiran Terancam Minim Siswa | Info PPDB Kota Madiun 2011

Sekolah Pinggiran Terancam Minim Siswa | Info PPDB Kota Madiun 2011 - MESKI Perwali PPDB 2011 memprioritaskan siswa dalam Kota Madiun, ternyata sekolah pinggiran masih khawatir. Pasalnya, diprediksi siswa dalam kora akan menyerbu sekolah favorit terlebih dahulu. ‘’Kekhawatiran tetap ada dan itu memang sudah menjadi resiko sekolah pinggiran,’’ ungkap Bambang Supriyanto, kepala SMPN 14 Kota Madiun, kemarin (28/6).
Bambang mengungkapkan, dengan memprioritaskan siswa dalam kota masuk di sekolah negeri, memunculkan kecenderungan mereka memilih sekolah yang dianggap lebih berpotensi. ‘’Sekolah pinggiran nantinya hanya akan menjadi pilihan terakhir dan hal itu berarti input yang kami peroleh bisa jadi jauh dari kata standar mutu,’’ paparnya.
Padahal dibanding tahun lalu, jumlah pagu di SMPN 14 saat ini naik sekitar 30 persen. Yakni dari 155 siswa yang terbagi menjadi empat kelas, tahun ini naik hingga 192 peserta didik baru yang terbagi dalam enam rombongan belajar (rombel) dengan masing-masing kelas terdiri dari 32 siswa.
Mengingat peluang minimnya memperoleh siswa dalam kota, Bambang berencana tidak akan menggunakan sistem rangking pada PPDB hingga pagu terpenuhi. Sistem rangking nilai Unas baru akan diterapkan jika pagu sebanyak 192 siswa itu tercapai. ‘’Bagaimana mau pakai rangking, kalau siswanya tidak ada,’’ ujarnya.
Satu-satunya harapan yang membuatnya sedikit bernafas lega, yakni dengan tidak dibatasinya jumlah siswa luar kota yang hendak bersekolah di Kota Madiun. Dari poin tersebut, Bambang optimistis bisa memenuhi pagu dengan catatan siswa luar kota seperti dari daerah Jiwan, Geger serta Wungu, Kabupaten Madiun. ‘’Itupun kami harus berbagi dengan sekolah-sekolah pinggiran yang lain,’’ keluhnya.
Tidak hanya Bambang, kekhawatiran serupa juga disampaikan Joko Johar, kepala SMPN 12. Meski mengaku khawatir dengan minimnya jumlah siswa yang memilih sekolahnya, Joko tetap yakin mampu menyerap siswa luar kota. ‘’Selama ini banyak siswa luar kota yang memiliki prestasi bagus dan itu yang kami harapkan bsia menjadi input positif bagi sekolah pinggiran,’’ tegasnya. (rgl/irw)

Senin, 27 Juni 2011

SMK Negeri 1 Gemarang Kabupaten Madiun

Lulus Semua, Disambut Suka Cita
ALHAMDULILLAH. Rasa syukur pantas diucapin guru dan siswa SMKN 1 Gemarang, Kabupaten Madiun. Bagaimana tidak, sempat dihantui perasaan waswas, hasil ujian nasional (unas) tahun ini sangat memuaskan. Anak-anak kelas XII lulus semua. “Aku langsung sujud syukur setelah tahu lulus,” ujar Umi Nur P, siswa jurusan Multimedia yang berhasil masuk empat besar.
Ya, SMKN 1 Gemarang tahun ini mencatat angka kelulusan 100 persen. Selain disambut suka cita para siswa, hasil itu juga melegakan para guru. “Kita telah berhasil mengantarkan siswa ke gerbang sukses masing-masing,” ujar Pak Sunardi, kepala sekolah.
Angka kelulusan 100 persen itu, kata Pak Sunardi, menunjukkan kalo proses pembelajaran di SMKN 1 Gemarang berjalan mulus. Baik pembelajaran teori, praktik di sekolah, maupun praktik di perusahaan-perusahaan ternama.
SMKN 1 Gemarang usianya terbilang baru seumur jagung, tepatnya tiga tahun. Pemkab Madiun mendirikan sekolah ini didasari pertimbangan untuk mengembangkan daerah pinggiran.
Tahun pertama berdiri, sekolah yang memiliki jurusan Otomotif dan Multimedia ini cuma mendapatkan siswa kurang dari 100 anak. Kenyataan itu membuat semua warga SMKN 1 Gemarang berusaha meningkatkan kualitasnya. Alhasil, pada tahun kedua, siswa sekolah yang terletak 30 km arah timur Kota Madiun ini sudah melonjak dua kali lipat. Tren kenaikan itu berlanjut hingga tahun ketiga. ''Kami yakin, dengan fasilitas yang ada, siswa akan menjadi tenaga terampil unggulan,'' kata Pak Sunardi.
Optimisme juga dilontarkan kalangan industri. “Kalau bisa mempertahankan kualitas, SMKN 1 Gemarang bisa menjadi sekolah kejuruan unggulan,” ujar salah seorang news manager stasiun televisi lokal di Kediri. (*)

Pengalaman Widowati Jadi Anggota Paskibraka Provinsi

Terharu, Nangis
Pas Hormat Bendera
Siapa yang nggak bangga jadi anggota paskibraka. Itu pula yang dirasakan Widowati, siswi SMKN 1 Gemarang. Cewek penyuka film horor itu tahun lalu lolos seleksi paskibraka Jatim. Gimana ceritanya?
-------------------
TAU nggak, SMKN 1 Gemarang, Kabupaten Madiun, tahun lalu meloloskan siswanya jadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) tingkat provinsi, lho. Dia adalah Widowati, siswa kelas XI MM 2. “Gak nyangka sama sekali,” ujarnya.
Bahkan, saking terharunya, dia sampai menitikkan air mata pas penghormatan bendera. Padahal, sebenarnya nggak boleh lho, pasukan pengibar kan harus tegar.
Rasa bangga pantas dirasakan Wido-panggilan akrab Widowati. Soalnya, perjuangan untuk jadi anggota paskibraka itu tidaklah mudah, penuh perjuangan. ''Sebelumnya nggak pernah merasakan menjadi paskib. Hanya dulu pas kelas X pernah ikut paskib kecamatan,'' ungkapnya.
Nah, ketika masuk SMK, Wido memberanikan diri mengikuti seleksi. Dari seleksi tingkat kabupaten hingga seleksi provinsi di Pacitan dilaluinya dengan lancar. “Berdoa dan berusaha. Oya, jangan lupa minta restu ortu,” kata putri pasangan Paniman dan Partini ini tentang kiat suksesnya.
Sebelum beraksi di depan orang nomor satu di Provinsi Jawa Timur, Wido digembleng selama dua minggu. Tidak hanya fisik, tapi juga pengetahuan. “Sehari latihan paskib dua kali. Latihannya di grahadi (kantor gubernur, Red),” jelasnya.
Latihan dimulai jam 07.30 sampai jam 11.00. Lalu, dilanjutkan jam 14.00 sampai jam 17.30.
Malemnya, masih ada materi tentang keilmuan baris-berbaris dan kepemimpinan.
Meskipun kegiatannya padat, gadis penyuka film horor ini mengaku enjoy. “Soalnya dapat temen banyak. Makanannya juga enak-enak,” cetus Wido sambil tertawa.
Ngomong soal makanan, Wido punya cerita lucu. Ceritanya, selama ini dia kan nggak suka susu. Lha selama karantina di Surabaya, setiap makan pasti ada menu susunya. ''Terpaksa dech ditelan, walaupun agak eneg-eneg,” ujarnya.
Wido mengaku pernah dihukum push up karena keliru gerakan. Tapi semua itu terbayar lunas. Fasilitas yang diterima lumayan menggiurkan. Ada satu set seragam lengkap, kaos olahraga dan sepatu. Uang saku pun di tangan. “Apa pun bakatmu kalau dikembangkan dengan maksimal, pasti hasilnya positif,” tutupnya. (*)


Banyak Kreasi

Siswa Multimedia Ada
Tugas Bikin Film Pendek
SMKN 1 Gemarang lokasinya di perbatasan Kabupaten Madiun-Nganjuk. Meskipun letaknya ndeso di lereng gunung (Wilis), siswa sekolah ini nggak mau ketinggalan teknologi. Buktinya, anak-anak jurusan Multimedia (MM) SMK Blue-sebutan SMKN 1 Gemarang-punya kemampuan nggak kalah sama mereka yang sekolah di kota.
Anak-anak Multimedia diajarin berkreasi grafis dengan baik. Mulai dari menggambar freehand, computer, sampe editing. Nah, di sinilah banyak dituntut kepekaan seni dan tentu saja kerja keras sebagai modal utama terjun di dunia kerja nanti.
Dalam setiap pelajaran, siswa pasti dikasih tugas. Photoshop misalnya, tugasnya antara lain bikin konsep iklan layanan masyarakat. Saking sulitnya tugas, nggak jarang siswa sampai nginep di sekul buat nyelesein. “Tujuannya membekali siswa apa saja yang dibutuhkan dunia industri,” ujar Pak Bekti Ari, ketua Jurusan Multimedia.
Untuk pelajaran pertelevisian juga ada macem-macem tugas. Mulai dari bikin company profile, video klip musik, sampe film dokumenter dengan durasi 10 menitan. Naskah film itu harus dibuat sendiri dan ada akting di dalamnya. ‘’Jadi, siswa juga dituntut pintar berakting karena akan memerankan tokoh yang telah di tentukan. Mereka juga harus jeli memilih lokasi untuk pengambilan gambar,’’ ujarnya.
Nah, setiap akhir tahun karya anak-anak MM dipamerkan di sekolah. Nggak cuma dipajang, karya-karya pilihan itu dinilai. Pemenangnya dapat hadiah tertentu. “Biar anak-anak terbiasa berkompetisi,” lanjut guru yang masih lajang ini.
Kata Pak Bekti Ari, untuk mematangkan kemampuan, siswa mengikuti praktik industri di perusahaan-perusahaan besar seperti Radar Madiun, Radar Kediri, stasiun televisi lokal, dan masih banyak lagi. ‘’Beberapa di antaranya bahkan sudah menyatakan minatnya pada lulusan SMKN 1 Gemarang,’’ ungkapnya.
Selain Multimedia, SMKN 1 Gemarang yang sekarang dinahkodai Pak Sunardi ini juga punya jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Di jurusan ini banyak diajari tentang otak-atik mobil dan motor. Bagaimana menjalankan, merawat, memperbaiki maupun memodifikasinya. (*)


Mading Good, Fotografi Yahud
SMKN 1 Gemarang, Kabupaten Madiun, ternyata menyimpan potensi jurnalis jempolan. Mau bukti? Pada mading competition Exmud Party yang diadain Radar Madiun tahun 2009, tim sekolah ini berhasil meraih juara 1. ''Bangga banget,''  Umi Pratiwi, salah satu kru mading SMKN 1 Gemarang saat itu.
Pantes saja Umi dan kru mading SMKN 1 Gemarang  lainnya berbangga. Soalnya, waktu itu persiapannya terbilang mepet. Lagian sekolahnya juga baru setahun berdiri. Saking bangganya, mading bertema global warming itu pun sempat di arak di kecamatan saat karnaval tujuh belasan.
Kehebatan jurnalis-jurnalis muda SMKN 1 Gemarang nggak lepas dari adanya ekskul jurnalistik di sekolah itu. Ekskul yang berdiri pada tanggal 26 juli 2009 itu dikasih nama Ukara , singkatan dari Unen saka Gemarang. Peserta ekskul ini ngadain pertemuan tiap hari. Karya yang udah lahir pun beragam, mulai dari artikel, puisi, opini, sampe cerpen.
Nah, kemenangan di Exmud Party edisi pertama itu memotivasi anak-anak ekskul jurnalistik ikut lomba sejenis. Waktu Unmuh Ponorogo ngadain lomba mading awal tahun ini misalnya, SMKN 1 Gemarang ngirim tim ke sana. Hasilnya, mading bertema green techno itu dapet juara 2.
“Nggak nyangka banget, soalnya persiapan cuma tiga hari. kita mepet,” kata Laila Ulfa, salah satu peserta ekskul jurnalistik SMKN 1 Gemarang. “Asyik aja kalo dikejar deadline, malah bikin kecanduan…hehe. Waktu lomba itu, seluruh tim yang berjumlah enam anak ngantuk nggak keruan karena malemnya begadang,'' imbuh Christine Diny, siswi lainnya.
Nggak cuma itu, pada lomba tersebut, salah satu anggota tim SMKN 1 Gemarang menyabet juara 1 lomba fotografi. Dia adalah Nopya Listihani. Cewek penghuni kelas XI MM 1 ini mengusung foto berjudul “Menggapai Impian”.
Di foto tersebut, gadis penyuka bakso ini dengan pintar menggambarkan semangat anak-anak SD untuk sekolah. Menggunakan komposisi leading line, Nopya mengambil objek barisan anak SD lagi jalan di pematang sawah. Ditunjang pembagian horizon yang tepat, karya Nopya jadi enak dilihat. “Banyak siswa yang memiliki minat tinggi belajar fotografi. Di sekolah kami juga ada pameran karya siswa setahun sekali,” ungkap Pak Ahya, guru fotografi. (*)


Sulap Limbah Jadi Kerajinan
MENUNTUT ilmu di sekolah lereng Gunung Wilis bikin anak-anak SMKN 1 Gemarang mencintai alam.  Bahkan, pendidikan berwawasan lingkungan sengaja dimasukkan dalam kurikulum. “Kami memang ingin semua siswa bersahabat dengan alam. Tahun lalu siswi kami Umi Nur Pratiwi meraih juara 3 Putri Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun,” kata Pak Mai, guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Setiap pelajaran PLH, siswa selalu berkolaborasi dengan alam. Mulai dari bersih-bersih, menanam pohon, hingga mengembangkan biakkan tanaman khusus di green house sekolah. Mereka juga diajari bikin pupuk kandang, stek tanaman, sampe sistem kultur jaringan.
Serunya lagi, siswi diajari memanfaatkan tanaman produktif yang banyak tersebar di Gemarang. Misalnya, singkong dan mangga untuk diolah jadi kripik aneka rasa seperti rasa gadung, talas dan sebagainya. Bahkan, hasilnya sudah dijual untuk uang saku. “Ya lumayan lah, bisa buat beli alat tulis sama pulsa,” ujar Jihan Widiana, siswa XI MM 1.
Kreativitas juga ditunjukkan siswa di pelajaran seni budaya. Memanfaatkan bahan-bahan limbah, mereka bikin kerajinan yang bernilai jual. Seperti tas belanja dari bungkus deterjen, tempat pensil dari botol air mineral, dan miniatur rumah adat dari kembang tebu. “Ngerjainnya lima hari,’’ ujar Adi Ratman, siswa XI MM 1. (*)

Crew:

Rabu, 22 Juni 2011

MTsN Sidorejo, Wungu, Kabupaten Madiun

Jawara Pidato hingga Yudo

MTsN Sidorejo
Panen Prestasi
SEKOLAH boleh berada di pinggiran, tapi anak-anak MTsN Sidorejo nggak mau kalah sama siswa sekolah lain. Bahkan, tahun ini madrasah tersebut bisa dibilang panen prestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Sebut saja Dian Septiani. Siswi kelas VIIA mampu menyabet juara pertama olimpiade matematika tingkat kabupaten. Atas hasil itu, sulung pasangan Pak Muchlis dan Bu Juminah ini berhak mewakili Madiun ke tingkat Jawa Timur.
“Nggak nyangka bisa maju ke tingkat provinsi,’’ ujarnya.
Cewek berzodiak Virgo ini bilang, sebelum maju ke tingkat provinsi, para peserta diberi pembinaan di MAN 2 Madiun. “Pesertanya 10 anak yang sudah dipilih saat olimpiade tahap pertama di MTsN Bibrik” katanya.
Lain halnya dengan Riza Hana Nur Rohim. Dia jagonya pidato. Bahkan, berhasil meraih juara 1 lomba pidato Bahasa Indonesia antar-siswa MTsN se-Kabupaten Madiun. Padahal, pesaingnya banyak dan bagus-bagus.
Lucunya, putra Pak Sabarudin dan Bu Siti Romlah ini sempat keluar keringat dingin waktu menghadapi lomba tersebut, saking nervousnya. Tapi, semua itu akhirnya bisa diatasinya. “Intinya, waktu lomba kita nggak boleh minder apalagi mudah putus asa. Anggap saja di depan podium nggak ada orang” kata Riza.
Prestasi non-akademik anak-anak MTsN Sidorejo juga oke lho. Salah satunya Afrianto. Siswa kelas VII ini mampu menggondol juara III lomba yudo tingkat Jawa Timur dan berhak maju ke tingkat nasional. “Pastinya bangga  bias dapat penghargaan,  apalagi hingga maju ke tingkat nasional,’’ ujarnya.
Afri yang mulai menggeluti yudo sejak kelas IV SD itu punya kiat tersendiri biar sukses dalam perlombaan. “Latihan semaksimal mungkin dan selalu meminta doa restu ortu sebelum bertanding,’’ ungkapnya.
‘’Prestasi lain yang diraih siswa-siswi kami di antaranya di bidang pidato Bahasa Inggris, MTQ, pidato Bahasa Arab, fashion show dan masih banyak lagi,’’ imbuh Pak Budi Priyono, Kepala MTsN Sidorejo.
Nggak cuma itu, ada juga guru TIK sekolah ini yang berprestasi. Namanya Pak Winarko. Pak guru itulah yang mengarang lagu mars MTsN Sidorejo. Juga ada Bu Umi Lestari yang terpilih sebagai juara II guru teladan se-Kabupaten Madiun, serta Bu Zunaidah yang sering juara lomba seni suara. (*)


SWOT Antar Jadi Kasek Berprestasi
TAU NGGAK, Pak Budi Priyono, kepala MTsN Sidorejo, Wungu, Kabupaten Madiun, pernah dapat juara II pemilihan kepala sekolah (kasek) berprestasi yang diadain Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), lho.
Kata Pak Budi, pemilihan kepala sekolah berprestasi itu seleksinya ketat.
Ada serangkaian tes yang harus dilalui. Yaitu, tes tulis, interview, dan presentasi karya tulis yang berisikan pengalaman sebagai kepala sekolah. ‘’Karena lomba ini jarang diselenggarakan, saya tidak banyak melakukan persiapan khusus,’’ tuturnya.
Pak Budi cuma nyiapin kompetensi secara alami, yaitu mengawali dengan kegiatan analisa SWOT (Strength, Wealkness, Opportunity, Threat). Kemudian, berupaya memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman terhadap paradigma baru pendidikan, khususnya di lingkup MTsN Sidorejo.
Karya tulis bikinan Pak Budi bertema “Maksimalisasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTsN Sidorejo”. Di situ dijelasin kalau tugas pokok kepala sekolah itu nggak cuma sebagai leader, tapi juga edukator, manajer, administrator, supervisor, inovator, motivator, serta berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya.
Apa sih suka dukanya jadi pimpinan MTsN Sidorejo? ‘’Senangnya kalau murid atau guru bisa berprestasi dan berakhlak karimah atau berkarakter. Dukanya ya kalau ada murid atau guru yang agak nakal dan tidak punya motivasi. Tapi lebih banyak sukanya, kok,’’  ujar bapak yang juga dosen itu sambil tersenyum.
‘’Harus kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas,’’ kata Pak Budi waktu ditanya apa saja kiatnya menjadi kepala MTsN Sidorejo hingga madrasah yang dipimpinnya mampu meraih seabrek prestasi. (*)


Lulus, Pilih Sujud Syukur
ANAK-ANAK kelas IX punya cara tersendiri memaknai kelulusan. Mereka memilih melakukan sujud syukur, bukannya hura-hura atau aksi corat-coret baju seragam. ‘’Kami bangga karena itu (sujud syukur, Red) sesuai dengan ajaran agama,’’ kata Bu Hari Suprihatin, waka kurikulum.
Kebanggaan Bu Hari Suprihatin, juga semua warga  MTsN Sidorejo, bertambah karena madrasah ini berhasil mencatat angka kelulusan 100 persen dengan klasifikasi nilai A. ‘’Nilai yang diperoleh para siswa rata-rata 31,18,’’ ungkapnya.
Prestasi yang membanggakan itu nggak datang secara tiba-tiba, tetapi banyak pihak yang membantu dalam menyukseskan kelulusan. Juga persiapan yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum ujian nasional (unas). ‘’Untuk menyiapkan anak-anak, mulai bulan Oktober semester I sudah ada IB,’’ tuturnya.
Nah, saat mendekati hari H, jam pelajaran ditambah. IPA yang biasanya 6 jam menjadi 10 jam. Saat mulai duduk dikelas IX banyak anak yang ketakutan menghadapi ujian nasional. Para guru juga nggak bocan-bocannya kasih motivasi dan bimbingan agar anak-anak nggak nervous dan tetap semangat.
Kata Bu Hari Suprihatin, keberhasilan anak-anak MTsN Sidorejo meraih nilai ujian yang memuaskan nggak lepas dari peran orang tua. Soalnya, para ortu rajin memantau putra-putrinya di rumah. (*)


Tradisional dan Modern

Perpisahan Siswa
Kelas IX Meriah
SIAPA bilang seni hadroh tradisional nggak menarik. Anak-anak MTsN Sidorejo mampu membuktikan kalau seni itu bisa eksis dan bersaing dengan kesenian modern.
Bahkan, grup seni hadroh madrasah ini sudah sering tampil di berbagai even.
Grup seni hadroh MTsN Sidorejo juga tampil memukau waktu acara perpisahan siswa kelas IX di Tiron beberapa waktu lalu. ‘’ Seni hadroh tradisional dikembangkan di madrasah ini sejak tahun 2004,’’ ungkap pembina hadroh MTsN Sidorejo.
 Walaupun awalnya banyak kesulitan untuk melatih anak-anak hadroh, tapi guru pembimbing nggak patah semangat. ‘’Terkadang anak-anak koordinasinya agak lambat kalau dipanggil kurang cepat, tetapi alhamdulillah akhirnay berjalan lancar,’’ ujarnya.
Pengembangan seni hadroh di MTsN Sidorejo tak hanya berkutat pada skill, tapi juga variasi lagu, musik dan sebagainya. Latihannya sendiri dilakukan seminggu sekali pada waktu pengembangan diri dan jika akan tampil dalam sebuah acara.
Sekarang untuk memajukan seni hadroh di MTsN Sidorejo ini, selain yang tradisional juga ada seni hadroh modern. Dengan adanya seni hadroh modern ini diharapkan bakat-bakat anak bisa terus berkembang.
Gimana dengan anak-anak yang menyukai musik masa kini? Mereka diwadahi dalam pengembangan diri band. Waktu perpisahan anak-anak kelas IX lalu, mereka juga ikut mengisi acara dan dapat sambutan meriah. (*)


Jarak Berjauhan tapi Tetap Kompak
MTsN Sidorejo, Wungu, Kabupaten Madiun, terbilang madrasah yang unik. Sebab, madrasah ini punya dua gedung yang lokasinya berjauhan. Satu di Desa Sidorejo, Wungu, dan satunya lagi di Tiron, Nglames.
Walaupun begitu, kegiatan belajar mengajar yang di Sidorejo maupun Tiron sama-sama berjalan maksimal. Siswanya pun sama-sama mampu menorehkan prestasi membanggakan. ’’Saya sangat bangga, karena walaupun tempat mereka berjauhan tetapi sama-sama mampu berprestasi,’’ kata Pak Budi Priyono, kepala madrasah.
Walaupun terpisah jarak cukup jauh, lanjut Pak Budi, siswa-siswinya selalu kompak dan rukun. Mereka juga sering kumpul bareng dalam kegiatan tertentu seperti outbond, kemah besar, dan sebagainya.
‘’Visi madrasah kami adalah terwujudnya manusia yang beriman dan bertaqwa kepribadian, berilmu terampil dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan misinya salah satunya adalah mengembangkan pembelajaran iptek yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing dalam kemandirian,’’ tuturnya.

Sabtu, 18 Juni 2011

Daftar Pemenang Lomba Mading Xeon Exmud Party 2011

Gelaran Xeon Exmud Party 2011 telah berakhir. Ajang kreativitas pelajar yang digelar di Pasaraya Sri Ratu Madiun itu berlangsung heboh. Untuk lomba mading, inilah daftar pemenangnya.

Kategori SLTA:
Juara I: SMKN 1 Madiun












Juara II: SMAN 2 Madiun











Juara III: SMAN 6 Madiun












Juara Harapan: SMKN 1 Wonoasri












Kategori SLTP:
Juara I: SMPN 11 Madiun












Juara II: SMPN 2 Ngawi












Juara III: SMPN 1 Mejayan












Juara Harapan: SMP Pomosda Maospati













Special Award:
Mading Ter-Yamaha: SMAN 3 Madiun

Kamis, 16 Juni 2011

Xeon Exmud Party 2011 Dibuka, Pesta Kreativitas Pelajar Dimulai

Xeon Exmud Party 2011 Radar Madiun yang digelar di hall Pasaraya Sri Ratu, sore ini (16/6) resmi dibuka. Pembukaan juga dimeriahkan tim robot SMKN 1 Geger, seni dhungkrek dari SMPN 1 Mejayan. Xeon Exmud Party 2011 akan digelar hingga Sabtu mendatang. 



Selasa, 14 Juni 2011

SMA Negeri 1 Babadan Ponorogo

Bikin Bangga Sekolah
KELULUSAN SMA tahun ini terasa istimewa bagi keluarga besar SMAN 1 Babadan (Smazaba) Ponorogo. Soalnya, sekolah ini berhasil meluluskan semua siswa-siswinya alias lulus 100 persen.
Kepala SMAN 1 Babadan Bu Tutut Erliena mengatakan, angka kelulusan 100 persen itu jadi bukti kalo kualitas Smazaba nggak kalah sama SMA lain di Ponorogo. ‘’Bahkan, untuk jurusan IPS sekolah kami menempati peringkat satu. Sedangkan jurusan IPA peringkat dua,’’ ungkapnya.
So, waktu acara pelepasan 21 Mei 2011 lalu, keceriaan tergambar di wajah siswa dan keluarga besar Smazaba. Apalagi, acaranya dimeriahkan atraksi memikat yang dibawain anak-anak Smazaba, seperti paduan suara, penampilan tari, musikalisasi puisi, dan masih banyak lagi.
Setelah beberapa acara seremonial seperti sambutan wakil kelas X, XI dan XII, wisudawan wisudawati dipanggil satu persatu untuk mendapatkan tanda kelulusan. ‘’Saya menyampaikan terima kasih kepada wisudawan wisudawati yang telah mengharumkan nama SMAN 1 Babadan,’’ tutur Bu Tutut.
Kepala sekolah juga mengumumkan wisudawan wisudawati berprestasi. Juga lulusan yang telah diterima lewat jalur PMDK di berbagai perguruan tinggi ternama. Di antaranya Agung Bahrudin (Ilmu Administrasi Negara UNY), Arfa Betty M (Bisnis Pangan UB) , Elka Musyarofatunnisa (Keteknikan Pertanian UB), Zahrotus Sa’adah (Teknologi Industri Pertanian UB), Faiz Karimi diterima (D3 Teknik Pertanian UNS), Wana Prasetya (Pendidikan Jasmani UNESA), dan masih banyak lagi yang lainnya. (*)

Heroik Nan Eksotik

Ultah ke-13 Smazaba
Dirayain Besar-besaran
NGGAK terasa, SMAN 1 Babadan (Smazaba) Ponorogo sudah berusia 13 tahun. Pesta ultah ke-13 sekolah yang berlokasi di Jalan Perikanan, Desa Pondok, Babadan, Ponorogo, ini terasa istimewa karena dirayain besar-besaran dengan berbagai kegiatan.
Sebagai pembukanya adalah tarian reyog yang bernuansa heroik nan eksotik. Meskipun cuma punya sedikit waktu buat latihan, group reyog binaan Pak Lihan ini tampil memukau.
”Tjap Madjan’’. Itulah sebutan bagi pasukan reyog kebanggaan Smazaba ini. Dengan komponenpenari terdiri  warok yang gagah perkasa ,semangat para pasukan berkuda yang lincah, kemegahan sang Dadak Merak serta pesona Dewi Songgolangit dan Klonosewandono mengundang decak kagum para penonton.
Yang nggak kalah hebohnya adalah konser musik dengan guest star Supernova. Band asal ibu kota yang digawangi Angga (vokal), Randy (gitar), Galih (gitar), Dedy (keyboard), Esza (bass) dan K-Tink (drum) itu mampu menghipnotis ratusan siswa Smazaba yang menonton konser. ‘’Meriah banget. Jarang-jarang ada sekolah yang bisa bikin acara seheboh ini,’’ ujar salah satu siswa.
Saat itu, Supernova membawakan enam lagu, termasuk Sayang dan Aku Yang Akan Pergi. Hebohnya lagi, Angga kasih kejutan  dengan mengajak dua penonton naik ke panggung untuk nyanyi bareng.
‘’Kami bangga dengan kreativitas anak-anak. Semua acara peringatan ulang tahun ke-13 sekolah ini ditangani siswa kami dan segenap keluarga SMA N 1 Babadan, tanpa menggunakan jasa event organizer,’’ terang Bu Tutut Erliena, kepala sekolah. (*)

Serunya Smazaba Futsal Competition
ADA yang beda di ultah ke-13 SMAN 1 Babadan (Smazaba) Ponorogo. Untuk  kali pertama sekolah ini ngadain turnamen futsal yang diberi nama Smazaba Futsal Competition (SFC). Tempatnya di GOR Singodimejo. Sedangkan pesertanya dari SMP/MTs dan SMA/MA se-eks Karesidenan Madiun.
Meski baru pertama digelar, dari segi peserta maupun penyelenggaraan, secara umum turnamen berlangsung sukses. ‘’Semua ini berkat dukungan teman-teman, kepala sekolah, guru dan para karyawan sekolah kami,’’ kata Didik Pramono, Ketua OSIS SMAN 1 Babadan Ponorogo.
Turnamen futsal Smazaba ini berlangsung selama 8 hari, mulai 19 Februari sampai 26 Februari 2011. Suasana heboh terlihat selama kejuaraan  berlangsung. Maklum, tim yang ikut umumnya bawa supporter ke GOR untuk ngasih dukungan.
And finally, tim yang masuk final adalah SMKN 1 Jenangan dan SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Pertandingan di partai puncak ini seru banget. ‘’Juaranya SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo,’’ ujar Didik. (*)



Variatif, Britisher Pun Nggak Boring

Belajar Bahasa Inggris
lewat Smazaba English Club
BAGI sebagian siswa, bahasa Inggris mungkin dianggap momok karena sulit dipahami. Tapi, itu nggak berlaku buat anak-anak SMAN 1 Babadan (Smazaba) Ponorogo. Bahkan, sekolah ini punya komunitas pelajar yang hobi bahasa Inggris. Namanya, Smazaba English Club (SEC). 
Pembina SEC Bu Diana Finita mengatakan, suasana pembelajaran di Smazaba English Club sengaja dirancang agar siswa-siswi bisa belajar bahasa inggris dengan santai, fun, dan enjoy.  ‘’Tapi tidak melupakan tujuan utamanya dalam keseriusan belajar,’’ ujar Bu Diana Finita.
Dalam ekskul SEC ini, anak-anak berkumpul satu minggu sekali, yaitu pada hari Sabtu abis kegiatan belajar mengajar (KBM). Dan pada setiap pertemuan diajarkan materi yang berbeda-beda sehingga nggak bikin boring para britisher (sebutan bagi siswa yang ikut SEC). Misalnya, minggu pertama diajarin vocabulary, minggu kedua conversation, minggu ketiga English debate dan sebagainya. Britisher juga bisa mengajukan materi yang mau dibahas disertai alasan kenapa ingin membahas materi tersebut. Asyik kan!
Menurut Bu Diana, kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris sangat dibutuhkan di era globalisasi sekarang. Soalnya, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. ‘’Tidak menyangka peminat SEC ternyata cukup banyak,’’ tuturnya. (*)
  
Ada Seminar hingga Bedah Buku

Ekskul Kerohanian
Islam di Smazaba
DEGRADASI moral sebagian generasi muda saat ini sangat merisaukan. Maklum, mereka adalah calon penerus bangsa. Nggak ingin itu menular ke anak-anak SMAN 1 Babadan (Smazaba) Ponorogo, pihak sekolah sengaja ngadain ekstrakurikuler kerohanian Islam (rohis). ‘’Tujuannya agar siswa-siswi SMA Negeri 1 Babadan memiliki kemampuan yang berimbang, baik di bidang iptek maupun imtaq,’’ kata Pak Nurhadi Hanuri, pembina ekskul rohis Smazaba.
Kegiatan ekskul rohis di Smazaba nggak cuma seputar ibadah. Tapi juga banyak aktivitas bernuansa Islam lainnya. Mulai dari seminar, dan kajian keagamaan, hingga bedah buku. ‘’Sedangkan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat, dilaksanakan kegiatan salat berjamaah setiap hari di masjid sekolah, salat Jumat berjamaah, tadarus Alquran dan sebagainya,’’ terang Pak Nurhadi. 
Para peserta ekskul rohis, lanjut Pak Nurhadi, juga ditanamkan kepedulian sosial. Di antaranya lewat bakti sosial dengan menggalang bantuan untuk diberikan kepada fakir miskin dan anak panti asuhan. ‘’Dan, sebulan sekali kita mengadakan outbond agar badan tetap fit,’’ ungkapnya.
Menurut Pak Nurhadi, ekskul rohis ini terbukti ampuh menekan tingkat kenakalan remaja. Sekaligus menumbuhkan kedisliplinan, ketertiban, dan gairah belajar siswa. ‘’Semua ini bermuara pada suasana sekolah yang kondusif dan nyaman untuk belajar, sehingga prestasi belajar meningkat,’’ tuturnya.
Apa yang dikatakan Pak Nurhadi bukan sekadar isapan jempol. Buktinya, pada ujian akhir nasional (unas) tahun pelajaran 2010/2011, Smazaba meraih prestasi membanggakan. Untuk jurusan IPS, menempati peringkat pertama nilai rata-rata unas di Kabupaten Ponorogo. Sedangkan jurusan IPA peringkat kedua. (*)

Senin, 06 Juni 2011

SDK Santa Maria Ponorogo

Komite Getol Lakukan Terobosan
KEMAJUAN sekolah tak bisa dilepaskan dari keberadaan komite. Pun di SDK Santa Maria Ponorogo.
Komite melakukan supervisi maupun berbagai terobosan demi kelancaran proses belajar mengajar yang bermuara pada kualitas siswa maupun lembaga sekolah. “ Dengan adanya komite, segala permasalahan dapat terpecahkan,’’ ungkap Pak Denny Setiawan, Ketua Komite SDK Santa Maria.
Selain supervisi, komite juga sering memberikan masukan positif terkait sarana prasarana sekolah. Misalnya, pembangunan studio musik dan laboratorium komputer. Hasilnya di luar dugaan, belum genap setahun, komite yang di ketuai Pak Denny Setiawan itu sudah mampu menyulap SDK Santa Maria menjadi sekolah favorit di kota Ponorogo.
Tak hanya itu, kini sekolah itu memiliki lapangan basket berstandar nasional, perpustakaan yang lengkap , serta ruang unit kesehatan sekolah (UKS). “ Kami tidak ingin murid – murid sekolah sekolah ini tertinggal dalam teknologi maupun yang lainnya. Makanya kami membangun sarana prasarana tersebut,” paparnya.
Pak Denny menambahkan, dalam waktu dekat SDK Santa Maria juga akan membekali siswanya dengan program keahlian seperti kursus mandarin, drawing and art, dan tari. ‘’Juga pengembangan bakat di bidang olahraga seperti futsal, renang, dan bulu tangkis,’’ ungkapnya. (*)

Gandeng Klub Basket Sahabat
SEKOLAH mana yang punya lapangan basket berstandar nasional? Mungkin cuma SDK Santa Maria Ponorogo. Fasilitas itu dibangun bukan untuk gagah-gagahan, tapi demi mengoptimalkan bakat siswa di bidang olahraga bola basket. ‘’Agar anak didik yang punya bakat basket bisa tersalurkan dengan baik,’’ kata Pak Agung Bayu Kesowo, guru olahraga SDK Santa Maria.    
Menurut Pak Agung, adanya lapangan basket berstandar nasional itu disambut antusias siswa. Apalagi, pihak sekolah sengaja menggandeng Klub Basket Sahabat untuk melakukan pembinaan. ‘’Sekolah juga menyuport semua siswa mengikuti berbagai even basket dengan tujuan agar lebih percaya diri,’’ tuturnya.
Langkah sekolah menyalurkan bakat siswa sejak dini itu membuahkan hasil membanggakan. Banyak lulusan SDK Santa Maria yang mengantar tim sekolahnya menjuarai lomba basket tingkat karesidenan maupun kabupaten. ‘(SMP Katolik Slamet Riyadi contohnya,’’ ungkap guru yang sempat mengajar di SDK Petra Surabaya ini.
‘’Harapannya ke depan sekolah kami bisa mengadakan even basket tingkat SD se-Ponorogo. Selain untuk menjaring bibit-bibit pebasket potensial, even ini bertujuan menjalin persahabatan antar SD,’’ imbuhnya. (*)

Buka Ekskul Bahasa Mandarin
ERA globalisasi tak hanya menuntut kemampuan bahasa Inggris, tapi juga bahasa Mandarin. Nah, tahun ini SDK Santa Maria Ponorogo bakal membuka ekstra kurikuler (ekskul) bahasa Mandarin.
Ekskul bahasa Mandarin ini nggak lepas dari ide Pak Sudarsono. ‘’Adanya ekskul Mandarin diharapkan dapat meningkatkan wawasan berbahasa siswa-siswi SDK Santa Maria dalam menyambut era globalisasi,’’ ujarnya.
Kelak, lanjut Pak Sudarsono, semua siswa wajib mengikuti ekskul bahasa Mandarin ini. Pihak sekolah pun sengaja mencari guru yang berkompeten di bidang bahasa Mandarin. ‘’Pengajarnya harus fasih berbahasa Mandarin, baik lisan maupun tulisan,’’ tuturnya. (*)

Lolos Final Olimpiade Sains
PERNAH dengar olimpiade sains Kuark? Nah, siswa SDK Santa Maria Ponorogo ada yang lolos final ajang itu lho. Dia adalah Caroline Shania Santoso. Rencananya, final digelar di Jakarta 25 Juni nanti.
Kabarnya, di partai puncak nanti para finalis juga berkesempatan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Wow! ‘’Pastinya bangga bisa ketemu presiden. Dan mudah-mudahan di final nanti bisa meraih hasil terbaik,’’ ujarnya.
Kendati mampu lolos kompetisi bergengsi, tak serta merta membuat pelajar kelas 5 penyuka seafood itu merasa puas.  ‘’Aku pengin berprestasi dalam lomba IPA tingkat nasional dan internasional,’’ kata Caroline.
Sejak kecil cewek kelahiran Jogjakarta 20 April 2000 ini sudah menyukai bidang sains. Dia juga hobi baca buku dan melakukan eksperimen.  ‘’Pelajaran sains itu menyenangkan,’’ ujar putrid pasangan Pak Fredy Kurniawan Santoso dan Bu Ivone Dwiariastuti Tanaya ini.
Sementara, guru pembimbing Bu Nicodema Warsini mengatakan bahwa saat perlombaan Kuark, SDK Santa Maria mengirimkan 12 anak.
Dari jumlah itu, 6 di antaranya masuk semifinal. Yaitu, Caroline, Natasya, Leony, Evardo, Federico, dan Michael. ‘’Akhirnya Carolina yang masuk final. Rencananya, kami akan mendampingi Caroline di final 25 Juni nanti,’’ ungkapnya. (*)

Masuk 13 Besar Panjat Tebing Jatim
NGGAK rugi Baptista Brahmantia Nanda Jeharu suka berada di ketinggian. Bukan menek pohon lho, tapi olahraga panjat tebing. Siswa SDK Santa Maria Ponorogo itu beberapa kali menyabet juara even wall climbing, baik di tingkat kabupaten maupun Jawa Timur.
Untuk even panjat tebing tingkat kabupaten, Bram-panggilan Baptista Brahmantia Nanda Jeharu-pernah menyabet juara 3. Sedangkan tingkat Jawa Timur, dia pernah masuk 13 besar. ‘’Tapi aku belum puas. Aku ingin berprestasi lebih baik lagi,“ kata Bram.
Nggak salah kalo putra pasangan Pak Jeharu Paulus dan Bu Kusnandarti ini punya obsesi ikut kejuaraan panjat tebing tingkat nasional. Untuk mengasah kemampuan panjat tebingnya, dia gabung klub panjat tebing Spider Rock. “Latihannya pulang dari sekolah, jadi nggak pernah ketinggalan pelajaran,” ungkapnya. (*)

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum