Pages

Selasa, 27 Maret 2012

SMKN Pringkuku Pacitan

Targetkan Tahun Depan Dapat ISO
SMKN Pringkuku Pacitan terbilang sekolah baru. SMK ini baru berusia 8 bulan. Meski begitu, pihak sekolah sudah berani pasang target meraih ISO 2000 tahun depan. Target itu bukan tanpa alasan. ‘’Sekolah ini merupakan satu dari lima SMK se-Jawa Timur yang diproyeksikan sebagai SMK agrobisnis dan agroindustri,’’ kata Bu Sulistiyani, kepala sekolah.
Bu Sulistiyani menyebut SDM pengajar di SMKN Pringkuku 50 persen S-2. Karena pengajarnya kebanyakan sudah bergelar S-2, tradisi ilmiah pun diterapkan di sekolah ini. Setiap praktik, siswa diwajibkan membuat laporan.
Laporan dikirimkan via email dan blog. Guru pun dituntut untuk membuat satu PTK satu semester. ‘’Kami menerapkan Delapan standar pendidikan yang konsisten. Pembelajaran menggunakan sistem modern seperti penggunakan IT, bilingual, metode CTL, joyful learning, dan PAKEM,’’ tuturnya.
Meski begitu, lanjut Bu Sulis-panggilan akrab Bu Sulistiyani, pendidikan karakter tak dikesampingkan. Diterapkan pula integrasi KBM, pembiasaan diri, dan ekstrakurikuler. ‘’Kebetulan sekolah ini punya master yang tesisnya masalah pendidikan karakter, jadi sekalian diberi tanggung jawab,’’ kata Bu Lis yang pernah jadi guru teladan tingkat SMK ini.
SMKN Pringkuku menempati area seluas 3 hektare. Jumlah ruang 24. Ruang belajar ada 18, ditunjang laboratorium fisika, biologi, kimia, dan IT. Gedung sekolah yang dibangun dengan dana Rp 15 miliar dari Pemprov Jatim ini juga ada bank mininya lho.
‘’Bulan Juni nanti akan dibangun masjid, tempat parkir, dan kelengkapan sarana yang lain,’’ kata Pak Martoyo, ketua komite.
Tak urung, gedung SMKN Pringkuku mengundang decak kagum warga sekitar. “Wah, kalau masuk area gedung ini seakan seperti hotel-hotel di Malang,’’ kata Pak Ahmad Suhadi, Kepala Desa Ngadirejan, saat pertemuan Paguyuban Kepala Desa se-Kecamatan Pringkuku di ruang meeting SMKN Pringkuku beberapa waktu lalu. (*)

Belajar Menolong Sesama lewat Ekskul PMR
PASTI udah pada tau PMR kan? Nah, di SMKN Pringkuku juga ada ekskul PMR-nya lho. Lewat ekstra PMR Wira ini, siswa terampil dalam PP dan PK. Mereka juga selalu semangat saat ikut latihan. Waktu hujan sekalipun. ‘’Buat aku, selama masih ujan air, bukan ujan batu, no problem gitu looh,’’ kata Desi, salah satu anggota PMR Wira SMKN Pringkuku.
PMR Wira SMKN Pringkuku sesekali juga ngadain outbond buat ngelatih kebersamaan and kekompakkan. Jangan salah lho, anak-anak PMR nggak kalah kreatifnya sama anak-anak ekstra lain.
‘’Di PMR diajarin banyak hal selain materi-materiyang berhubungan sama obat-obatan,’’ ungkapnya.
So, ide-ide baru dan pengetahuan baru juga muncul. ‘’Pokoknya nggak bikin bosen deh, ikut PMR juga jadi nyadarin kita buat saling menolong dengan ikhlas and tahu pentingnya berkorban untuk nyawa seseorang.’’ (*)
Siswa Magang Tiga Tahun
ADA yang beda di SMKN Pringkuku Pacitan dibanding sekolah kejuruan lainnya. Untuk Kompetensi Keahlian Furniture, siswa melakoni magang selama 3 tahun. Magang hingga hitungan tahun ini merupakan ide Ketua Kompetensi Keahlian Furniture Pak Ari Setiawan.
Kebijakan tersebut sekalian memanfaatkan potensi daerah Pacitan yang banyak pengusaha furniturnya. “Kalau hanya mengandalkan praktik di sekolah, siswa kurang terampil. Prakerin pun belum bisa menjamin karena hanya tiga bulan. Jalan keluarnya ya magang,’’ kata Pak Ari.
Siswa yang saat ini sedang magang di antaranya Tri Margono dan Wiyono dari kelas X Furniture. Keduanya magang di UD Isokuiki milik Pak Muhsin, pengusaha furnitur Pringkuku. Diikuti pula Mereka berdua, pagi hari sekolah, sorenya magang.
Kadang-kadang mereka kerja lembur malam hari. “Kami senang bisa magang di tempat Pak Muhsin karena bisa belajar sekaligus dapat uang,’’ kata Margono diamini WIyono.
Waktu delapan bulan itu sudah mampu mengasah keterampilan Tri Margono dan Wiyono.Misalnya membuat gawang, pintu, dan lemari. “Makan dan tidur mereka di sini. Saya juga memberi upah layaknya pekerja lain,” kata Pak Muhsin. (*)

Bikin Snack dan Minuman
SISWA-siswi Kompetensi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) SMKN Pringkuku Pacitan tak perlu lagi minta jatah uang saku ke ortu. Soalnya, mereka sudah bisa cari uang sendiri lewat pembuatan snack dan minuman.

Snack misalnya, anak-anak SMKN Pringkuku bisa bikin keripik ketela, pop corn, dan masih banyak lagi. Sedangkan minuman, salah satunya jus buah. Produk itu dijual ke warga sekolah dan laris manis. ‘’Makanya, waktu kunjungan industri ke Malang Juni lalu, kita nggak bingung walaupun waktu itu nggak punya duit,’’ kata Urip Mega, salah satu siswa kelas X TPHP 1.
Ceritanya, sebelum ke Malang itu Mega praktik bikin kripik ketela. Lantas sama Pak Hamdan Ade’nanus, Kepala Program Studi TPHP, diminta menjual ke teman-teman, karyawan TU, dan guru-guru di sekolah. ‘’Setelah dihitung, dia dapat laba Rp 30.000,’’ ujar Pak Hamdan.
Menurut Pak Hamdan, pembuatan keripik itu membutuhkan modal Rp 60.000. Rinciannya, Rp 25.000 untuk membeli 10 kilogram ketela pohon, minyak goreng Rp 20.000, serta bumbu dan plastik Rp15.000. Setelah dijual, dapat omzet senilai Rp 90.000.
‘’Jadi, laba Rp 30.000. Itu pun masih ada sisa bahan,’’ ungkapnya. Dari analisis usaha itu, kelas X TPHP sepakat tiap Selasa sore memproduksi keripik dan menjualnya ke warung-warung.
Kelas X TPHP 2 nggak mau kalah. Setiap hari Rabu mereka bikin pop corn. Keuntungannya juga menjanjikan. Dari dua ons jagung dapat laba Rp 10.000. ‘’Modalnya jagung 2 ons Rp 7.000, mentega 1ons Rp 4.000, plastik Rp 4.000. Jadi pop corn senilai Rp 25.000,’’ urainya.
Sementara, anak-anak kelas X TPHP 3 memilih memproduksi keripik buah apel tiap hari Kamis.
Berdasarkan analisis usaha, modalnya total Rp 20.000. Rinciannya, untuk beli apel 1 kilogram Rp10.000, minyak goreng Rp 5.000, plastik R p5.000. Setelah jadi kripik buah nilainya menjadi Rp 30.000.
Kepala SMKN Pringkuku Bu Sulistiyani mengatakan, kegiatan pembuatan produk unggulan kelas itu dilakukan sore hari. Mereka memanfaatkan peralatan TPHP yang lengkap. “Itu namanya teaching factory,’’ kata Bu Sulistiyani.
Peralatan TPHP di antaranya, mesin penggoreng vacum frying berkapasitas 5 kilogram untuk menggoreng keripik buah, cool dispenser untuk mendinginkan bahan cai, dab juice ekstractor untuk membuat jus buah. Juga ada fruit cutter untuk memotong buah, mesin pembuat pop corn, mesin sari kedelai, mesin penapis untuk meniriskan minyak goring, dan masih banyak lagi mesin pengolah hasil pertanian lainnya. (*)

Ada yang Bernuansa Tradisional
ZAMAN modern nggak lantas bikin SMKN Pringkuku melupakan yang bernuansa tradisional. Buktinya, sekolah ini punya ekstrakurikuler tari. Ekskul ini diadain tiap Sabtu pukul 13.30 sepulang sekolah. Ekstra ini dilatih seorang guru pembimbing khusus tari yang mumpuni.
Anak-anak ekstra tari udah sering tampil di acara-acara sekolah lho. Penampilan mereka nggak kalah bagus sama penari-penari profesional yang udah terkenal. ‘’Senang bisa ikut melestarikan budaya tradisional,’’ kata salah satu siswi. (*)

Terapkan Disiplin Tinggi
DISIPLIN bisa membentuk karakter siswa yang bertanggung jawab. Prinsip itu diterapkan di ekstrakurikuler pramuka SMKN Pringkuku. Setiap Jumat siang usai pulang sekolah, peserta ekskul ini mengikuti kegiatan di aula sekolah.
Mereka wajib memakai seragam pramuka lengkap dan rapi. Kalau ada siswa yang nggak pakai kelengkapan pramuka, akan mendapat hukuman.
Eksklul pramuka ini dimulai pukul 14.00 dengan upacara pembukaan. Setelah itu, kakak-kakak pembimbing atau biasa disebut bantara memberikan materi pramuka. Kemudian dilanjut dengan kegiatan seperti PBB, tali temali, dan sebagainya. ‘’Astik banget ikut pramuka,’’ kata salah satu siswa.
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan serius, diadakan permainan seru bersama kakak-kakak bantara. Kegiatan biasanya ditutup dengan bernyanyi bersama dan upacara penutupan. (*)

Selasa, 20 Maret 2012

MA Fatwa Alim Tulung Saradan

Bekali Siswa dengan Keterampilan
LOKASI di daerah pinggirab bukan kendala bagi Madrasah Aliyah (MA) Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun untuk maju dan terus berkembang. Meski secara geografis agak jauh dari kota, MA satu ini punya program nggak kalah dengan sekolah unggulan di kota.


Bahkan, siswanya juga disiapkan untuk mandiri setelah lulus, melalui pemberian keterampilan yang menjanjikan. Ada otomotif, las, dan tata busana juga biasa disebut konveksi. Langkah itu didasari pula persaingan di dunia kerja yang semakin ketat.
”Saya ingin MA Fatwa Alim berbeda dengan madrasah aliyah lainnya. Tidak hanya ahli di bidang agama saja, tapi juga luas ilmu pengetahuannya dan memiliki keterampilanuntuk bekal terjun di dunia kerja nantinya,’’ ujar Pak Sucipto, kepala madrasah.
Keterampilan yang sudah berjalan selama lima tahun itu dibimbing sama guru-guru yang berkompeten dan ahli di bidangnya. Sebut saja Pak Abdul Karim, pembimbing keterampilan otomotif dan pengelasan yang juga pengusaha bengkel. Sementara, Bu Siti Sholikah, guru pendidikan keterampilan menjahit, sukses dengan usaha konveksinya.
Untuk keterampilan menjahit, karya peserta didik nggak kalah dengan designer terkenal loch. Mereka udah mampu bikin long dress dan baju-baju muslim yang keren dan bagus-bagus.
Bidang pengelasan nggak mau kalah. Anak-anak udah mampu bikin berbagai perabot, mulai dari tralis, tempat sepatu, tempat sampah, sampai papan baliho. ’’Sungguh menakjubkan karya-karya anak–anak ini,’’ kata Bu Wistri, guru kimia.
Gimana dengan bidang otomotif? Yang satu ini juga boleh dibilang maju pesat karena kebanyakan siswa sudah terampil memperbaiki dan memodifikasi motor. “Yach minimal saya sudah bisa memperbaiki motor sendiri jika ada kerusakan,’’ kata Wayut Api’i, siswa kelas XII. (*)

Jadi Wasit Voli Nasional
KEREN dan berprestasi. Itulah sosok Pak Eko Andhi Setiawan, guru olahraga Madrasah Aliyah Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun. Bahkan, di dunia voli, namanya sudah dikenal hingga level nasional. Maklum, pria kelahiran 29 Mei 1988 itu sering menjadi wasit kejuaraan nasional.
Tahun 2010 lalu, misalnya, penggemar klub Samator Surabaya ini dipercaya menjadi wasit voli Kejurda (kejuaraan daerah) Provinsi Jawa Timur di Kediri. “Kesuksesan ini dari sebuah perjalanan panjang dan berkat dukungan keluarga,’’ kata Pak Andhi.
Menjadi wasit nasional tak urung membuat Pak Andhi kerap memimpin pertandingan yang diperkuat beberapa pemain timnas Indonesia seperti Jony Sugianto, Adam, Febri, dan Bagus. “Sangat membanggakan,’’ ujarnya.
Pengalaman tak mengenakkan pun tidak luput dari memori pria yang masih lajang ini. ‘’Diprotes suporter ada pemain yang nyentuh net, tapi menurut aturan terbaru sebenarnya boleh untuk netting bawah. Pernah juga kena lemparan botol air mineral penonton,’’ ingat waka kesiswaan ini sambil tertawa.
Kepiawaian Pak Andhi jadi wasit nasional berawal dari hobinya main voli dan iseng ikut lomba antar kampung, hingga antar kabupaten. ‘’Jarak jauh bukanlah penghalang,’’ kata alumnus Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UII Madiun itu.
Sulung dari tiga bersaudara ini enggak hanya mahir dalam bidang voli aja lho. Pak Andhik juga pernah menjadi wasit renang tingkat kabupaten. ‘’Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis, kurangi minum es dan makan goreng-gorengan, sebisa mungkin olahraga satu sampai dua jam per hari,’’ tutur Pak Andhi soal tips bugarnya. (*)

Jawara berkat Join MEC
BAHASA Inggris? Siapa takut. Bagi siswa Madrasah Aliyah Fatwa Alim, bahasa Inggris seolah sudah jadi makanan sehari-hari. Maklum aja, madrasah ini punya ekskul untuk mewadahi potensi siswa di bidang bahasa Inggris, yakni MEC (Mafa English Center).
Kegiatan ini diadain dua kali dalam seminggu dan aktivitasnya pun beragam, mulai dari speech, theathre, sampai telling story. Dan yang nggak kalah seru yaitu debate competition tiap akhir semester buat anggota klub ini.
MEC didirikan awal 2010 berkat ide Pak Sucipto, kepala MA Fatwa Alim. Pembina ekskul ini bapak dan ibu guru bahasa Inggris setempat. Awalnya sih, kegiatan ini kurang mendapat respons siswa. Tapi, karena sistem belajar yang diterapkan sangat menarik, akhirnya anak-anak banyak yang join.
‘’Proses pembelajarannya juga sangat menyenangkan, banyak hiburan dan suasananya dibawa santai tapi tetap serius. Karena dengan suasana seperti ini para peserta didik yang ikut kegiatan jadi lebih mood,’’ jelas Bu Nurul Khoiriyah, pembimbing MEC.
MEC juga sudah menghasilkan prestasi. Di ajang olympic competition tingkat madrasah aliyah se-Kabupaten Madiun tahun ini, salah satu member MEC menyabet gelar juara pertama. Dia adalah Nuryanti, siswi kelas XI. Nuryanti mampu bersaing dengan delegasi madrasah lain, baik negeri maupun swasta. Hebat kan! ‘’Persiapannya banyak-banyak mengerjakan soal-soal tryout. Awal-awal menghadapi soal gemetar juga, tapi akhirnya perasaan itu hilang,’’ kata Nuryanti.
Sukses Nuryanti membuat pihak MA Fatwa Alim makin bersemangat membesarkan MEC, sekaligus menambah pundi-pundi trofi siswa-siswi madrasah ini, khususnya dalam bidang bahasa Inggris. “Siswa yang lain saya tunggu ukiran prestasinya,’’ ujar Pak Heri Kurniawan, pembina MEC lainnya. (*)

Jadi Jawara, Tetap Rendah Hati
MOMEN Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Propinsi Jawa Timur 2011 di Kota Madiun memberikan kesan mendalam bagi Eka Matris Nurjanah. Siswi Madrasah Aliyah Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun itu menyabet juara bidang lomba Musabaqah Syarhil Quran (MSQ).
Meski begitu, Matris tetap rendah hati. ‘’Apa pun yang telah kita raih harus disyukuri dan yang terpenting jangan membuat kita menjadi sombong,’’ kata Matris.
‘’Acara opening MTQ di Stadion Wilis spektakuler banget. Senang bisa berkenalan dengan kontestan dari berbagai kota di Jawa Timur dan ketemu langsung Pakde Karwo,’’ imbuh cewek yang bercita-cita jadi guru bahasa Inggris ini.
Kemampuan Matris mempuisikan terjemahan ayat suci Alquran nggak lepas dari pembiasaan agama yang ada di MA Fatwa Alim. “Muhadharah tiap Jumat, kultum usai salat dhuhur dan salat dhuha turut membentuk keterampilanku,’’ ungkap gadis 18 tahun ini.
Matris terbilang cewek multitalenta. Cewek satu ini dikenal piawai berorasi, berceramah, maupun pidato. Pengalaman organisasi dan jabatan penting yang disandangnya pun seabrek. Di antaranya presiden Badan Eksekutif Siswa (BES) 2011, ketua umum MAFA English Center (MEC), dan pradana PI ekstra pramuka 2011.
Tapi jangan salah ya, walau aktif dalam kegitan ekstra, prestasi akademiknya juga mantap punya. Dia selalu langganan jadi juara kelas.
Prestasi yang enggak kalah mentereng adalah mengikuti olimpiade bahasa Inggris tingkat provinsi beberapa waktu lalu. Tepatnya dalam acara Hari Amal Bhakti Kementerian Agama 2011 di Surabaya. ”Seneng banget rasanya,’’ ujar peraih beasiswa siswa berprestasi dari Kanwil Kemenag Jatim ini dengan senyum semringah. (*)

Gambus MA Fatwa Alim ke Layar Televisi

Wagub dan Bupati Pun
Beri Acungan Jempol

DIAM-DIAM, kegiatan siswa MA Fatwa Alim sudah menasional. Setidaknya, seni gambus madrasah ini pernah diliput sejumlah stasiun televisi nasional. Kali terakhir, tim dari Jakarta sengaja datang ke MA Fatwa Alim untuk menyiarkan secara live dari halaman madrasah. ‘’Ada pemancar siaran langsungnya dan mobil yang difungsikan untuk studio mini,’’ terang Pak Nur Habib Mustofa, salah satu pembina seni gambus MA Fatwa Alim.
Seni gambus MA Fatwa Alim sudah sering meraih prestasi lho. Antara lain juara I lomba tingkat eks Karisidenan Madiun. ‘’Juga pernah jadi delegasi Pemkab Madiun di MTQ Jawa Timur 2009 di Jember dan di Kota Madiun tahun kemarin,’’ ungkap Pak Nur.
Tak kurang Bupati Madiun Pak H. Muhtarom dan Wakil Gubernur Jatim Pak H. Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberikan acuangan jempol pada tim gambus MA Fatwa Alim saat pawai ta’aruf MTQ tingkat provinsi.
Menurut Pak Sucipto, kepala madrasah, seni gambus ini merupakan ikon MA Fatwa Alim Tulung. ‘’Walaupun bagi sebagian kalangan mungkin masih terbilang musik yang ‘asing’, tapi sudah mampu menembus kancah permusikan religi di wilayah Madiun dan sekitarnya,’’ ucapnya.
Gambus MA Fatwa Alim adalah salah satu divisi musik dari Unit Kegiatan Madrasah Seni Religius (UKM SR). Divisi lainya adalah salawat kontemporer dan qasidah. Sedangkan yang non musik yaitu qiroah, khot atau kaligrafi serta MC. Gambus sendiri merupakan musik yang menggunakan bahasa arab sebagai syairnya, tapi terkadang juga diselingi lagu-lagu melayu bernuansa religi. Ciri yang lainnya ada gitar gambus juga marawis yang menjadi instrumen khasnya. (*)

Selasa, 13 Maret 2012

TK-SD Bright Kiddie School Ponorogo

Kecil-kecil Jago Inggris
SUASANA kelas moon TK Bright Kiddie School Ponorogo pagi itu terlihat seru. Apalagi kalau bukan melihat tingkah lucu anak-anak usia 2-3 tahun yang sedang belajar menirukan kata dalam bahasa inggris.
Meski artikulasinya masih belum jelas, mereka cukup antusias menirukannya. “Misalnya kalau minta tolong ke Maam (panggilan untuk guru, Red) mereka bilang men hek mi plis (maam help me please),’’ kata Bu Rima, salah seorang guru TK Moon Bright Kiddie School menirukan celoteh muridnya.
Selain mengenal kata benda, siswa moon juga belajar mengenal instruksi dalam bahasa inggris. “Tapi bukan berarti semua percakapan di dalam kelas langsung menggunakan bahasa Inggris semua, melainkan setiap maam berbicara dengan bahasa inggris langsung kita terjemahkan,’’ ungkapnya.
Nah, dengan metoide tersebut diharapkan siswa-siswi lebih mudah dalam belajar dan memahami bahasa Inggris. Selain diajari mengenal instruksi dalam bahasa Inggris, di kelas moon ini juga diajarkan kemandirian. Contohnya pada saat setelah aktivitas pertama selesai, anak yang umumnya sudah tidak ditunggui orang tuanya itu langsung berbaris rapi untuk mencuci tangan sebelum makan. “Begitu mendengar kata ok, make a line, mereka langsung berbaris rapi untuk mencuci tangan secara mandiri,’’ ungkap Bu Rima.
Ternyata anak-anak usia dua tahun itu terbilang cepat dalam menyerap materi yang disampaikan maam. Maklum, penyampaian materi sambil bermain. “Jadi jangan sia-siakan usia emas anak-anak, berikan pengalaman yang berarti serta penanaman kebiasaan yang baik sejak dini,’’ tuturnya.
Namanya juga anak yang usianya belum genap lima tahun, tingkah dan celoteh mereka kadang terdengar lucu. “maam..liat!! belsih kan,’’ celetuk Zaki, salah satu siswa moon usai mencuci tangan. (*)

Terapkan Moral Value
KRISIS kejujuran yang melanda masyarakat akhir-akhir ini mengundang keprihatinan Bright Kiddie School Ponorogo. Tak ingin siswa-siswinya menjadi sosok tak jujur, sekolah ini menerapkan moral value yang dikemas berbeda setiap minggunya.
“Kami mencoba menerapkan setiap perilaku baik sederhana yang seharusnya dilakukan siswa sebagai wujud tepo seliro, tenggang rasa terhadap orang lain, rendah hati dan tanggung jawab,’’ papar Bu Anastasia Heni.
Menurutnya, moral value itu penting dan mendapat dukungan penuh siswa maupun orang tua murid. ‘’Anak dilatih untuk melaksanakan poin moral yang terbit pada setiap hari Senin saat upacara bendera,’’ ungkapnya.
Poin moral tersebut berupa tuntutan yang harus dilaksanakan siswa dalam satu minggu. Antara lain, saling berbagi, bertutur kata benar dan sopan, berani mengakui kesalahan, rukun dengan teman, dan sebagainya. ‘’Maka dipastikan anak melakukannya.dalam minggu tersebut. Bagi yang melanggar akan ada sanksi pencopotan reward yang telah berhasil dikumpulkan. ,Sebaliknya anak yang berhasil berjuang selama ditetapkan perjanjian maka berhak atas sebuah reward,’’ tuturnya.
‘’Tradisi ini tidaklah mudah pada awalnya, tapi karena selalu dijadikan pembiasaan perilaku maka terbentuk dengan sendirinya,’’ sambungnya. (*)

Antusias Belajar Eksperimen
PEMBELAJARAN di taman kanak-kanak (TK) pada prinsipnya dikondisikan agar murid dapat belajar dengan mudah. Dengan pembelajaran yang mendidik, diharapkan anak-anak juga dapat belajar secara mandiri.

Bahkan, siswa-siswi TK B Briht Kiddie School Ponorogo sudah dikenalkan kegiatan eksperimen atau percobaan. Misalnya, tenggelam dan mengapung melalui media telur, air, garam dan gelas.
Saking antusiasnya belajar, mereka melakukan percobaan tersebut berulang kali secara bergiliran. “Mereka antusias sekali mengamati perubahan pada telur yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air garam dan air biasa,’’ kata Bu Veronica, salah seorang guru TK B Bright Kiddie School.
Bu Veronica mengatakan, pengetahuan memang tidak hanya didapat melalui pembelajaran kognitif seperti membaca, menulis dan berhitung. Melainkan juga dapat diperoleh melalui percobaan-percobaan sederhana yang bahannya begitu mudah didapat di lingkungan sekitar.
‘’Melalui aktivitas ini diharapkan siswa-siswi TK B Bright Kiddie School Ponorogo lebih aktif, kreatif dan produktif dalam pembelajaran yang mendidik sesuai dengan usia dan pikirannya sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna,’’ urainya.
“Kegiatan tersebut diharapkan mampu mengkonstruksi pengalaman belajarnya serta memanfaatkan pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sehari-hari sesuai dengan usianya”, imbuhnya. (*)

Tantang Kreativitas Bikin Baju Daur Ulang
HUT ke-5 Bright Kiddie School Ponorogo dipastikan heboh. Pasalnya, sekolah ini menggelar berbagai lomba bertajuk Bright Kiddie’s Competition 2012 “Go Green” se-Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Kompetisi yang akan diselenggarakan 28-31 Maret 2012 ini terdiri lomba matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris (TK), dan fashion show recycle untuk siswa PG, TK dan SD kelas 1-3.
Sesuai dengan temanya, peserta lomba fashion show diharuskan memakai busana semi modifikasi bahan daur ulang seperti aksesoris dari bungkus deterjen, plastik bekas minuman, koran dan sebagainya. ‘’Dengan adanya kompetisi ini, kami ingin mengajak anak-anak untuk peduli pada kelestarian lingkungan hidup sejak dini,’’ kata Bu Yua Chrisna, ketua panitia.
Peserta dengan kostum paling kreatif dan menarik, lanjyt Bu Yua Chrisna, akan dipilih menjadi juara best costum. ‘’Acara puncak sekaligus penyerahan piala bagi para juara akan dilaksanakan pada hari ke-4,’’ tuturnya. (*)

Jawara se-Karesidenan
TANGGAL 29 Januari lalu menjadi hari yang menggembirakan bagi SD Bright Kiddie Ponorogo. Pasalnya, salah satu siswanya menjuarai olimpiade aritmetika se-eks Karesidenan Madiun kategori kelas 1 dan 3 SD.
Rasa cemas sempat tersirat di wajah wakil SD Bright Kiddie karena ini pengalaman pertama mengikuti olimpiade aritmetika. Begitu jam menunjukkan puluk 10.00, semua peserta lomba masuk ruangan dan mencari meja dan nomor masing-masing.
Tak lama kemudian lomba dimulai. Para peserta diminta mengerjakan 50 soal dalam waktu 15 menit. Tim SD Bright Kiddie pun harap-harap cemas menunggu pengumuman pemenang. Selama menunggu pengumuman, mereka sempat jalan-jalan di sekitar lokasi olimpiade.
Kecemasan itu berubah lega saat mengetahui siswa SD Bright Kiddie mampu meraih juara. Angela Melia Gunawan meraih peringkat ke-2 kategori kelas 1 dan peringkat pertama disabet Bertrand Geraldo Tjahyadi. Sedangkan pada kategori kelas 3 SD, Fico enempati urutan delapan.

Selasa, 06 Maret 2012

SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun

Asah Skill, Gandeng RSUD Caruban
TERJUN ke dunia kerja, teori saja nggak cukup. Itu disadari betul oleh SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun. Makanya, selain memberikan porsi praktik di sekolah yang cukup bagi siswanya, institusi kesehatan pun digandeng.
Sekolah kejuruan yang dinahkodai Pak Deny Utomo itu bahkan sudah menjalin kerja sama dengan RSUD Caruban selama 3 tahun untuk praktik kerja lapangan. ‘’Siswa baru pun sudah dipersiapkan untuk terjun langsung,’’ kata Pak Deny.
Ke depan, lanjut Pak Deny, SMK Kesehatan Green Putra Medika akan lebih banyak lagi menjalin kerjasama dengan instansi kesehatan lain untuk mempertajam skill siswa.
Nggak beda dengan sekolah kejuruan lainnya, SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun punya beberapa kompetensi keahlian. Yaitu, bidang keperawatan, farmasi, dan analis kesehatan.
Bidang keperawatan, kata Kepala Program Keahlian Keperawatan Bu Suci Laningtyas, punya prospek menjanjikan di dunia kerja. Itu seiring kebutuhan tenaga perawat yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
‘’Di jurusan ini siswa bisa mengetahui bagaimana proses asuhan bagi pasien di rumah sakit. Misalnya terapi pada pasien yang dalam proses penyembuhan karena diagnosanya beda-beda,’’ ungkapnya.
Beda dengan bidang farmasi. Di situ, siswa bergelut dengan racik-meracik obat dan bikin resepnya. ‘’Semua orang yang merasa sakit pasti ingin sembuh dan itu membutuhkan obat. Ilmu meracik obat itu sangat mengasyikkan, walaupun butuh kesabaran dan ketelatenan,’’ tuturnya.
Prospek menjanjikan juga berlaku bagi siswa jurusan analis kesehatan. Mereka punya peluang kerja cukup besar misalnya di laboratorium yang tersebar di berbagai kota. ”Semua bidang itu kami ajarkan dengan lebih banyak parktik, sehingga siswa sudah siap ke depannya,’’ terang Bu Suci.
Menurut Bu Suci, lulusan SMK kesehatan punya peluang besar bekerja di institusi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, apotek dan sebagainya. ‘’Untuk perawat, kebutuhan di rumah sakit dan puskesmas masih terbuka lebar. Bidang analis kesehatan juga dibvutuhkan laboraturium kesehatan maupun pabrik yang mempunyai bidang analisis kesehatan dampak lingkungan,’’ urainya. (*)

Pramuka hingga Futsal
WALAUPUN terbilang sekolah baru, ekskul SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun cukup lengkap lho. Ada pramuka, PMR, juga futsal. Untuk pramuka, latihannya diadakan setiap Jumat setelah pulang sekolah. ‘’Mulai baris berbaris, semaphore, mendirikan tenda dan sebagainya,’’ ungkap Bu Cici, pembina pramuka.
Kedisiplinan sangat ditekankan dalam kegiatan pramuka. Sanksinya pun tegas buat yang melanggar.”Sanksinya memang tegas. Jika melanggar beberapa kali maka orang tua murid akan kami panggil. Tapi sejauh ini tidak ada yang melanggar karena anak-anak sudah sadar pentingnya disiplin,’’ kata Bu Cici.
Selain mengasah kedisiplinan di sekolah maupun luar sekolah, kegiatan pramuka juga bisa memupuk rasa kebersamaan dan kekompakan di antara siswa.
Pramuka SMK Kesehatan Green Putra Medika sudah sering mengikuti kegiatan. Bahkan, waktu HUT Pramuka ke-50 di Klecorejo 14 Agustus 2011, mereka dapat juara 1 stan bazar terbaik.
‘’Senang banget, karena awalnya nggak menyangka,. Maklum sekolah lain tenda dan stannya bagus-bagus. Kami menjaga stan kami agar tetap bersih dan tertata rapi. Memang cukup melelahkan, tapi hasilnya sangat memuaskan.Inilah manfaat kedisiplinan dalam kegiatan pramuka,’’ ucap Fitria Wulandari, salah satu siswi yang ikut kegiatan itu.”
Selain pramuka, SMK Kesehatan Green Putra Medika punya ekskul futsal. Peserta ekskul ini latihan setiap Senin di sekolah. (*)

Diajari Penyembuhan lewat Hypnoteraphy
HYPNOTERAPHY sekarang makin banyak digunakan dalam proses penyembuhan penyakit seperti migrain, rematik, osteoporosis dan masih banyak lagi.
Tau nggak, hypnoteraphy itu juga bisa untuk menyembuhkan gangguan psikis seperti phobia gelap, jarum suntik, benda tajam, dan sebagainya.
Nah, waktu MOS di SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun, siswa baru diberi pelatihan hypnoteraphy. Pihak sekolah sengaja mendatangkan salah satu ahli hypnoteraphy Pak Imam Fathoni sebagai narasumber. ‘’Anak-anak senang sekali mendapatkan pelajaran baru, hypnoteraphy ini,’’ ucap Bu Desi, wakasek.
Di bawah bimbingan Pak Imam Fathoni, siswa diajari bagaimana caranya mensugesti orang lain untuk menghilangkan phobia-nya. Hypnoterapi ini butuh konsentrasi tinggi lho. Soalnya, harus berkomunikasi dengan pasien secara pelan dan tertata. Selain itu, menuntut kesabaran tersendiri karena karakter pasien berbeda-beda.
Tahap-tahapan hypnoteraphy antara lain typing di titik-titik tertentu tubuh manusia lewat sugesti. Hypnoteraphy ini bisa menghilangkan rasa takut. Misalnya ketakukan waktu mau dioperasi karena melihat jarum suntik, pisau bedah atau alat cabut gigi.
‘’Nah disinilah peran hypnoteraphy. Semua ketakutan itu akan lenyap dan tentunya bisa membuat rileks. Dijamin selanjutnya sembuh dari ketakutannya itu.
Dari pelatihan itu, anak-anak SMK Kesehatan Green Putra Medika sudah pada pintar melakukan penyembuhan lewat hypnoteraphy. Mereka juga sering ke lingkungan luar untuk mempraktikkan sekaligus membantu masyarakat sekitar.
‘’Semakin banyak yang bisa maka semakin banyak membantu orang,’’ tuturnya. ‘’Awalnya mereka datang dengan berbagai macam keluhan penyakit. Setelah kami hypnoteraphy, semua keluhan itu hilang dan mereka sangat berterimakasih,’’ tambahnya. (*)

Humoris sekaligus Tegas
NAMA lengkapnya Pak Deny Utomo. Kepala SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun ini dikenal humoris tapi juga tegas kepada siswa. Bapak satu ini juga punya banyak ide brilian untuk memajukan sekolah.
Salah satunya pembangunan gedung baru. Master plan tersebut akan segera direalisasikan secepatnya, mengingat peminat SMK kesehatan cukup tinggi. ”Kalau punya gedung sendiri rasanya lebih enak dan kreativitas otomatis akan berkembang,’’ kata Pak Deny. Pria yang hobi sepak bola itu selalu mengajarkan kepada siswa pentingnya semangat belajar. Apalagi, lulusan SMK kesehatan sangat dibutuhkan. ‘’Kami optimistis keberadaan SMK kesehatan memberi keuntungan bagi generasi muda dalam membangun daerah’’ tambahnya. (*)

Sabet Juara Favorit se-Jatim
NGGAK sia-sia tim SMK Kesehatan Green Putra Medika Madiun jauh-jauh ke Surabaya mengikuti lomba PMR se-Jatim 12 Februari 2012 lalu. Mereka mampu menyabet juara favorit untuk kategori pertolongan pertama.
Hasil itu pastinya membanggakan banget. Apalagi, ajang tahunan tersebut diikuti sekolah-sekolah favorit se-Jatim. Tapi berkat bimbingan dari Bu Desi Kusumaningtyas, Bu Hidayatun Nikmah, Bu Cici dan Bu Suci Laningtyas, tim SMK Kesehatan Green Putra Medika tetap semangat dan optimistis. ”Kami ingin membuktikan bahwa sekolah kami bisa,’’ kata Bu Desi.
Sebelum mengikuti lomba, lanjut Bu Desi, tim SMK Kesehatan Green Putra Medika intens mengikuti latihan dari PMR Kabupaten Madiun. ‘’Dengan latihan itu skill anak-anak bertambah. Juga tambah percaya diri walaupun harus bertanding dengan sekolah lain se-provinsi,’’ tuturnya.
Lomba PMR itu sendiri berisi materi penyuluhan masyarakat tentang tanaman obat keluarga (toga), pertolongan pertama pada kecelakaan, serta keperawatan keluarga seperti pemberian obat, cara mengganti seprei dan sebagainya. ‘’Partisipasi anak-anak dalam lomba itu menambah mantap mental mereka untuk mengikuti lomba-lomba berikutnya,’’ ujarnya.
 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum