Pages

Selasa, 15 Mei 2012

SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun

Bidik Adiwiyata Mandiri
SEKOLAH Adiwiyata seolah jadi trending model dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Pun SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun, sejak beberapa tahun terakhir sekolah di Jalan Panglima Sudirman Caruban ini getol menata lingkungannya demi meraih predikat bergengsi itu.
Nggak sia-sia, tahun 2009 sekolah yang berdiri pada 1965 itu berhasil melalui berbagai tingkatan sekolah Adiwiyata. Mulai dari kabupaten, provinsi, sampai nasional. Dan sekarang, SMAN 1 Mejayan sedang membidik predikat Adiwiyata Mandiri. Pada 7 hingga 24 Mei lalu, tim dari Jakarta melakukan visitasi langsung ke sekolah. ‘’Adiwiyata bertujuan mulia, yaitu meningkatkan jiwa cinta lingkungan,’’ kata Pak Suparyo, wakasek Kesiswaan SMAN 1 Mejayan.
Berbagai upaya pun dilakukan SMAN 1 Mejayan. Yang terbaru, sekolah membentuk green police (GP). Personel GP itulah yang bertangung jawab mendorong warga sekolah berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan. ‘’Semua pihak harus berperan aktif dan partisipatif dalam menjaga lingkungan sekitar,’’ tuturnya.
Di sisi lain, SMAN 1 Mejayan juga memberi kesempatan bagi sekolah lain untuk studi banding seputar pengelolaan lingkungan. Nggak itu saja, SMAN 1 Mejayan berobsesi menjadi bagian dari Asean Green School. ‘’Rencana ini akan dimatangkan secara optimal setelah Adiwiyata Mandiri tercapai. Karena itu, mari kita merapatkan barisan untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan,’’ ajak Pak Suparyo. (riska/bagus)

Sulap Sampah jadi Barang Bernilai Ekonomi
BAGI sekolah calon Adiwiyata Mandiri seperti SMAN 1 Mejayan, sampah merupakan musuh terbesar yang wajib ditangani setiap harinya.
Salah satunya dengan kreativitas mengolah sampah. Lewat metode 3R (reuse, reduce, recycle), sampah mampu diolah menjadi barang unik dan bernilai ekonomi.
Bahkan, metode reuse mampu mengantar wakil SMAN 1 Mejayan menyabet juara Putra Putri Lingkungan Hidup 2010-2011. Contohnya menjernihkan air yang tidak layak menjadi air yang layak pakai. ‘’Sampah seperti dedauanan bisa diolah menjadi pupuk. Begitu pula sampah alat tulis,’’ tutur Ketua OSIS Aisyah Putri Lestari.
Ruang galeri Smasa pun dipenuhi karya siswa dari bahan limbah. Salah satunya guci yang terbuat dari limbah kertas. ‘’Ada rencana ingin membuat pupuk cair dari sampah alam. Yang sudah terealisasi yaitu pupuk padat yang biasa dipakai teman-teman merawat tanaman di lingkungan sekolah. Pupuk yang telah diproduksi sebagian dijual ke masyarakat,’’ imbuh Aisyah. (*)

SPAK Diserbu Calon Siswa
TAU gak, untuk bisa menempuh pendidikan di SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun bisa dilakukan lewat jalur Seleksi Prestasi Akademik dan Kemampuan (SPAK).
Pendaftar SPAK tahun ini mencapai 463 siswa SMP/MTs. Sayang, harus ada yang tereliminasi karena kuotanya cuma 160 untuk 6 kelas.
Tahun sebelumnya, jalur SPAK hanya membuka 5 kelas. Ini menunjukkan kalau SPAK dari terus berkembang. ‘’Tujuan dibukanya SPAK adalah agar SMAN 1 Mejayan memiliki input yang unggul. Juga untuk mengurangi beban siswa SMP/MTs pasca UAN, tidak perlu cemas ke mana mereka akan melanjutkan pendidikan,’’ terang Pak Agus Sugiarto, penanggung jawab SPAK yang juga Wakasek Kurikulum SMAN 1 Mejayan.
SPAK tahun ajaran ini sudah dilakukan pada 1 April lalu, dan tiga hari kemudian diumumkan rankingnya. Tapi, nama-nama yang diterima baru dibeber setelah pengumuman kelulusan. ‘’Yang tidak diterima masih bisa mendaftar lagi melalui jalur regular,’’ ujarnya.
Kata Pak Agus, pihaknya sengaja menerapkan seleksi ketat dalam SPAK. Di antaranya, calon siswa harus menduduki ranking 1-10 kelas non unggulan dan peringkat 1-20 untuk kelas unggulan.
Dampak positif SPAK, lanjut Pak Agus, adanya peningkatan prestasi SMAN 1 Mejayan, baik akademik maupun non akademik. Dengan input yang baik, outputnya pun baik pula. Pada tahun ajaran 2010/2011, misalnya, dari total 245 siswa, 193 di antaranya keterima di perguruan tinggi negeri. (lucky/wulan)

Terinspirasi Pecel Pincuk
PECEL pincuk khas Madiun menginspirasi Lovelyta Syntia Putri menciptakan corak batik yang unik.
Yang bikin bangga lagi, karya siswi SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun itu meraih peringkat 5 lomba desain batik tulis tingkat Provinsi Jatim. ‘’Aku pilih pecel karena merupakan salah satu ikon Madiun selain dongkrek dan brem,’’ kata Love-panggilan akrab Lovelyta Syntia.
Love mengaku nggak nyangka bisa masuk 5 besar. Soalnya, itu merupakan pengalaman pertama dia bikin desain batik. Apalagi, persiapannya cuma tiga hari. ‘’Alhamdulilah bisa meraih 5 besar,’’ ujar cewek yang punya hobi melukis ini.
Dia berharap, lewat desainnya itu bisa memperkaya motif batik, sekaligus melestarikan makanan khas Madiun pecel pincuk. ‘’Mudah-mudahan batik makin digemari semua kalangan masyarakat,’’ harapnya. (via/erlyn)

Tunggu Sertifikat ISO
BANYAK sekolah yang membidik sertifikat ISO. Tak terkecuali SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun. Maklum saja, ISO ibarat jaminan mutu bagi sebuah lembaga pendidikan.
‘’ISO adalah suatu bentuk standarisasi yang diakui secara internasional, misalnya aspek administrasinya,’’ terang Pak Agus Supriyatno, kepala SMAN 1 Mejayan.
Tahun ajaran 2011/2012, SMAN 1 Mejayan memprogramkan sebagai tahun ISO, selain tahun Adiwiyata Mandiri. Upaya sekolah ini mengejar sertifikat ISO seiring dengan target Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Madiun bahwa tahun 2014 nanti semua SMA harus sudah ber-ISO. Hal itu sempat diungkapkan Kepala Dindik Pak Suhardi dalam sambutannya di depan wali murid SMAN 1 Mejayan saat penerimaan siswa baru.
Pak Agus Supriyatno menuturkan, penilaian ISO meliputi berbagai aspek. Mulai dari kelengkapan mengajar, silabus, RPP yang berketentuan ISO, teknik mengajar, maupun komponen-komponen sekolah lainnya yang di-ISO-kan. ‘’Predikat sekolah ISO ini akan meningkatkan mutu sekolah sebagai sekolah yang diakui di lingkup internasional. Setiap lima tahun sekali program ISO harus selalu diperbarui dan akan dinilai oleh tim pusat tentang masih layak atau tidaknya predikat sekolah ISO diberikan kepada sekolah yang bersangkutan,’’ ungkapnya.
“Sekolah kita tinggal menunggu sertifikat ISO saja. Untuk penilaian dari tim sudah dilaksanakan jauh hari,’’ imbuh Pak Agus Sugiarto, wakasek Kurikulum SMAN 1 Mejayan. (luky/wulan)

Bikin Es Manisan sampe Minyak Rambut

Temuan KIR SMAN 1
Mejayan Revolusioner
SIAPA bilang KIR hanya milik pelajar di kota. SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun nggak mau kalah lho.
Sekolah ini juga punya KIR yang dikenal dengan sebutan Kaisar, singkatan dari Karya Ilmiah Remaja Smasa Revolusioner).
Temuan anak-anak Kaisar memang revolusioner. Mulai dari es manisan yang terbuat dari kulit semangka, sampai jamu yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Es manisan itu pernah ikut lomba tingkat provinsi. Sedangkan jamu yang diberi nama Ampuh Panca Sakti itu sempat dipamerkan waktu Gubernur Jatim Pak Soekarwo berkunjung ke Kaliabu. ‘’Sebelumnya diberi nama jamu 3 in 1, namun rasanya nama itu kurang sesuai,’’ kata Bu Djaini, pembina KIR SMAN 1 Mejayan.
Anggota Kaisar juga bekerjasama dengan OSIS dan beberapa guru kimia lainnya bikin parfum dan minyak kayu putih dari sari melati. Bunga yang harum baunya itu disulap menjadi berbagai formula bermanfaat. Antara lain minyak angin, balsam, dan minyak rambut.
Temuan mereka dipamerkan di acara peringatan Hardiknas di Stadion Pangeran Timoer Caruban 2 Mei lalu. ‘’Kegiatan ilmiah ini kita lakukan karena ingin menciptakan sesuatu yang baru untuk sekolah tercinta,’’ terang Vina, salah satu anak OSIS. (floren)

CREW LIPUTAN:

Selasa, 08 Mei 2012

SMP Muhammadiyah 5 Ngawi

TAK SEKADAR BELADIRI
SMP Muhammadiyah 5 Ngawi punya banyak ekskul. Salah satu yang jadi favorit siswa adalah
Tapak Suci (TS) Putera Muhammadiyah.
Ekstrakurikuler bidang seni beladiri ini merupakan ciri khas sekolah di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah.
Anak-anak ekskul TS SMP Muhammadiyah 5 Ngawi sudah sering meraih prestasi. Antara lain di even yang digelar IPSI Kabupaten Ngawi. Pada Invitasi Tapak Suci se-Karesidenan Madiun di Unmuh Ponorogo 2010, tim Padmanaba- SMP Muhammadiyah 5 Ngawi-menyabet juara umum III. Pada Olimpiade Pelajar Muhammadiyah (OPM) Februari lalu, tim sekolah yang punya moto “The Real Islamic Scholl for The Bright Future” ini menjadi juara umum.
Hari ini (8/5), duta Padmanaba akan berangkat ke Kota Reog untuk mengikuti invitasi Tapak Suci yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ’’Tapak Suci tidak sekadar ekstra bela diri, tetapi juga mengandung nilai keimanan dan penyempurnaan akidah bahwa tiada kekuatan kecuali izin Allah SWT,’’ ungkap Pak Suyanto, salah satu pendekar TS di SMP Muhammadiyah 5 Ngawi. (*)

Malah Semakin Berkembang
MASIH ingat kantin kejujuran (kajur)? Jika di sekolah lain banyak yang gulung tikar, kajur SMP Muhammadiyah 5 Ngawi tetap eksis.
Bahkan, semakin berkembang dari waktu ke waktu. Itu tak lepas dari komitmen siswa-siswi sekolah ini mengedepankan kejujuran.
”Melihat tumpukan makanan yang lezat tanpa ditunggui pedagangnya, bagi orang lain mungkin tergoda orang untuk tidak jujur. Tapi berkat nasehat dari guru dan kesadaran bahwa Allah itu Maha Melihat, kami semua bisa jujur,’’ kata Hariayanto, siswa kelas 7C
Memang, jujur itu seharusnya bukan karena orang lain, tapi karena ada niat dan tekat dari dalam diri sendiri. Itu pula yang terpatri kuat di benak warga SMP Muhammadiyah 5 Ngawi. “Dengan tingkat kejujuran siswa yang tinggi, kami optimistis kajur di sekolah ini terus berkembang, ‘’ ujar Bu FaritaLina R, penanggung jawab kajur SMP Muhammadiyah 5 Ngawi. (*)

Borong 26 Piala, Sabet Juara Umum
PELAJAR sekolah di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah punya even olimpiade yang dikenal dengan sebutan OPM (Olimpiade Pelajar Muhammadiyah).
OPM se-Kabupaten Ngawi tahun ini diadakan 24-26 Februarilalu di Perguruan Muhammadiyah Ngawi yang juga merupakan kompleks Pondok Pesantren Muhammadiyah Ulil Albab.
Cabang olah raga yang dipertandingkan dalam OPM kali ini antara lain bulu tangkis, futsal, pencak silat, dan tenis meja. Sedangkan perlombaan bidang seni di antaranya pidato tiga bahasa, baca puisi, majalah dinding (mading), dan paduan suara. Juga ada lomba matematika, sains, dan Ismubaris (Al-Islam Kemuhammadiyah dalam bahasa Arab dan Inggris).
Tau nggak, pada ajang Olimpiade Pelajar Muhammadiyah ITU, SMP Muhammadiyah 5 Ngawi keluar sebagi juara umum dengan memborong 26 piala. Amazing!
‘’Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin oleh majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ngawi. Tujuannya menggali bibit–bibit pelajar berprestasi di kalangan Muhammadiyah yang nantinya akan diikutkan dalam kompetensi di tingkat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur,’’ kata Pak Salimoel Amien, ketua majelis Dikdasmen PDM Ngawi saat pembukaan OPM.
‘’ Selain itu, juga sebagai ajang silahturrahim antar pelajar, guru, maupun pengelola sekolah sebagai wahana tukar pikiran, tukar pengalaman demi memajukan pendidikan di kalangan Muhammadiyah,’’ imbuhnya. (*)

Bahasa Arab jadi Mapel Wajib

Juga Punya Program
One Day One Ayat
SISWA SMP Muhammadiyah 5 Ngawi sudah pada pintar Bahasa Arab lho. Maklum, di sekolah itu Bahasa Arab masuk dalam mata pelajaran (mapel) wajib bagi siswa mulai kelas 7 sampai kelas 9.
Langkah pihak sekolah menjadikan Bahasa Arab menjadi mata pelajaran wajib juga tak lepas dari prinsip man jadda wa jadda (siapa bersungguh-sungguh mendapat) dan man sobaro dhofiro (siapa bersabar beruntung).
Nggak rugi sekolah memasukkan Bahasa Arab sebagai mapel wajib. Banyak siswa SMP Muhammadiyah 5 Ngawi yang mengukir prestasi. Bahkan, juara I lomba pidato Bahasa Arab putra dan putri di Olimpiade Pelajar Muhammadiyah (OPM) tahun ini diborong wakil sekolah itu. Yakni, Nikmah Rima D dan Ibnu Mas’ud F.
Tak hanya itu, SMP Muhammadiyah 5 Ngawi juga punya program “One Day One Ayat’’. Maksudnya, setiap menghafal satu ayat Alquran. Pencetus program ini adalah guru Bahasa Arab sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Ulil Albab Ustadz Wakhid. ‘’Program ini cukup efektif. Dengan metode ini diharapkan tiap siswa mampu menghafal dalam satu tahun dua sampai tiga juz,’’ terang Pak Hadi Mustofa, kepala sekolah. (*)

Sekolah sekaligus Mondok 
ADA yang beda di lingkungan SMP Muhammadiyah 5 Ngawi.
Siswa-siswi sekolah di Jalan K.H. Ahmad Dahlan ini menuntut ilmu seperti pelajar umumnya, sekaligus mondok di Pondok Pesantren Muhammadiyah “Ulil Albab” di kompleks sekolah.
“Pondok ini didirikan untuk mencetak kader-kader bangsa, calon-calon pemimpin umat,’’ terang Pak H. Gunadi Ash Cidiq, pimpinan pondok yang juga ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi.
Para santri tidak hanya ngaji Quran atau memperdalam agama saja lho. Untuk mendukung pembelajaran, mereka diwajibkan memiliki laptop. Dengan sarana itu, mereka bisa mengakses internet sehingga memiliki pengetahuan yang luas. Asal tau aja, aktivitas santri dan santriwati juga dikontrol 24 jam sama ustadz dan ustadzah di sana.
”Dengan sistem mondok atau asrama selama 24 jam, santri diajar dan dididik apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dan apa yang mereka rasakan adalah pendidikan,’’ kata Ustadz Wakhid, pengasuh pondok.
Alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor ini menambahkan, di Ponpes Ulil Albab juga dibiasakan berkomunikasi dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Inggris. Metodenya, pemberian dua kosa kata baru setiap harinya dan membuat dua kalimat dari setiap kata.
Bagaimana tanggapan santri yang mondok di sana? ‘’Bersekolah sekaligus mondok sangat bermanfaat karena mendapat ilmu agama, berbahasa Arab dan Inggris secara aktif, IT dan hafal surat-surat Quran,’’ kata salah satu santriwati asal Pacitan.
Soal prestasi para santri tidak usah diragukan lagi. Santri di pondok yang berdiri 19 Februari 2009 ini sudah berjaya di berbagai ajang seperti OSN, O2SN, OPM, dan masih banyak lagi lainnya. (*)

CREW LIPUTAN:

Selasa, 01 Mei 2012

SMKN 1 Bendo Magetan

Bisa Bikin Bodi Mobnas, Euy!
SEKARANG ini memang lagi tren siswa SMK merakit mobil. Nah, kalo pelajar di Solo bikin mobil Esemka, siswa SMKN 1 Bendo Magetan digandeng PT INKA membuat bodi mobil toko (moko) GEA jenis pikap. Kontrak kerja pembuatan bodi mobil ini terhitung Desember 2011 sampai Mei 2012.
Selama kontrak kerja dengan INKA, udah 50 unit moko yang diproduksi. Sedangkan 5 lainnya tinggal menunggu jadwal pengiriman. Ouluhan unit bodi moko itu akan dikirim ke Makassar untuk dirakit di sana.
“Selain untuk proses produksi, kegiatan ini juga diharapkan menjadi ajang latihan para siswa,” ujar Pak Sugeng Supri Utomo, kepala jurusan Teknik Pengelasan SMK N 1 Bendo sekaligus guru pembimbing.
Ketua I UPJ SMKN 1 Bendo Pak Tri Haryono menambahkan, pikap GEA ini memiliki kekuatan mesin 650 cc dan mampu melaju lebih dari 85 km perjam. Dengan sistem pembakaran yang ramah lingkungan, mobil tersebut dibanderol sekitar Rp 55 juta.
‘’Meski tak begitu besar kekuatan mesinnya, tapi kekuatannya sudah injeksi. Dan kalau bisa mengklaim, seluruh unsur besi bahkan kolaborasinya dengan fiber ini, murni buatan tangan SMKN 1 Bendo,’’ terang Pak Tri.
Kenapa SMKN 1 Bendo yang dipilih INKA untuk bikin bodi moko? Semua itu melalui proses penyeleksian. Sekolah-sekolah se-Karesidenan Madiun diseleksi, dan SMKN 1 Bendo yang dianggap paling memnuhi syarat. Salah satunya lokasinya yang strategis dalam penyaluran bahan, juga areanya yang luas.
‘’Bangga, bisa ikut serta dalam pembuatan mobil nasional ini. Selain akan terbiasa dengan kegiatan produksi nantinya, juga bisa untuk latihan praktik dalam KBM,’’ kata salah seorang siswa. (*)

Gencar Make Over Fasilitas
LOKASI boleh di desa, tapi fasilitas di SMKN 1 Bendo Magetan nggak kalah sama sekolah di kota. Sekolah yang berdiri pada 7 April 2001 ini memang lagi gencar-gencarnya me-make over semua fasilitas yang ada, demi menunjang KBM.
‘’Semua ini untuk memperkuat sekolah, dalam arti kuat dalam segala hal,’’ ujar Pak Eko Soeprajitno, kepala SMKN 1 Bendo.
Upaya SMKN 1 Bendo melengkapi fasilitasnya juga berbuah pada diraihnya ISO 9001:2008 yang menandakan kalo sekolah ini sudah memiliki sistem manajemen bertaraf internasional. Keren banget kan?!
Kata Pak Eko, pembangunan dan pembaruan fasilitas SMKN 1 Bendo akan terus berlanjut sampai dirasa semua tercukupi. Bahkan, ada rencana menambah ruang kelas dan ruang laboratorium dengan cara menjadikan gedung berlantai dua. Juga udah ada kelas micro teaching kayak kelas-kelas sekolah internasional.
Meski begitu, bukan berarti aspek lingkungan diabaikan. Buktinya, sekolah ini terlihat indah, rapi, hijau, dan asri. ‘’Jadi betah di sekolah,’’ kata seorang siswa.
Gak ketinggalan bidang religinya. Selain punya segudang prestasi, sekolah ini memiliki masjid yang gede. Bahkan, bisa jadi yang terbesar di antara masjid yang dimiliki sekolah-sekolah di Kabupaten Magetan. (*)

Sering Tampil di Acara Bergengsi
KIAN memudarnya perhatian anak muda pada budaya daerah mengundang keprihatinan SMKN 1 Bendo Magetan. Karena itu, sekolah ini sengaja bikin ekskul tari tradisional. Meski ekstra ini terbilang baru, banyak siswa yang antusias ikut.


Mereka dibimbing biar menguasai sejumlah tari asli Indonesia. Tak hanya itu, mereka juga dikenalkan sejarah tari tersebut. ‘’Ekskul ini bertujuan mengembalikan kecintaan anak-anak muda terhadap tari tradisional,’’ ujar Bu Prastini Yuni Sumiarti, pembina ekskul tari SMKN 1 Bendo.
Anak-anak yang ikut ekskul ini sekaligus merasa terbantu karena bisa menyalurkan hobi atau minat mereka terhadap tari tradisional. Lumayan banyak juga loh tari yang udah diajarkan. Di antaranya, Tari Warok, Goyang-goyang, Gondhang Kasih, Retno Sumirang, dan masih banyak lagi. ‘’Ekskul ini nyenengin banget. Selain bisa menyalurkan bakat serta hobi, sekalian olahraga, hehe...” kata salah satu pelajar yang ikut ekskul tari di SMKN Bendo.
Asal tahu aja nih, selain berlatih dan tampil di sekolah, peserta ekskul tari SMKN 1 Bendo sudah sering tampil di acara-acara bergengsi seperti HUT Kabupaten Magetan, Sambang Desa, Hari Kesaktian Pancasila, HUT PGRI, Ledug Suro, dan sebagainya.
Biar ekskul tari tradisional ini berjalan maksimal, SMKN 1 Bendo berkerja sama dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magetan. Biasanya saat akan ada even tertentu, sekolah ini dimintya mengirimkan wakilnya untuk tampil di acara tersebut. (*)

CARI ILMU PLUS REFRESHING

SISWA SMKN 1 BENDO
IKUTI KUNJUNGAN INDUSTRI
NGGAK rugi anak-anak kelas X SMKN 1 Bendo Magetan jalan-jalan ke Jateng dan DIY 25 April lalu. Tak hanya bisa refreshing, dalam kunjungan industri (KI) itu mereka juga mendapatkan ilmu.
Waktu itu, siswa jurusan Multimedia dan Audio Video bertamu ke Multi Media Training Centre (MMTC) Jogja. Jurusan Listrik dan Pengelasan ke Quick Tractor Jogja. Terus, jurusan Gambar Bangunan dan Konstruksi Batu Beton mengunjungi WIKA Boyolali. Sementara, jurusan Teknik Kendaraan Ringan juga Teknik Sepeda Motor ke Techno Park Solo.
Pemilihan lokasi KI memang disesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk menghadapi dunia kerja saat udah lulus nanti. So, kelak nggak kaget lagi dengan fasilitas serta kondisi dunia kerja teknik jurusan yang digeluti. ‘’Kegiatan kunjungan industri bermanfaat banget buat nambah wawasan dalam bidang industri,’’ kata Angga, siswa Audio Video.
Asiknya lagi, siswa sempat diajak melepas penat dengan mengunjungi lokasi wisata Kaliurang di lereng Gunung Merapi. Juga pasar tradisional Jogja yang terkenal itu, yakni Pasar Beringharjo.
Asal tau aja, buat anak-anak SMKN 1 Bendo, KI merupakan agenda rutin, bahkan ‘wajib’. Jadi, bagi yang nggak ikut tahun ini, harus ikut tahun depan. KI bertujuan mengenalkan dunia industri kepada siswa, sekaligus menambah wawasan mereka mengenai dunia kerja yang akan dihadapi di masa mendatang. (*)

Fisik-Mental Digembleng
SMKN 1 Bendo Magetan mulai Maret lalu ngadain kegiatan seleksi Taruna Siswa. Di situ para calon digembleng fisik maupun mentalnya. Nggak tanggung-tanggung, kegiatan itu melibatkan pihak Koramil dan Polsek Bendo.
Nggak mudah lho untuk bisa jadi anggota Taruna Siswa. Para calon harus melewati berbagai tes, baik fisik, mental, maupun akademik. Seleksi ketat ini dilakuin biar nggak ada anggota yang hengkang di tengah jalan. Selain itu, karakter juga menentukan hasilnya. ‘’Untuk kegiatan Taruna Siswa, pihak sekolah tidak sembarangan merekrut anggota,’’ ujar Pak Saikun, kesiswaan SMKN 1 Bendo.
Menurut Pak Saikun, gemblengan fisik dan mental itu juga berguna bagi siswa untuk memasuki dunia kerja. Soalnya, industri sekarang cenderung membutuhkan SDM yang nggak cuma berprestasi, tapi juga punya mental yang tangguh dan kepribadian yang baik. ‘Adanya Taruna diharapkan juga bisa dijadikan contoh bagi murid lainnya,’’ tuturnya.
Para Taruna juga punya tugas membantu program sekolah seperti penghijauan, PKS, dan sebagainya. ‘’Awalnya sih, saya kira kayak kegiatan OSIS biasa. Tapi ternyata beda jauh dari yang saya bayangkan,’’ kata Zharah Dhani, salah satu anggota putri Taruna Siswa SMKN 1 Bendo. (*)

CREW LIPUTAN:
 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum