Pages

Selasa, 24 April 2012

SMPN 3 Paron Ngawi

Raih SSN, Siapkan Kelas Unggulan
NGAWI - Tahu nggak SMPN 3 Paron? SMPN 3 Paron memang terbilang sekolah pinggiran. Letaknya di Dusun Jambe Lor, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Walaupun letaknya di pinggiran, prestasi sekolah yang berdiri tahun 2004 dan telah meluluskan 5 angkatan ini nggak kalah dengan sekolah di kota lho.
Dalam perjalanan pembelajaran selama 7 tahun terakhir, prestasi lulusan selalu meningkat. Itu ditandai ditetapkannya SMPN 3 Paron sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN).pada tahun 2010.
Selain itu, pada tahun akademik 2010/2011, SMPN 3 Paron mencuri perhatian dengan prestasi siswa kelas IX yang di ujian nasional menduduki ranking 2 tingkat Kabupaten Ngawi. ‘’Tahun itu siswa kami juga meraih juara III OSN matematika,’’ kata Pak Ma’sum, kepala sekolah.
Dari berbagai prestasi itu, SMPN 3 Paron akan membuka kelas unggulan pada tahun pelajaran 2012/2013 mendatang. ‘’Agar sekolah kita dapat mensejajarkan diri dengan sekolah unggulan lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Ngawi,’’ tuturnya.
Semua prestasi yang telah diukir siswa itu nggak lepas dari kerjasama dan bimbingan dari bapak ibu guru serta dukungan pimpinan sekolah. ‘’Masih banyak lagi prestasi-prestasi yang diperoleh, baik tingkat kecamatan maupun kabupaten,’’ ungkapnya.
Menurut Pak Ma’sum, lulusan SMPN 3 Paron juga banyak yang diterima di sekolah-sekolah unggulan, negeri maupun swasta. Dan, untuk meningkatan kualitasnya, sekolah ini berkomitmen selalu berkreasi dalam meningkatkan prestasi.
Seluruh SDM-nya pun dipoles. Misalnya melalui workshop, training dan seminar, baik tingkat regional maupun nasional. (*)

Dandan Unik, Tetap Enjoy
BAGI kalangan pelajar, pramuka pastinya sudah tak asing lagi. Tak terkecuali di SMPN 3 Paron Ngawi. Banyak siswa yang ikut kegiatan ini.


Bahkan, di sekolah ini pramuka merupakan salah satu eskul wajib untuk semua peserta didik. ‘’Latihannya seminggu dua kali, hari Sabtu dan Minggu,’’ ungkap salah satu siswa.
Ikut kegiatan pramuka mengasyikkan banget. Selain tambah teman, pramuka juga melatih kemandirian dan kekompakan.
Yang paling seru adalah waktu pendadaran penggalang Gudep SMPN 3 Paron. Siswa berdandan unik. Bajunya diberi dedaunan dan mukanya dicorat-coret. Meskipun kegiatan itu cukup melelahkan, anak-anak tak pernah mengeluh. Mereka terlihat enjoy mengikuti pendadaran. (*)

Gandeng SD dan Madrasah Sekitar
SMPN 3 Paron punya cara tersendiri menyukseskan program wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah, Ssekolah ini menjalin kerjasama dengan sejumlah SD dan madrasah sekitar.

‘’Selain menyambung silaturohim, kerjasama ini bertujuan agar semua lulusan SD dan MI terdekat dapat tertampung atau melanjutkan ke SMP,’’ ungkap Pak Ma’sum, kepala SMPN 3 Paron.
Bentuk kerjasama itu di antaranya melalui kegiatan sepeda santai bersama siswa-siswi SD dan MI saat merayakan ulang tahun sekolah. Kegiatan ini sekaligus diharapkan bisa lebih mengenalkan SMPN 3 Paron ke masyarakat. ‘’Sepeda santai ini biasanya dilaksanakan pada akhir tahun,’’ ujarnya.
Tak hanya itu, tahun ini SMPN 3 Paron mengundang 18 SD/MI terdekat untuk melakukan kegiatan tryout ujian nasional (UN). ‘’Harapannya dapat membantu serta memacu prestasi lulusan SD/MI sehingga dapat meningkatkan input calon peserta didik baru,’’ tuturnya.
Tak tanggung-tanggung, tryout itu diikuti sebanyak 500 siswa SD/MI di lingkungan Kecamatan Paron. Menariknya, peserta yang meraih peringkat satu sampai tiga mendapat reward dari kepala sekolah. (*)

Galakkan Jumat Bersih
TAU nggak sih, anak-anak SMPN 3 Paron Ngawi itu cinta lingkungan lho. Buktinya setiap hari Jumat ada kegiatan bersih-bersih halaman sekolah dan lingkungan sekitar, atau yang biasa disebut Jumat bersih. Semua warga sekolah, mulai siswa, guru, dan karyawan, sangat mendukung kegiatan ini.
Bapak Ibu guru juga nggak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan arahan agar para siswa agar selalu dapat menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, juga ada penanaman pohon-pohon peneduh supaya udara di sekitar sekolah menjadi segar. ‘’Semua warga sekolah harus mencintai dan merawat lingkungannya,’’ kata Pak Ma’sum, kepala SMPN 3 Paron.
Tahun ini, SMPN 3 Paron juga mengirim perwakilannya mengikuti workshop seputar penyelamatan bumi agar terhindar dari pemanasan global. ‘’Upaya-upaya yang telah kita lakukan antara lain membuat hutan mini di sekitar sekolah. Adapun bibit-bibit tanamannya didapat dari bantuan dinas terkait,’’ ungkapnya. (*)

Selasa, 17 April 2012

SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun

Lingkungan Asri, Siswa Pun Enjoy
SIAPA sih yang nggak pengen belajar di sekolah dengan nyaman? Nah, SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun punya cara jitu agar siswa-siswinya betah menuntut ilmu di sekolah.
Yakni, mengelola lingkungan hingga terlihat asri dan sejuk.
Makanya, di area SMPN 2 Saradan banyak pepohonan yang rindang dan udaranya segar. Tak ketinggalan taman dengan berbagai bunga yang indah. ‘’Kalau sekolahnya asri, belajar pun nyaman,’’ kata Bu Lestari, guru PLH di SMPN 2 Saradan.
Tak hanya siswa-siswinya yang nyaman, guru-guru di sekolah itu pun selalu semangat, biarpun rumahnya jauh dari SMPN 2 Saradan. Mereka juga rajin merawat dan memberi pupuk pada tanaman yang ada di lingkungan sekolah.
Pada pelajaran PLH sendiri memang ditanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Pokoknya, punya rasa memiliki dan peduli alam sekitar. ‘’Jadi enjoy di sekolah. Selain belajar, bisa refreshing,’’ ujar Anita, siswi kelas VIII. (*)

Dikenal dengan Sekolah TGP
SMPN 2 Saradan bukanlah sekolah baru. Sekolah ini dibangun oleh para penjuang kemerdekaan RI. Dulunya Merupakan sekolah para tentara dan diberi nama Sekolah Tentara Genie Pelajar (TGP). Makanya, SMPN 2 Saradan sampai sekarang dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan sekolah TGP. Walaupun, sejak tahun 1981 disyahkan menjadi SMPN Saradan.
Ceritanya, pada tahun 1947 terjadi pertempuran hebat melawan Belanda yang dinamakan perang saut-sautan. Saat itu salah satu tokoh bernama Bagio Suparno gugur. Nama Pak Bagio Suparno ini akhirnya menjadi nama jalan di depan SMPN 2 Saradan.
Sampai sekarang, sisa-sisa bangunan sekolah TGP masih terlihat di SMPN 2 Saradan. Gedung peninggalan para tentara itu masih dipakai untuk belajar karena bangunan masih luas. Sementara, di depan pintu joglo ada sebuah monumen yang menggambarkan kegigihan para pejuang.
Tugu itu tetap dikawat agar generasi sekarang tetap bisa mengenang jasa-jasa para pejuang TGP yang telah tiada. (*)

Beri Tugas Siswa lewat e-mail
LOKASI boleh ndeso, tapi SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun nggak mau kalah dengan sekolah di kota. Tak terkecuali soal pembelajaran dengan IT. Selain praktis, proses belajar mengajar dengan IT bikin siswa melek teknologi.
Bagaimana tidak. Soalnya, bapak dan ibu bu guru sering memberi tugas pada anak-anak lewat e-mail. Siswa pun harus punya e-mail. Sedangkan guru yang sudah mendapat TPP wajib memiliki laptop. ‘’Belajar dengan tekonologi canggih akan membuat kita lebih tahu tentang dunia luar, tetapi kita harus waspada terhadap pengaruh alat moderin itu,’’ pesan Pak Sunarto, kepala sekolah.
Apa yang diungkapkan Pak Sunarto bukan tanpa alasan. Maklum, teknologi informasi memang memberikan banyak kemudahan. Tapi di sisi lain, ada juga dampak negatifnya. ‘’Kita dalam menggunakan teknologi informatika harus benar-benar tahu mana yang harus kita gunakan dan mana yang tidak boleh kita gunakan,’’ tuturnya.
Pembelajaran dengan IT di SMP N 2 Saradan sudah dimulai sejak 2005. Jangan heran kalau di ruang media banyak komputer. Sedikitnya ada 25 komputer dan 5 laptop di ruangan itu. Peralatan itu sebagian dari pemerintah dan sebagian lagi dari komite. ‘’Kerjasama yang baik antara komite dan sekolah menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi anak-anak didik kami,’’ ujarnya. (*)

Ada Kriya Kayu, Ada Tari
KETERAMPILAN seni kriya kayu selama ini biasanya hanya dikuasai orang dewasa. Siapa sangka, anak-anak SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun juga piawai di bidang seni ukir dan pahat.
Bahkan, kemampuan itu bisa menghasilkan uang. Tak hanya itu, ada siswa yang pernah meraih juara 1 tingkat kabupaten dalam pembuatan cermin hias.
Kriya kayu di SMPN 2 Saradan dibimbing Pak Budi Cahyono, guru seni. Seni ini dijadikan kegiatan ekskul di sekolah tersebut. Yang menarik, bahan bakunya didapatkan dari limbah. Di tangan, siswa SMPN 2 Saradan, barang yang sebelumnya dipandang sebelah mata itu mampu disulap menjadi berbagai kerajinan menarik. Salah satunya becak yang dibuat dari limbah kayu.
‘’Bahannya mudah untuk didapat karena sekolah kami dekat dengan perusahaan kayu,’’ kata Pak Budi.
Selain seni kriya, SMPN 2 Saradan juga punya ekskul tari yang dibimbing Bu Theresia Charnawati. Peserta ekskul ini sudah sering ikut lomba di tingkat kabupaten. ‘’Kegiatan ekskul ini dilakukan seminggu dua kali yaitu hari Selasa dan Kamis,’’ terang Bu There- panggilan akrab Bu Theresia Charnawati. (*)

Sulap Bungkus Snack jadi Baju
BAGI sebagian orang, sampah adalah barang tak berguna. Tapi di tangan siswa SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun, sampah mampu disulap menjadi berbagai kerajinan yang punya nilai tambah. Bekas bungkus snack atau permen, misalnya, bisa diolah menjadi baju yang unik. ‘’Pembuatannya ya butuh kesabaran dan ketelatenan,’’ kata Bu Sri Sunarti, guru keterampilan. Rencananya, pada peringatan Hari Kartini nanti, SMPN 2 Saradan akan memamerkan hasil karya keterampilan daur ulang sampah. ‘’Nanti ada fashion show-nya,’’ ujar Bu Narti. (*)

Jawara Kompetisi se-Kabupaten
SALAH satu olahraga yang sekarang lagi booming adalah futsal. Permainan sepak bola mini ini juga sangat digemari siswa SMPN 2 Saradan Kabupaten Madiun.



Biarpun tempatnya jauh dari kota, prestasi tim futsal SMPN 2 Saradan cukup membanggakan.
Buktinya, tim sekolah ini pernah menjuarai kompetisi tingkat Kabupaten Madiun. ‘’Kita bangga dengan sekolah kita karena walaupun jauh dari keramaian tetapi ramai dalam kegiatan,’’ kata Pak Singgih Pambudi, guru olah raga SMPN 2 Saradan.
Pak Singgih bersama Pak Agus Suhandoko selalu gigih dan sabar membimbing tim futsal SMPN 2 Saradan hingga bisa menggondol juara. Siswa-siswa yang ikut ekstra futsal juga sangat antusias berlatih. Apalagi, sarana dan prasarana di sekolah sangat memadai. ‘’Pelatihnya selalu semangat 45,’’ kata Triono, salah satu siswa. (*)

Selasa, 10 April 2012

MIN Ngronggi Ngawi

Raih Akreditasi A, Jadikan Motivasi
TIADA prestasi yang datang dengan sendiri. Semua dicapai dengan kerja keras, disiplin, dan perencanaan matang. Filosofi itu pula yang diusung MIN Ngronggi Ngawi, terutama menghadapi momen penilaian madrasah dalam kegiatan akreditasi.
‘’Kami memang telah bertekad untuk bekerja keras bersama agar mencapai hasil maksimal dalam akreditasi madrasah,’’ ujar Kepala MIN Ngronggi Pak Sutiyono.
Keinginan tersebut dibuktikan dalam keseharian pelayanan pendidikan di madrasah yang berlokasi di Jalan Harjono Dusun Ngronggi, Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, ini. Kegiatan belajar-mengajar selalu dimulai pukul 06.45 tepat. Diawali doa bersama yang dipandu langsung oleh seorang siswa di ruang pusat informasi dan dilanjutkan dengan tadarrus bersama seluruh murid, mulai dari kelas I hingga VI.
Di dalam kelas, para guru dengan setia menemani dan ikut mengaji bersama siswa yang lain. ‘’Kondisi ini telah berjalan secara kontinyu, karena semua komponen madrasah telah berperan aktif dalam mematuhi tugas dan kewajiban masing-masing,’’ urainya.
Menurut Pak Setyono, kedisiplinan merupakan modal penting dalam memberikan pelayanan dan memajukan pendidikan. Hal itu salah satunya diwujudkan dengan penerapan absensi kehadiran guru dan karyawan yang menggunakan sidik jari atau finger print. ‘’Hanya dengan modal kedisiplinan, sebuah prestasi dapat kita raih,’’ ujarnya.
Kerja keras yang penuh kedisiplinan tersebut berbuah manis. Berkat kelengkapan standar pendidikan dan dedikasi tinggi para guru, akreditasi A pun diraih MIN Ngronggi. ‘’Lega rasanya, karena usaha kami selama ini dapat membuahkan hasil. Akreditasi ini menunjukkan bahwa pelayanan madrasah ini sudah sesuai standar yang ditentukan pemerintah,’’ tuturnya.
Meski begitu, kata Pak Setyono, akreditasi bukanlah tujuan akhir dari usaha pengembangan madrasah ke depan. Justru hal itu merupakan motivasi awal mencapai cita-cita peningkatkan mutu dan kualitas MIN Ngronggi. ‘’Tetapi bukan berarti hasil akreditasi tersebut tidak memberikan dampak kepada masyarakat lho!” kata ketua MKKM MI Kabupaten Ngawi ini.
“Karena sejak kami terakreditasi A, jumlah siswa baru bertambah satu kelas. Kalau biasanya pendaftar siswa baru hanya dua kelas, kini menjadi tiga kelas. Kenaikan peminat sebanyak 50 persen, ini bukti nyata,’’ imbuh pria yang hobi main futsal ini.
Agar kualitas dan mutu pendidikan di madrasah yang kini memiliki 317 peserta didik ini semakin meningkat, beberapa inovasi mulai direncanakan. Antara lain, penggunaan IT dalam administrasi siswa dan guru. (tio)

Penyaluran Zakat, Outbond, hingga Nonton Bareng
KELANCARAN dan kesuksesan sebuah kegiatan tidak terlepas dari perencanaan dan persiapan yang matang. Hal itu disadari betul oleh MIN Ngronggi Ngawi. Karena itu, madrasah ini membentuk tim kreatif yang terdiri dari guru dan karyawan.
Merekalah motor penggerak setiap kegiatan eksebisi intra maupun ekstra kurikuler yang ada di MIN Ngronggi, selain pembina ekskul tentunya. Tim ini beranggotakan lima orang, yakni Pak Mispan, Pak Munir, Pak Yuda, Pak Pri, dan Pak Koko. ‘’Dengan kegiatan ini, tali persaudaraan antara guru dan murid benar-benar terasa seperti keluarga,’’ terang Pak Yuda, koordinator Tim Kreatif MIN Ngronggi.
Tim kreatif juga sangat berperan dalam mengenalkan MIN Ngronggi ke masyarakat. Tim ini sudah mengemas berbagai kegiatan seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, dan penyaluran zakat fitrah kepada masyarakat sekitar madrasah. Juga kegiatan non keagamaan, mulai outbond, studi wisata ke Lanud Iswahyudi, sampai nonton bareng film Laskar Pelangi saat libur sekolah dan final sepakbola SEA Games.
Usaha lain dalam memperkenalkan MIN Ngronggi adalah melalui media online. Masyarakat dapat mengenal madrasah ini lewat blog www.min-ngronggi.blogspot.com. Ada pula fanspage di jejaring sosial Facebook sebagai wadah silaturrahmi para alumni.
Pemanfaatan media online ini adanya fasilitas hotspot wifi untuk akses internet cuma-cuma. “Penyediaan akses internet ini diharapkan dapat menjadi alat penunjang pendidikan dan media informasi bagi warga madrasah,” kata Pak Sutiyono, kepala MIN Ngronggi. ‘’Ke depan, pemanfaatan akses internet akan dioptimalkan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat,’’ imbuhnya. (sam)

Wajib Ngaji di Pagi Hari

Atmosfer Religi Selalu
Warnai MIN Ngronggi
NUANSA religi sangat terasa manakala kaki menginjakkan pelataran MIN Ngronggi Ngawi. Terlebih saat waktu menunjukkan tepat pukul 06.45. Seluruh siswa khusyu berdoa, dilanjutkan membaca kalam Ilahi yang dipandu seorang siswi.
Pembacaan Juz ‘Amma dilanjutkan beberapa ayat Al Quran sudah menjadi rutinitas di madrasah yang dikepalai Pak Sutiyono ini. Pihak madrasah sengaja menjadikan program ngaji di pagi hari sebagai pembentuk pribadi siswa yang agamis.
“Kepribadian seseorang perlu dibentuk sedini mungkin. Karena itu, di madrasah ini setiap siswa diharuskan mengaji setiap hari agar siswa mengenal dan menghayati Al Quran serta mengamalkannya,” terang pria asli Tulungagung ini.
Yang khas lainnya di MIN Ngronggi adalah setiap guru perempuan wajib mengenakan jilbab dan blus panjang. Demikian juga dengan para murid. Seluruh siswi mengenakan rok panjang. Sedangkan siswa wajib memakai celana panjang.
Atmosfer religi juga terasa manakala bel berbunyi tanda berakhirnya jam pelajaran keempat pada pukul 09.20. Semua siswa beserta guru ramai-ramai ke masjid untuk menunaikan salat dhuha berjamaah. Juga ketika istirahat kedua, waktunya salat zuhur. ‘’Salat dhuha dan zuhur sengaja dilaksanakan secara berjamaah untuk memberikan pembelajaran nyata tentang salat pada peserta didik,’’ jelas Bu Uswatun Muzayanah, koordinator bidang kurikulum.
Sejumlah kegiatan keagamaan seperti pembinaan tilawatil Quran, qiroah pagi, tadarus bareng, buka puasa bersama, penyaluran zakat fitrah, dan takbir keliling semakin mengukuhkan identitas madrasah ini sebagai lembaga pendidikan formal yang penuh nafas keagamaan.
Serangkaian kegiatan tersebut membuat MIN Ngronggi semakin dikenal. Apalagi, madrasah ini langganan juara lomba takbir keliling yang diadakan Pemkab Ngawi setiap Idul Fitri maupun Idul Adha di Alun-alun Merdeka.
‘’Kami sangat bersyukur, madrasah ini dapat memberikan pendidikan agama secara menyeluruh kepada siswa selain pendidikan umum tentunya. Ini menjadi nilai lebih bagi kami. Kami sadar betul bahwa pendidikan spiritual menjadi pondasi penting dalam kehidupan anak-anak,’’ urai Pak Mispan, koordinator bidang kesiswaan. (sam)

TALENTA SISWA PUN BERKEMBANG
KECERDASAN berpikir belum lengkap tanpa adanya keterampilan hidup. Kenyataan itulah yang coba ditangkap pelaku pendidikan di MIN Ngronggi Ngawi. Siswa yang belajar di madrasah ini dibekali skill sesuai minat dan bakatnya.
Berbagai kegiatan ekstrakurikuler pun disuguhkan untuk mewadahi dan mengembangkan talenta siswa. ‘’Semakin terampil seorang siswa, semakin siap menghadapi tantangan hidup ke depan,’’ kata Pak Mispan, koordinator bidang kesiswaan.
Ekskul di MIN Ngronggi cukup beragam. Di antaranya, pramuka, drumband, seni hadrah, nasyid, lukis, tilawatil Quran, futsal, dan catur. Berbagai prestasi pun didapat. Pada Porseni tingkat MI se-Kabupaten Ngawi tahun ini, misalnya, MIN Ngronggi memboyong banyak trofi.
Juara I disabet Ahmi Rifqi Hudaya (tilawatil Quran), Zid Sayyid Adam Asy-Syifa’ (lukis), dan Rahmad Panji (catur). Beberapa siswa lainnya menduduki posisi runner up. ‘’Ini merupakan buah kerja keras siswa dan dedikasi para pembina ekstrakurikuler di MIN Ngronggi,’’ tutur Pak Sutiyono, kepala MIN Ngronggi.
Prestasi ekskul pramuka lewat Skorpio dan Kamboja sebagai regu inti Pramuka MIN Ngronggi juga tak kalah mentereng. MIN Ngronggi memenangi jambore kecamatan sebagai regu putri tergiat I dan regu putra tergiat III pada peringatan HUT Pramuka ke-47 tahun 2008 lalu.
Sampai saat ini ekskul pramuka masih menjadi favorit. Tiap liburan semester diadakan persami serta pelantikan penggalang Ramu dan Rakit bagi anggota yang sudah menempuh SKU. ‘’Kegiatan ini sekaligus memupuk persatuan dan melatih kemandirian siswa,’’ Kak Aminuddin, pembina ekstra Pramuka Gudep 01-97/01-98 MIN Ngronggi.
Kak Aminuddin mengatakan, pramuka mampu membentuk pribadi yang disiplin, cekatan, memiliki kepekaan sosial, dan berakhlak mulia. ‘’Sudah tidak dapat dimungkiri, bahwa disiplin memegang peran penting dalam meraih kesuksesan,’’ tuturnya. (sam)

Kecil Posturnya, Gede Talentanya
SEPITAS tak ada yang istimewa pada sosol Ahmi Rifqi Hudaya, Zid Sayyid Adam Asy-Syifa’, dan Panji, dan Rahmad Panji Nur Alim. Namun siapa sangka, mereka bertiga sudah sering mengharumkan nama MIN Ngronggi Ngawi. Berbagai kejuaraan tingkat kecamatan hingga kabupaten berhasil digenggam.
Ahmi moncer di bidang akademik maupun non akademik. Di kelas dia langganan ranking satu. Siswi kelas V yang besok (11/4) genap berusia 11 tahun ini juga rutin masuk tim cerdas cermat tingkat SD/MI. Pada Porseni MI tingkat Kabupaten Ngawi, Ahmi berhasil meraih juara I dan menyabet medali emas. Hasil itu mengantar Ahmi mewakili Kabupaten Ngawi pada Porseni MI tingkat Provinsi Jawa Timur di Jombang.
Selain menekuni seni baca Al Quran, Ahmi juga piawai berpidato dan menjadi vokalis grup hadrah Al Fikri serta grup Nasyib Gita Taliba MIN Ngronggi. ‘’Ahmi ini penuh bakat. Saya bangga dapat melatih dan membimbingnya dalam olah vokal,” ujar Pak Koko Purwono, pembina group nasyid.
Sosok penuh bakat lainnya adalah Syifa’. Siswi imut yang masih duduk di kelas III ini langganan juara lomba lukis tingkat kecamatan dan kabupaten. Terakhir, gadis kecil penyuka warna biru ini meraih juara I Porseni MI tingkat Kabupaten Ngawi.
Satu lagi siswa berbakat dan sering mengharumkan nama MIN Ngronggi, yakni Panji. Melalui keterampilan bermain tenis meja, dia kerap menjuarai lomba tenis meja. Pada Poerseni MI 2011, Panji menyabet medali emas dan berhak maju ke Porseni MI tingkat provinsi. (sam)

Selasa, 03 April 2012

SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun

Bergaya di Hari Kartini
MESKI tergolong sekolah baru, SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun nggak mau ketinggalan memperingati Hari Kartini. Tiap tanggal 21 April, semua warga sekolah wajib tampil dengan pakaian adat.


Nggak cuma para siswa yang bergaya, bapak ibu guru tidak mau ketinggalan loh. So, kegiatan itu selalu ditunggu-tunggu warga sekolah. “Kegiatan Kartinian ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat Kartini pada diri siswa, sekaligus mengasah kreativitas dan kerjasama mereka,” ucap Bu Istuningsih, ketua panitia kegiatan.
Dalam even ini diadakan kegiatan lomba-lomba yang diikuti para siswa termasuk bapak dan ibu guru. Salah satunya fashion show. Menariknya, dalam peragaan busana itu ada yang menampilkan kreasi dari tumbuh-tumbuhan.
Selain fashion show, masih banyak lomba lainnya, seperti lomba kakang mbakyu, menghias tumpeng, dan lomba menata tanaman hias dalam pot. Masing-masing kelas wajib mengirimkan wakilnya dalam lomba tersebut.
Acara Kartinian di SMPN 3 Kare selalu disambut antusias siswa. Perayaan lebih seru rencananya digelar untuk hari besar nasional dan HUT sekolah mendatang. ‘’Tentunya berbeda dari tahun sebelumnya,’’ kata Bu Istuningsih. (*)

Ada Baksodor dan Engklek
ADA tradisi khusus di SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun setiap selesai ujian sekolah. Sekolah ngadain outbond sebagai ajang kreativitas sekaligus refreshing. Kali terakhir outbond digelar di Monumen Kresek. ‘’Sengaja kami pilih tempat yang bersejarah agar siswa lebih memahami arti sejarah perjuangan bangsa,’’ kata Pak Alim Aziz Saputro, ketua panitia kegiatan.
Waktu outbond di Monumen Kresek itu, banyak sekali kegiatan yang dilakukan. Antara lain, senam bersama dengan instruktur Pak Yoyok, guru olah raga SMPN 3 Kare. Juga ada permainan yang memerlukan daya konsentrasi, kerjasama kelompok, serta kecepatan.
Permainan tradisonal seperti baksodor dan engklek juga dimainkan lho. Di situ, guru beradu melawan siswa. Yang nggak kalah serunya egrang dan ular-ularan. ‘’Ini semua dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa supaya tidak punah dengan budaya asing,’’ paparnya.
Jangan salah yach, kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa kebersamaan di antara siswa dan guru. “ Wah, asyik banget. Bisa ngilangin kejenuhan dan bikin pikiran fresh,” ujar Gofur Nur Rohim , ketua OSIS SMPN 3 Kare. (*)

Pramuka hingga Elektronika
MESKIPUN baru 4 tahun berdiri, ekskul di SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun terbilang banyak. Salah satu yang diminati siswa adalah elektronika. Latihannya diadain setiap Kamis sepulang sekolah. “Dalam ekskul elektronika ini, anak-anak diajari keterampilan dasar seperti menyolder sampai merakit radio,” kata Pak Eko Agus Widodo, pembina ekskul elektronika.
Anak-anak yang mengikuti ekskul ini sangat antusias karena mendapatkan pengetahuan baru seputar elektronika. “Wah, asik banget karena di sini kita bisa merakit radio sendiri yang biayanya jauh lebih murah dari pada beli di toko,” ungkap Gezika, salah satu siswi yang ikut ekskul itu.
Selain merakit radio, di bawah bimbingan Pak Eko, siswa juga telah berhasil membuat bel listrik untuk sekolah. Ada lagi yang lebih kreatif, yakni me-recycle jam dinding bekas. ‘’Anak-anak juga merakit kembali jam dinding yang sudah rusak. Cukup dengan Rp 5 ribu sudah menjadi baru lagi,” ujar Pak Eko.
Selain elektronika, di SMPN 3 Kare juga ada ekskul pramuka yang dibina Kakak Alim Aziz Saputra. Kegiatannya dilaksanakan tiap Sabtu sore. Ekskul TIK juga ada lho. “Dalam kegiatan ini anak-anak dibimbing agar lebih mahir mengoperasikan komputer,” ungkap Pak Toni Firlani, pembina ekskul TIK. (*)

Kompak dan Saling Menghargai
SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun terbilang sekolah baru. Sekolah ini diresmikan pada 28 April 2008 oleh Pak Sukarwo (sekarang gubernur) yang saat itu menjabat sebagai Sekda Provinsi Jawa Timur.
Keberadaan SMPN 3 Kare tak lepas dari sosok Bu Niken Hyuliastuti. Sebab, Bu Niken adalah perintis berdirinya sekolah ini. Ibu kelahiran 30 Juli 1972 ini pula yang saat itu menjadi ketua pelaksanaan pembangunan SMPN 3 Kare.
Pada awal berdirinya, SMPN 3 Kare hanya memiliki 6 guru, 3 tenaga tata usaha, dan 1 orang penjaga sekolah. Seiring waktu, tenaga di sekolah tersebut berkembang hingga kini menjadi 16 guru dan 6 staf.
Meskipun sekolah kecil, tidak menyurutkan semangat semua warganya untuk mencapai prestasi. Pada unas tahun 2010/2011 yang merupakan unas pertama di SMPN 3 Kare, misalnya, hasilnya lulus 100 persen.
Menurut Bu Niken, keberhasilan itu tak lepas dari kekompakan dan sikap saling menghargai di antara warga sekolah. ‘’Ibarat satu tubuh, keberhasilan mengelola sekolah ini tidak akan bisa tanpa kerja sama dari semua warga di sekolah ini. Saling menghargai dan meningkatkan empati adalah salah satu kunci suksesnya,” kata Bu Niken.
Bu Niken sendiri termasuk salah satu kepala sekolah perempuan termuda di Kabupaten Madiun.
Meskipun perempuan, ibu yang punya hobi menyanyi ini dikenal sebagai seorang yang energik dan punya loyalitas kerja tinggi.
Itu terbukti dengan banyaknya pestasi yang diperolehnya. Selain menduduki jabatan Kepala SMPN 3 Kare mulai 15 Juli 2011, Bu Niken pernah menyandang predikat guru berprestasi. Ibu tiga anak ini juga mempunyai kepedulian lingkungan yang tinggi. Buktinya, lingkungan sekolah selalu bersih dan asri.
Bu Niken juag kerap mencetuskan ide-ide kreatif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan. So, anak-anak bisa belajar dengan nyaman. Para guru dan pegawai pun kerasan bekerja di sekolah. (*)

Pro-Lingkungan, Tanam Pohon
PEDULI lingkungan nggak cukup cuman jargon aja, tapi juga butuh action nyata. Nah, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekolah dan sekitarnya, SMPN 3 Kare Kabupaten Madiun punya program-progam pro-lingkungan.
Salah satunya adalah program penghijauan dengan penanaman pohon dan tanaman hias di lingkungan sekolah dan sekitarnya. “Program ini sekaligus untuk menyukseskan gerakan sejuta pohon yang dicetuskan Pak Bupati Muhtarom,’’ kata Bu Yuli Kurnia Ningsih, koordinator PLH SMPN 3 Kare.
Gerakan penanaman sejuta pohon dimulai dengan aksi penanaman trembesi dan sengon yang dikomandoi Bu Niken Hyuliastuti, kepala sekolah. Kemudian diikuti aksi yang sama oleh semua warga SMPN 3 Kare di titik-titik tertentu lingkungan sekolah.
‘’Tidak kurang dari 26 bibit trembesi dan sengon telah kita tanam. Selebihnya sebanyak 150 bibit trembesi dan sengon dibagikan ke orangtua siswa dan warga sekitar,’’ ungkap Bu Yuli.
Selain tanaman pelindung, warga SMPN 3 Kare juga menanam berbagai tanaman produktif di lingkungan sekolah, Di antaranya, cengkih, coklat, alpukat, durian, kelengkeng dan masih banyak lagi lainnya. ‘’Selain berfungsi sebagai tanaman peneduh, hasilnya juga bisa kita manfaatkan,” tuturnya.
Tak lupa warga SMPN 3 Kare mempercantik lingkungan sekolah dengan berbagai tanaman hias. Mulai dari bunga zamia, palem merah, sampai adenium. ‘’Walaupun sekolah kita sekolah kecil, tapi kita bisa wujudkan sekolah yang asri, nyaman dan sedap dipandang mata,” urai Ibu Niken, guru lainnya.
Nggak cuma itu, sekolah ini juga punya kebun toga loh. Ada berbagai tanaman toga di sana dan sudah beberapa kali panen. Kegiatan berkebun tanaman toga ini dikomandoi Pak Muhammad Yusuf. Masih terkait dengan kebersihan sekolah, SMPN 3 Kare menerapkan denda bagi siapa aja yang membuang sampah sembarangan. (*)
 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum