Pages

Jumat, 20 Juli 2012

Cerita Dura dan Naras, Kakang-Mbakyu Kota Madiun 2012

Dura Nekat Berbahasa Inggris,
Naras Sempat Tertidur di Kursi


Menjadi Kakang-Mbakyu menjadi impian sebagian kawula muda di Kota Madiun. Tak terkecuali Dewangga Dura Dematar dan Naraswari Ayu Alami, yang baru dinobatkan menjadi Kakang-Mbakyu 2012. Keduanya menyisihkan belasan pesaingnya.

EKO SUPRAYITNO, Madiun

RONA bahagia terpancar dari wajah cantik Naraswari Ayu Alami, saat Sinta Noza, pembawa acara malam puncak pemilihan Kakang-Mbakyu Kota Madiun 2012 menyebut namanya.
Dengan langkah gontai dan mata berbinar, dia melangkah maju ke tengah panggung. Air matanya mengalir saat melihat ibundanya sujud syukur di tengah-tengah undangan yang hadir, sebagai tanda bahagia gadis 17 tahun itu dinobatkan sebagai Mbakyu Kota Madiun 2012. ‘’Saya tidak menyangka, rasanya haru, senang campur aduk,’’ kata Naras Ayu Alami, kemarin (19/7).
Naras, begitu Naraswari Ayu Alami biasa disapa mengatakan jika dirinya tidak menyangka dewan juri memilihnya. Baginya, seorang Mbakyu tidak hanya pandai dalam berkomunikasi, tapi menarik dan memiliki kepribadian. ‘’Mungkin karena aku tinggi dan percaya diri, juri memilihku,’’ tambahnya.

Bungsu dua bersaudara ini menambahkan, ada 10 finalis Kakang-Mbakyu yang mengikuti ajang tahunan tersebut. Menurutnya, ada ’rival’ yang cukup diperhitungkan, yakni Venezia Indra Ghassani, yang dinobatkan menjadi runner up II Mbakyu Kota Madiun. Naras menyebut Vene memiliki kecantikan, kepribadian dan kecerdasan. ‘’Vene juga unggulan gadis sampul 2012, klop deh. Mungkin karena aku memiliki kemampuan public speaking yang bagus jadi semakin pede,’’ paparnya.

Selama menjalani masa karantina selama dua hari satu malam, Naras memiliki banyak pengalaman. Siswi kelas XI IPA SMAN 2 Kota Madiun itu sempat alergi karena tidak tahan dengan debu dan AC. Itu membuatnya bersin-bersin. Banyaknya agenda yang harus diikuti, juga membuatnya kelelahan. Hanya, dia tetap dituntut senyum kepada semua mata yang memandang. Bahkan dia sempat tidur sambil berdiri saat gladi bersih Senin (16/7) malam. ‘’Saya sampai ketiduran di kursi saat malam final, memakai sanggul dan jarit lengkap,’’ katanya sambil tertawa.

Beda lagi cerita Dewangga Dura Dematar, Kakang Kota Madiun 2012. Berbekal banyak pengalaman mengikuti lomba, dia merasa lebih tercambuh untuk menampilkan yang terbaik. Dia meberanikan diri berbahasa Inggris saat menjawab pertanyaan juri dalam sesi lima besar. ‘’Saya sebenarnya takut risiko, bisa jadi nanti gelagepan kalau nervous. Tapi saya harus yakin dan berani berbeda. Saat itu saya berfikir, kalau saya takut, (mengunakan bahasa Inggris) saya tidak akan menang,’’ papar siswa kelas XII SMAN 2 Kota Madiun itu.

Sejak kelas X, dia mengaku sudah mendapat tawaran mengikuti ajang pemilihan duta wisata itu. Karena saat itu dia tidak begitu mengerti tentang tugas Kakang Kota Madiun, tawaran itu pun diabaikannya. ‘’Awalnya saya nggak tahu Kakang-Mbakyu itu apa, masih kuper,’’ ujarnya.
Setelah dinobatkan menjadi Kakang Kota Madiun 2012, dia memiliki tekad membawa Kota Madiun tak sekadar kota transit. ’’Tapi nyaman untuk hunian dan berwisata,’’ tuturnya. Keduanya sepakat promosi wisata kuliner, ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga religi.***(irw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum