Bidik Adiwiyata Mandiri
SEKOLAH Adiwiyata seolah jadi trending model dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Pun SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun, sejak beberapa tahun terakhir sekolah di Jalan Panglima Sudirman Caruban ini getol menata lingkungannya demi meraih predikat bergengsi itu.
Nggak sia-sia, tahun 2009 sekolah yang berdiri pada 1965 itu berhasil melalui berbagai tingkatan sekolah Adiwiyata. Mulai dari kabupaten, provinsi, sampai nasional. Dan sekarang, SMAN 1 Mejayan sedang membidik predikat Adiwiyata Mandiri. Pada 7 hingga 24 Mei lalu, tim dari Jakarta melakukan visitasi langsung ke sekolah. ‘’Adiwiyata bertujuan mulia, yaitu meningkatkan jiwa cinta lingkungan,’’ kata Pak Suparyo, wakasek Kesiswaan SMAN 1 Mejayan.
Berbagai upaya pun dilakukan SMAN 1 Mejayan. Yang terbaru, sekolah membentuk green police (GP). Personel GP itulah yang bertangung jawab mendorong warga sekolah berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan. ‘’Semua pihak harus berperan aktif dan partisipatif dalam menjaga lingkungan sekitar,’’ tuturnya.
Di sisi lain, SMAN 1 Mejayan juga memberi kesempatan bagi sekolah lain untuk studi banding seputar pengelolaan lingkungan. Nggak itu saja, SMAN 1 Mejayan berobsesi menjadi bagian dari Asean Green School. ‘’Rencana ini akan dimatangkan secara optimal setelah Adiwiyata Mandiri tercapai. Karena itu, mari kita merapatkan barisan untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan,’’ ajak Pak Suparyo. (riska/bagus)
Sulap Sampah jadi Barang Bernilai Ekonomi
BAGI sekolah calon Adiwiyata Mandiri seperti SMAN 1 Mejayan, sampah merupakan musuh terbesar yang wajib ditangani setiap harinya.
Salah satunya dengan kreativitas mengolah sampah. Lewat metode 3R (reuse, reduce, recycle), sampah mampu diolah menjadi barang unik dan bernilai ekonomi.
Bahkan, metode reuse mampu mengantar wakil SMAN 1 Mejayan menyabet juara Putra Putri Lingkungan Hidup 2010-2011. Contohnya menjernihkan air yang tidak layak menjadi air yang layak pakai. ‘’Sampah seperti dedauanan bisa diolah menjadi pupuk. Begitu pula sampah alat tulis,’’ tutur Ketua OSIS Aisyah Putri Lestari.
Ruang galeri Smasa pun dipenuhi karya siswa dari bahan limbah. Salah satunya guci yang terbuat dari limbah kertas. ‘’Ada rencana ingin membuat pupuk cair dari sampah alam. Yang sudah terealisasi yaitu pupuk padat yang biasa dipakai teman-teman merawat tanaman di lingkungan sekolah. Pupuk yang telah diproduksi sebagian dijual ke masyarakat,’’ imbuh Aisyah. (*)
SPAK Diserbu Calon Siswa
TAU gak, untuk bisa menempuh pendidikan di SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun bisa dilakukan lewat jalur Seleksi Prestasi Akademik dan Kemampuan (SPAK).
Pendaftar SPAK tahun ini mencapai 463 siswa SMP/MTs. Sayang, harus ada yang tereliminasi karena kuotanya cuma 160 untuk 6 kelas.
Tahun sebelumnya, jalur SPAK hanya membuka 5 kelas. Ini menunjukkan kalau SPAK dari terus berkembang. ‘’Tujuan dibukanya SPAK adalah agar SMAN 1 Mejayan memiliki input yang unggul. Juga untuk mengurangi beban siswa SMP/MTs pasca UAN, tidak perlu cemas ke mana mereka akan melanjutkan pendidikan,’’ terang Pak Agus Sugiarto, penanggung jawab SPAK yang juga Wakasek Kurikulum SMAN 1 Mejayan.
SPAK tahun ajaran ini sudah dilakukan pada 1 April lalu, dan tiga hari kemudian diumumkan rankingnya. Tapi, nama-nama yang diterima baru dibeber setelah pengumuman kelulusan. ‘’Yang tidak diterima masih bisa mendaftar lagi melalui jalur regular,’’ ujarnya.
Kata Pak Agus, pihaknya sengaja menerapkan seleksi ketat dalam SPAK. Di antaranya, calon siswa harus menduduki ranking 1-10 kelas non unggulan dan peringkat 1-20 untuk kelas unggulan.
Dampak positif SPAK, lanjut Pak Agus, adanya peningkatan prestasi SMAN 1 Mejayan, baik akademik maupun non akademik. Dengan input yang baik, outputnya pun baik pula. Pada tahun ajaran 2010/2011, misalnya, dari total 245 siswa, 193 di antaranya keterima di perguruan tinggi negeri. (lucky/wulan)
Terinspirasi Pecel Pincuk
PECEL pincuk khas Madiun menginspirasi Lovelyta Syntia Putri menciptakan corak batik yang unik.
Yang bikin bangga lagi, karya siswi SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun itu meraih peringkat 5 lomba desain batik tulis tingkat Provinsi Jatim. ‘’Aku pilih pecel karena merupakan salah satu ikon Madiun selain dongkrek dan brem,’’ kata Love-panggilan akrab Lovelyta Syntia.
Love mengaku nggak nyangka bisa masuk 5 besar. Soalnya, itu merupakan pengalaman pertama dia bikin desain batik. Apalagi, persiapannya cuma tiga hari. ‘’Alhamdulilah bisa meraih 5 besar,’’ ujar cewek yang punya hobi melukis ini.
Dia berharap, lewat desainnya itu bisa memperkaya motif batik, sekaligus melestarikan makanan khas Madiun pecel pincuk. ‘’Mudah-mudahan batik makin digemari semua kalangan masyarakat,’’ harapnya. (via/erlyn)
Tunggu Sertifikat ISO
BANYAK sekolah yang membidik sertifikat ISO. Tak terkecuali SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun. Maklum saja, ISO ibarat jaminan mutu bagi sebuah lembaga pendidikan.
‘’ISO adalah suatu bentuk standarisasi yang diakui secara internasional, misalnya aspek administrasinya,’’ terang Pak Agus Supriyatno, kepala SMAN 1 Mejayan.
Tahun ajaran 2011/2012, SMAN 1 Mejayan memprogramkan sebagai tahun ISO, selain tahun Adiwiyata Mandiri. Upaya sekolah ini mengejar sertifikat ISO seiring dengan target Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Madiun bahwa tahun 2014 nanti semua SMA harus sudah ber-ISO. Hal itu sempat diungkapkan Kepala Dindik Pak Suhardi dalam sambutannya di depan wali murid SMAN 1 Mejayan saat penerimaan siswa baru.
Pak Agus Supriyatno menuturkan, penilaian ISO meliputi berbagai aspek. Mulai dari kelengkapan mengajar, silabus, RPP yang berketentuan ISO, teknik mengajar, maupun komponen-komponen sekolah lainnya yang di-ISO-kan. ‘’Predikat sekolah ISO ini akan meningkatkan mutu sekolah sebagai sekolah yang diakui di lingkup internasional. Setiap lima tahun sekali program ISO harus selalu diperbarui dan akan dinilai oleh tim pusat tentang masih layak atau tidaknya predikat sekolah ISO diberikan kepada sekolah yang bersangkutan,’’ ungkapnya.
“Sekolah kita tinggal menunggu sertifikat ISO saja. Untuk penilaian dari tim sudah dilaksanakan jauh hari,’’ imbuh Pak Agus Sugiarto, wakasek Kurikulum SMAN 1 Mejayan. (luky/wulan)
Bikin Es Manisan sampe Minyak Rambut
Temuan KIR SMAN 1
Mejayan Revolusioner
SIAPA bilang KIR hanya milik pelajar di kota. SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun nggak mau kalah lho.
Sekolah ini juga punya KIR yang dikenal dengan sebutan Kaisar, singkatan dari Karya Ilmiah Remaja Smasa Revolusioner).
Temuan anak-anak Kaisar memang revolusioner. Mulai dari es manisan yang terbuat dari kulit semangka, sampai jamu yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Es manisan itu pernah ikut lomba tingkat provinsi. Sedangkan jamu yang diberi nama Ampuh Panca Sakti itu sempat dipamerkan waktu Gubernur Jatim Pak Soekarwo berkunjung ke Kaliabu. ‘’Sebelumnya diberi nama jamu 3 in 1, namun rasanya nama itu kurang sesuai,’’ kata Bu Djaini, pembina KIR SMAN 1 Mejayan.
Anggota Kaisar juga bekerjasama dengan OSIS dan beberapa guru kimia lainnya bikin parfum dan minyak kayu putih dari sari melati. Bunga yang harum baunya itu disulap menjadi berbagai formula bermanfaat. Antara lain minyak angin, balsam, dan minyak rambut.
Temuan mereka dipamerkan di acara peringatan Hardiknas di Stadion Pangeran Timoer Caruban 2 Mei lalu. ‘’Kegiatan ilmiah ini kita lakukan karena ingin menciptakan sesuatu yang baru untuk sekolah tercinta,’’ terang Vina, salah satu anak OSIS. (floren)
CREW LIPUTAN:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Top This Week
-
Ada Lomba Kreasi Tumpeng Perayaan HUT ke-27 SMAVI Heboh ULTAH SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun tahun ini dirayain besar-besaran. Lima hari...
-
Kecil-kecil Jago Inggris SUASANA kelas moon TK Bright Kiddie School Ponorogo pagi itu terlihat seru. Apalagi kalau bukan melihat tingkah l...
-
Ogah Ketinggalan Konsep Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Po...
Pages
blank
t
Pages - Menu
Followers
Blogroll
Pages
Blogger Tricks
Pages
Exmud Online
SERVIS LAMPU (philip,osram,visicom dll)..go green caruban
BalasHapusTELAH HADIR DI CARUBAN, KAB.MADIUN
(PERUM KALIGUNTING F.23/KOLAM RENANG)
- JUGA MENERIMA SERVIS REGULATOR LPG+ kompornya
RAHMAT: 082.141.571.948