Pages

Selasa, 12 April 2011

MAN 2 Ponorogo

Ada Plusnya

MAN 2 Ponorogo
Buka Jurusan Agama
KENAPA sih sekolah di madrasah? Mungkin pertanyaan itu sering terlintas di benak masyarakat. Dari segi struktural pengelolaan,
madrasah memang beda dengan sekolah umum.
Madrasah itu di bawah naungan Kemenag (Kementerian Agama). Sedangkan sekolah umum di bawah naungan Kemendiknas (Kementerian Pendidikan Nasional).
Meskipun begitu, menurut Kepala MAN 2 Ponorogo Pak Suhanto, bukan berarti kualitas madrasah kalah dengan sekolah umum. Sebab, mata pelajaran yang ada di sekolah umum juga diajarkan di madrasah. ‘’Misalnya Biologi, Kimia, Fisika, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, Bahasa Indonesia, Inggris, dan sebagainya,’’ kata Pak Hanto.
Bahkan, lanjut Pak Hanto, madrasah punya nilai plus tersendiri. Yakni, pada muatan agama Islam. Tak hanya menyangkut ibadah, tapi siswa-siswi juga diajari tentang aqidah akhlak, fiqih, Qur’dist, kitab kuning, tafsir, hingga Bahasa Arab.
Nggak salah kalau MAN 2 Ponorogo berani membuka jurusan baru yaitu jurusan agama. Pembukaan jurusan ini bukan tanpa alasan. Pihak sekolah pengen anak-anak MAN 2 bisa mempelajari aspek-aspek keagamaan yang lebih mendalam. ‘’Belajar agama tanpa pelajaran umum bagaikan orang yang lumpuh, belajar pelajaran umum tanpa agama bagaikan orang yang buta,’’ terang Pak Imam Asyhari, wali kelas XI Agama.
Banyak yang diajarkan di jurusan ini. Dan terdapat pelajaran yang mungkin terasa asing bagi siswa yang baru masuk MAN 2. Tapi setelah dipelajari dan didalami, pelajaran agama jadi mudah dimengerti. ‘’Emang, pertama masuk pelajarannya sulit banget, tapi lama-kelamaan nyenengin,’’ ucap Sukron, ketua kelas XI Agama.
Tapi jangan salah, kegiatan kesiswaan berupa ekstra kulikuler juga ada. Di MAN 2 Ponorogo, siswa-siswi bisa terlibat dalam ekskul sesuai minat dan bakat masing-masing. Mulai dari basket, bola voli, futsal, sepak takraw, taekwondo, KIR, seni musik, qiro’ah, hadroh, muhadoroh, sampai kaligrafi. ‘’Aku ikut ekstra basket di MAN sudah sejak kelas X. Seru banget, gurunya juga asyik. Jadi, nggak pernah bosen ikut ekstra basket ini,’’ kata salah satu siswa.
Program ekskul terbaru adalah GKM (Griya Karya MAN 2). Kegiatan ini meliputi teater,seni tari dan mading club. Nggak nyangka, ekskul ini ternyata disambut antusias siswa-siswi. Sekarang sudah tercatat lebih dari 100 murid gabung di GKM. (*)


Jadi Ikon, Peserta SAC Capai Ratusan
SUASANA MAN 2 pada 5 Maret 2011 lalu tampak lain dari biasanya. Puluhan siswa-siswi berseragam biru-putih hilir mudik di sekitar madrasah di Jalan Soekarno-Hatta 381 Ponorogo itu.
Ya, saat itu lagi diadain Science and Art Competition (SAC).
SAC ini bisa dibilang ikonnya MAN 2 Ponorogo. SAC adalah kompetisi sains dan seni yang diikuti pelajar SMP/MTs se-eks Karesidenan Madiun. Tahun ini SAC merupakan penyelenggaraan kali ketiga. Sedangkan temanya adalah Uji Talenta Raih Juara Demi Masa Depan.
‘’Tujuannya memberikan wadah bagi siswa-siswi SMP/MTs untuk menggali potensi sekaligus mengadu prestasi di bidang sains dan seni. Selain itu, sebagai sarana silturahmi serta melatih mental berkompetisi,’’ terang Waka Kesiswaan MAN 2 Ponorogo Pak Siswo Widodo.
Bidang yang dilombakan dalam SAC III ini antara lain IPA, Matematika, IPS, bahasa Inggris, TIK, pidato bahasa Arab, cerita Islami, qiro’ah, cerdas cermat, kaligrafi, puisi, cerpen, olahraga, dan PSC (Pramanda Scout Movement). Setiap
Menurut Pak Siswo, SAC dari tahun ke tahun pesertanya terus mengalami peningkatan. Untuk SAC yang ketiga ini peserta mencapai 412. ‘’Oleh sebab itu, even ini dijadikan agenda tahunan OSIS MAN 2 Ponorogo,’’ kata Pak Siswo.
Nggak tanggung-tanggung, kompetisi yang diikuti ratusan pelajar SMP/MTs ini memperebutkan trofi bupati, Kemenag, serta kepala MAN 2 Ponorogo dan uang pembinaan. ‘’SAC tahun ini banyak pesertanya. Tidak hanya dari Ponorogo, tapi juga ada luar kota. Namanya juga lomba se-karesidenan,’’ ujar Nur Muhammad, ketua panitia SAC III. (*)

Getol Beri Motivasi
SUPEL, santai, tapi tegas. Kata itulah yang pas untuk menggambarkan sosok Pak Suhanto, kepala MAN 2 Ponorogo. Makanya, bapak satu putra ini selain disegani, juga dikenal dekat dengan siswa maupun guru.
Bapak yang juga menjabat sebagai direktur sebuah yayasan
di Campurejo, Sambit, ini juga rajin memantau seluruh aktivitas warga MAN 2 setiap harinya. Itu dilakukannya agar semua kegiatan di sekolah berjalan disiplin dan tertib.
Pak Hanto juga tak bosan memberikan pengarahan dan motivasi pada seluruh siswa, serta selalu mengingatkan agar anak-anak MAN 2 nggak terpengaruh dengan perkembangan negatif kemajuan teknologi di era globalisasi ini. ‘’Pesan saya untuk anak-anak, belajarlah yang tekun dan carilah ilmu setinggi langit agar kelak jadi orang yang berguna,’’ pesan Pak Hanto--panggilan akrab Pak Suhanto.
Meski belum lama menjabat nahkoda MAN 2 Ponorogo, Pak Hanto sudah banyak melakukan perubahan untuk kemajuan madrasah. Mulai dari kedisiplinan siswa dan karyawan, kebersihan sekolah, sampai proses belajar mengajar.
Sebelum didapuk jadi kepala madrasah, bapak yang hobi olahraga ini menjabat waka sarana prasarana. Pernah juga jadi bendahara dan pembina Pramuka. ‘’Harapan saya bisa membangun akhlakul karimah siswa-siswi MAN 2 berdasarkan visi dan misi madrasah, serta diarahkan pada imtaq dan iptek untuk menjaga moralitas agar seimbang dengan perkembangan zaman,’’ kata Pak Hanto.
Sebagai seorang kepala rumah tangga sekaligus kepala madrasah menuntut Pak Hanto pandai-pandai membagi waktu antara keluarga dengan tugas. “Saya membuat skala prioritas. Ya harus melihat mana yang paling penting, dan itu yang saya dahulukan,’’ tuturnya. (*)


Pengen Jadi Atlet Profesional
KESEHARIANNYA religius dan kalem. Tapi di balik itu, dia cewek pemberani lho. Maklum, siswi kelas XII MAN 2 Ponorogo ini punya keahlian taekwondo. Dia adalah Nety Yuliana Pratiwi.
Kepiawaian Nety di taekwondo karena ikut ekskul di sekolah.
Di bawah asuhan sabeum Bekti, cewek kelahiran 15 Juli 1993 itu sudah mengukir seabrek prestasi. Di antaranya,
juara 3 Kejurda Junior 2009 di Surabaya, juara 3 kejuaraan antar SMA/SMK se-Jatim di Jember, dan juara 1 Kejurda Junior 2010 di Kediri.
Dia juga pernah berpartisipasi di ajang Kejurnas 2010 di Malang. Wah, hebat ya! “Aku emang seneng dengan taekwondo dan bener-bener pengen jadi atlet profesional. Bagaimana pun cara dan usahanya pasti aku lakukan” ujar Nety.
Selama bergelut di dunia olahraga, diakuinya banyak pengalaman seru yang didapat Nety. Pastinya juga banyak dapat teman baru. Soalnya, dia sering mengikuti pemusatan latihan di berbagai kota. Malah, waktu TC (training centre) di Surabaya beberapa waktu lalu, dia ketemu sama atlet-atlet dari berbagai provinsi di Indonesia. ‘’Berdoa dan selalu berusaha untuk jadi yang terbaik, tetap semangat and jaga mood saat latihan,’’ beber cewek yang gemar makan tahu tempe ini waktu ditanya kiat suksesnya.
Sekarang ini Nety juga bersiap untuk mengikuti seleksi Porprov. Meski begitu, konsentrasi cewek berjilbab ini menyiapkan diri untuk UAN juga nggak dilupain.
Nggak cuma olahraganya yang maju, anak-anak MAN 2 Ponorogo juga berprestasi di bidang akademik dan seni. Sebut saja Unnun Nafi’ah yang pernah juara 4 OSN 2009 bidang Ilmu Kebumian. Juga ada Kurrotul A’yun dan Imron Mutolib yang Sempat terjun di olimpiade fisika tingkat nasional, setelah sebelumnya meraih peringkat satu di level region.
Lain lagi dengan Seli Rosriana. Kegemarannya bermain angka mengantarnya lolos 20 besar olimpiade matematika di Malang. Seli sebelum berlaga di Malang, menduduki ranking pertama seleksi region Madiun. Sedangkan Binti Anita Masrurohpernah menggondol piala juara 1 lomba puisi se-eks Karesidenan Madiun.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum