Pages

Selasa, 26 April 2011

SMA Negeri 1 Madiun

Dua Minggu di Australia

Pelajar Smasa Lolos
Program Homestay di Sidney

BANYAK jalan menuju Roma. Banyak cara go to Australia. Bermula hanya dari selembar pamflet, Aulia Fitri Herdiana berkesempatan ke Negeri Kanguru
lewat program bertajuk Homestay di Sidney yang diadain oleh salah satu provider seluler.
Ya, siswi SMAN 1 Madiun ini awalnya tidak begitu tertarik untuk mengikuti program tersebut. Tapi, pembina KIR-nya kasih saran ke dia agar ikut program itu. Setelah konsultasi dengan ortu ditambah motivasi dari teman-temannya, Aulia akhirnya ikut.
Dia lantas bikin karya tulis bertema wirausaha, teknologi, ekonomi, dan pendidikan. Meskipun waktu buat ngerjain karya tulis cuma sebulan, itu pun kepotong puasa dan lebaran.
Bahkan, waktu lebaran, cewek kelahiran Surabaya 13 Januari 1994 itu nggak sempat ke mana-mana, soalnya deadline penyerahan karya tulis tinggal seminggu. “ Semua PR ama tugas aku tinggal, cuma ngerjain karya tulis itu,’’ ujarnya.
Dia juga cuma sempat nyebarin angket di SMP 2 Madiun dan sekolahnya sendiri karena waktu yang mepet banget itu. Ternyata setelah pengumuman, dia merupakan satu-satunya perwakilan dari Madiun yang lolos untuk wawancara di Kediri.
Kerja keras Aulia nggak sia-sia. Akhirnya dia dinyatakan lolos program homestay di Australia.
Nggak banyak lho yang berkesempatan mengikuti program itu. Se-Indonesia cuma diambil 20 anak. Hebat kan!
Apa saja kegiatan Aulia selama di Australia? Banyak aktivitas selama dua minggu di sana. Salah satunya belajar kebudayaan masyarakat setempat. Juga pola hidup disiplin, irit air, irit listrik, dan sebagainya. Dia juga sempat mengunjungi tempat-tempat keren seperti Opera House, Rocks District, Manly Beach dan masih banyak lagi.
Di sana ia tinggal di rumah nenek keluarga angkatnya. “Pengalaman selama di Aussie menyenangkan banget dan gak terlupakan. Bisa refreshing dan tahun baruan di negeri orang, ‘’ ungkapnya. (*)


Setiap Jumat Berbatik Ria
GENERASI sekarang banyak yang males pakai batik. Tapi itu nggak berlaku bagi anak-anak SMAN 1 (Smasa) Madiun. Malah, pihak sekolah sengaja mengajak para siswa ikut melestarikan salah satu budaya asli Indonesia itu.
Nah, mulai tahun ajaran 2010/2011 sekolah mewajibkan siswa Smasa pakai seragam batik setiap Jumat. Warna coklat merupakan pilihan batik khas Smasa Madiun.
“Sekolah memilih warna coklat dan diterapkan setiap hari Jumat karena menyesuaikan rok pramuka dan penghematan biaya”, kata Pak Bambang Setyo Budiono, kepala sekolah.
Menurut Pak Bambang, konsep pemakaian seragam batik sebenarnya sudah muncul sejak lama, tapi baru diterapkan pada kelas X tahun ini. Mengapa hanya kelas X? ‘’Memang hanya kelas X. Untuk siswa kelas XI dan XII tidak, karena para orang tua mereka harus menyiapkan dana seperti biaya masuk perguruan tinggi dan sebagainya,’’ terang Pak Bambang.
Pemakaian seragam batik itu, kata Pak Bambang, bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa tentang budaya batik. Sekaligus ikut melestarikan agar tidak direbut negara lain seperti Malaysia. ‘’Dengan begitu anak-anak juga terbiasa menghargai hasil karya bangsa sendiri. Apalagi, batik merupakan karya yang unik dan jadi ciri khas negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman ini,’’ tuturnya (*)

Pasang Target Juara di Jakarta

Fantastic Band yang
Jawara Jingle Dare Jatim

SMAN 1 (Smasa) Madiun nggak cuma sering mencatat prestasi akademik aja lho, tapi juga gudangnya anak-anak bertalenta seni.
Bahkan, salah satu band yang digawangi sekumpulan pelajar sekolah ini, Fantastic, sukses menjadi jawara audisi Jingle Dare tingkat Jawa Timur yang diadain salah satu produk makanan.
Band beraliran pop rock itu didukung 5 personel. Yakni, Nilam (vokal), Arga (bas), Kharisma (drum), Ryan (keyboard), serta Yoga (gitar). ‘’Taunya ada lomba itu dari teman,’’ ujar Ryan.
Terbaik se-provinsi pastinya nggak main-main. Konon, pada audisi tingkat Jawa Timur itu panitia harus menyeleksi sampe 200 kaset yang dikirim peserta. Dari jumlah itu, disaring jadi 20 band aja yang berhak maju ke semifinal. ‘’Lagu yang dibawain nggak lepas dari produk itu,’’ ungkapnya.
Ada yang menarik waktu Fantastic hendak berangkat ke Jember untuk mengikuti lomba itu. Semula mereka berencana naik kereta, tapi keretanya keburu berangkat. Akhirnya anak-anak Fantastic naik bus.
Belum lagi mereka cuma punya waktu latihan seminggu sekali untuk persiapan tampil di final. Itu karena salah satu personel yang duduk di kelas XII akan mengikuti UAN, dan personel lain sibuk dengan kegiatan tertentu.
Perjuangan dan kerja keras mereka akhirnya terbayar. Fantastic dinyatakan sebagai juara pertama sekaligus menyabet predikat the best performance. ‘’Ini (meraih juara, Red) nggak lepas dari peran ortu kami dan guru pembimbing,’’ ucap Ryan.
Bukan target muluk pula kalau Fantastic memasang target menyabet juara pada final di Jakarta yang salah satu jurinya adalah Nugie, personel The Dance Company. ‘’Mohon doa temen-temen di Smasa biar kami bisa meraih juara,’’ ujar Ryan. (*)

Barabhima Usung Cerita Rakyat Inggris

Di Ajang PSP
Tingkat Jawa Timur

BAGI pelajar di Kota Madiun, yang namanya Pentas Seni Pelajar (PSP) udah nggak asing lagi. Yakni ajang unjuk gigi di bidang seni yang diadain setiap dua tahun sekali. Tau nggak, SMAN 1 (Smasa) Madiun sering merajai ajang itu lho.
Tahun 2010 lalu misalnya, Smasa meraih gelar juara umum. Itu setelah menjadi yang terbaik di bidang teater,
musikalisasi puisi, dan melukis. Sukses itu mengantar Smasa maju ke PSP tingkat provinsi yang rencananya diadain 23 Juni 2011 di Probolinggo. ‘’Persiapan harus sematang mungkin karena selain membawa nama sekolah, kami juga membawa nama baik Kota Madiun,’’ kata Gizza, salah satu tim teater Smasa di PSP Kota Madiun.
Kata dia, di ajang PSP tingkat Kota Madiun tahun lalu, tim Smasa mengusung kisah Malin Kundang yang disutradarai Bang Mamik Wae. Sebelumnya mereka latihan keras selama dua bulan lebih. ‘’Pastinya ada kepuasan tersendiri karena usaha dan kerja keras kami membuahkan hasil yang memuaskan,’’ ujar mantan ketua Teater Barabhima Smasa ini.
“Bang Mamik itu orangnya tegas, disiplin, tapi selera humornya tinggi. Seru lah pokoknya. Anak-anak Barabhima juga jadi lebih disiplin. Ya alhamdulillah kita dapat juara pertama.” imbuhnya.
Rencananya, pada PSP tingkat provinsi nanti, Teater Barabhima akan mengangkat naskah berjudul Man Codet. Drama ini diangkat dari salah satu cerita rakyat Inggris yaitu The Pied Piper of Hamelin. “Intinya, seni itu berproses. Saya mau anak-anak lebih serius lagi, lebih menghargai orang lain, dan tentunya disiplin,” pesan Bang Mamik. (*)

Tim LCC Smasa Wakili Kota Madiun
GO..Smasa..Go Go Smasa! itulah yel-yel yang disorakkan tim cerdas cermat SMAN 1 (Smasa) Madiun sesaat setelah diumumkan sebagai juara 1 Lomba Cerdas Cermat (LCC)
PKN tingkat SMA se-Kota Madiun yang diadain pada 16-17 Februari 2011 lalu.
Pantes aja mereka begitu bersemangat. Soalnya, kemenangan itu mengantar tim LCC PKN Smasa mewakili Kota Madiun di ajang serupa tingkat provinsi yang rencananya digelar 29 Mei 2011 di Surabaya.
Tim LCC PKN Smasa itu terdiri 10 anak. Yaitu: Destika, Dea, Deliyandra, Riski, Faqih, Doni, Clarisa, Deviana, Westri, dan Iga. ‘’Baru tahun ini pemkot ngadain seleksi. Ternyata tim Smasa yang menang,’’ kata Destika.
Kemenangan tim LCC PKN Smasa, kata dia, nggak lepas dari persiapan matang sebelum lomba. Satu bulan menjelang lomba, mereka sudah getol latihan didampingi tiga pembina. Materi seputar UUD 45, Pancasila, Tap MPR, dan NKRI pun dilahap habis. Apalagi, para pembina selalu memberikan motivasi bagi anak didiknya. ‘’Kita juga selalu jaga kekompakan,’’ ujarnya.
So, pas turun di lomba sesungguhnya, mereka nggak grogi lagi. Antusiasme dan semangat menang sudah terlihat sejak awal hingga akhirnya menjadi jawara. ‘’Thanks buat bapak ibu guru pembina. Go Smasa Go Go Smasa,’’ ujar mereka serempak ditemui di sela latihan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum