Bekali Siswa dengan Keterampilan
LOKASI di daerah pinggirab bukan kendala bagi Madrasah Aliyah (MA) Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun untuk maju dan terus berkembang. Meski secara geografis agak jauh dari kota, MA satu ini punya program nggak kalah dengan sekolah unggulan di kota.
Bahkan, siswanya juga disiapkan untuk mandiri setelah lulus, melalui pemberian keterampilan yang menjanjikan. Ada otomotif, las, dan tata busana juga biasa disebut konveksi. Langkah itu didasari pula persaingan di dunia kerja yang semakin ketat.
”Saya ingin MA Fatwa Alim berbeda dengan madrasah aliyah lainnya. Tidak hanya ahli di bidang agama saja, tapi juga luas ilmu pengetahuannya dan memiliki keterampilanuntuk bekal terjun di dunia kerja nantinya,’’ ujar Pak Sucipto, kepala madrasah.
Keterampilan yang sudah berjalan selama lima tahun itu dibimbing sama guru-guru yang berkompeten dan ahli di bidangnya. Sebut saja Pak Abdul Karim, pembimbing keterampilan otomotif dan pengelasan yang juga pengusaha bengkel. Sementara, Bu Siti Sholikah, guru pendidikan keterampilan menjahit, sukses dengan usaha konveksinya.
Untuk keterampilan menjahit, karya peserta didik nggak kalah dengan designer terkenal loch. Mereka udah mampu bikin long dress dan baju-baju muslim yang keren dan bagus-bagus.
Bidang pengelasan nggak mau kalah. Anak-anak udah mampu bikin berbagai perabot, mulai dari tralis, tempat sepatu, tempat sampah, sampai papan baliho. ’’Sungguh menakjubkan karya-karya anak–anak ini,’’ kata Bu Wistri, guru kimia.
Gimana dengan bidang otomotif? Yang satu ini juga boleh dibilang maju pesat karena kebanyakan siswa sudah terampil memperbaiki dan memodifikasi motor. “Yach minimal saya sudah bisa memperbaiki motor sendiri jika ada kerusakan,’’ kata Wayut Api’i, siswa kelas XII. (*)
Jadi Wasit Voli Nasional
KEREN dan berprestasi. Itulah sosok Pak Eko Andhi Setiawan, guru olahraga Madrasah Aliyah Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun. Bahkan, di dunia voli, namanya sudah dikenal hingga level nasional. Maklum, pria kelahiran 29 Mei 1988 itu sering menjadi wasit kejuaraan nasional.
Tahun 2010 lalu, misalnya, penggemar klub Samator Surabaya ini dipercaya menjadi wasit voli Kejurda (kejuaraan daerah) Provinsi Jawa Timur di Kediri. “Kesuksesan ini dari sebuah perjalanan panjang dan berkat dukungan keluarga,’’ kata Pak Andhi.
Menjadi wasit nasional tak urung membuat Pak Andhi kerap memimpin pertandingan yang diperkuat beberapa pemain timnas Indonesia seperti Jony Sugianto, Adam, Febri, dan Bagus. “Sangat membanggakan,’’ ujarnya.
Pengalaman tak mengenakkan pun tidak luput dari memori pria yang masih lajang ini. ‘’Diprotes suporter ada pemain yang nyentuh net, tapi menurut aturan terbaru sebenarnya boleh untuk netting bawah. Pernah juga kena lemparan botol air mineral penonton,’’ ingat waka kesiswaan ini sambil tertawa.
Kepiawaian Pak Andhi jadi wasit nasional berawal dari hobinya main voli dan iseng ikut lomba antar kampung, hingga antar kabupaten. ‘’Jarak jauh bukanlah penghalang,’’ kata alumnus Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UII Madiun itu.
Sulung dari tiga bersaudara ini enggak hanya mahir dalam bidang voli aja lho. Pak Andhik juga pernah menjadi wasit renang tingkat kabupaten. ‘’Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis, kurangi minum es dan makan goreng-gorengan, sebisa mungkin olahraga satu sampai dua jam per hari,’’ tutur Pak Andhi soal tips bugarnya. (*)
Jawara berkat Join MEC
BAHASA Inggris? Siapa takut. Bagi siswa Madrasah Aliyah Fatwa Alim, bahasa Inggris seolah sudah jadi makanan sehari-hari. Maklum aja, madrasah ini punya ekskul untuk mewadahi potensi siswa di bidang bahasa Inggris, yakni MEC (Mafa English Center).
Kegiatan ini diadain dua kali dalam seminggu dan aktivitasnya pun beragam, mulai dari speech, theathre, sampai telling story. Dan yang nggak kalah seru yaitu debate competition tiap akhir semester buat anggota klub ini.
MEC didirikan awal 2010 berkat ide Pak Sucipto, kepala MA Fatwa Alim. Pembina ekskul ini bapak dan ibu guru bahasa Inggris setempat. Awalnya sih, kegiatan ini kurang mendapat respons siswa. Tapi, karena sistem belajar yang diterapkan sangat menarik, akhirnya anak-anak banyak yang join.
‘’Proses pembelajarannya juga sangat menyenangkan, banyak hiburan dan suasananya dibawa santai tapi tetap serius. Karena dengan suasana seperti ini para peserta didik yang ikut kegiatan jadi lebih mood,’’ jelas Bu Nurul Khoiriyah, pembimbing MEC.
MEC juga sudah menghasilkan prestasi. Di ajang olympic competition tingkat madrasah aliyah se-Kabupaten Madiun tahun ini, salah satu member MEC menyabet gelar juara pertama. Dia adalah Nuryanti, siswi kelas XI. Nuryanti mampu bersaing dengan delegasi madrasah lain, baik negeri maupun swasta. Hebat kan! ‘’Persiapannya banyak-banyak mengerjakan soal-soal tryout. Awal-awal menghadapi soal gemetar juga, tapi akhirnya perasaan itu hilang,’’ kata Nuryanti.
Sukses Nuryanti membuat pihak MA Fatwa Alim makin bersemangat membesarkan MEC, sekaligus menambah pundi-pundi trofi siswa-siswi madrasah ini, khususnya dalam bidang bahasa Inggris. “Siswa yang lain saya tunggu ukiran prestasinya,’’ ujar Pak Heri Kurniawan, pembina MEC lainnya. (*)
Jadi Jawara, Tetap Rendah Hati
MOMEN Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Propinsi Jawa Timur 2011 di Kota Madiun memberikan kesan mendalam bagi Eka Matris Nurjanah. Siswi Madrasah Aliyah Fatwa Alim Tulung Saradan Kabupaten Madiun itu menyabet juara bidang lomba Musabaqah Syarhil Quran (MSQ).
Meski begitu, Matris tetap rendah hati. ‘’Apa pun yang telah kita raih harus disyukuri dan yang terpenting jangan membuat kita menjadi sombong,’’ kata Matris.
‘’Acara opening MTQ di Stadion Wilis spektakuler banget. Senang bisa berkenalan dengan kontestan dari berbagai kota di Jawa Timur dan ketemu langsung Pakde Karwo,’’ imbuh cewek yang bercita-cita jadi guru bahasa Inggris ini.
Kemampuan Matris mempuisikan terjemahan ayat suci Alquran nggak lepas dari pembiasaan agama yang ada di MA Fatwa Alim. “Muhadharah tiap Jumat, kultum usai salat dhuhur dan salat dhuha turut membentuk keterampilanku,’’ ungkap gadis 18 tahun ini.
Matris terbilang cewek multitalenta. Cewek satu ini dikenal piawai berorasi, berceramah, maupun pidato. Pengalaman organisasi dan jabatan penting yang disandangnya pun seabrek. Di antaranya presiden Badan Eksekutif Siswa (BES) 2011, ketua umum MAFA English Center (MEC), dan pradana PI ekstra pramuka 2011.
Tapi jangan salah ya, walau aktif dalam kegitan ekstra, prestasi akademiknya juga mantap punya. Dia selalu langganan jadi juara kelas.
Prestasi yang enggak kalah mentereng adalah mengikuti olimpiade bahasa Inggris tingkat provinsi beberapa waktu lalu. Tepatnya dalam acara Hari Amal Bhakti Kementerian Agama 2011 di Surabaya. ”Seneng banget rasanya,’’ ujar peraih beasiswa siswa berprestasi dari Kanwil Kemenag Jatim ini dengan senyum semringah. (*)
Gambus MA Fatwa Alim ke Layar Televisi
Wagub dan Bupati Pun
Beri Acungan Jempol
DIAM-DIAM, kegiatan siswa MA Fatwa Alim sudah menasional. Setidaknya, seni gambus madrasah ini pernah diliput sejumlah stasiun televisi nasional. Kali terakhir, tim dari Jakarta sengaja datang ke MA Fatwa Alim untuk menyiarkan secara live dari halaman madrasah. ‘’Ada pemancar siaran langsungnya dan mobil yang difungsikan untuk studio mini,’’ terang Pak Nur Habib Mustofa, salah satu pembina seni gambus MA Fatwa Alim.
Seni gambus MA Fatwa Alim sudah sering meraih prestasi lho. Antara lain juara I lomba tingkat eks Karisidenan Madiun. ‘’Juga pernah jadi delegasi Pemkab Madiun di MTQ Jawa Timur 2009 di Jember dan di Kota Madiun tahun kemarin,’’ ungkap Pak Nur.
Tak kurang Bupati Madiun Pak H. Muhtarom dan Wakil Gubernur Jatim Pak H. Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberikan acuangan jempol pada tim gambus MA Fatwa Alim saat pawai ta’aruf MTQ tingkat provinsi.
Menurut Pak Sucipto, kepala madrasah, seni gambus ini merupakan ikon MA Fatwa Alim Tulung. ‘’Walaupun bagi sebagian kalangan mungkin masih terbilang musik yang ‘asing’, tapi sudah mampu menembus kancah permusikan religi di wilayah Madiun dan sekitarnya,’’ ucapnya.
Gambus MA Fatwa Alim adalah salah satu divisi musik dari Unit Kegiatan Madrasah Seni Religius (UKM SR). Divisi lainya adalah salawat kontemporer dan qasidah. Sedangkan yang non musik yaitu qiroah, khot atau kaligrafi serta MC. Gambus sendiri merupakan musik yang menggunakan bahasa arab sebagai syairnya, tapi terkadang juga diselingi lagu-lagu melayu bernuansa religi. Ciri yang lainnya ada gitar gambus juga marawis yang menjadi instrumen khasnya. (*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Top This Week
-
Ada Lomba Kreasi Tumpeng Perayaan HUT ke-27 SMAVI Heboh ULTAH SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun tahun ini dirayain besar-besaran. Lima hari...
-
Kecil-kecil Jago Inggris SUASANA kelas moon TK Bright Kiddie School Ponorogo pagi itu terlihat seru. Apalagi kalau bukan melihat tingkah l...
-
Ogah Ketinggalan Konsep Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Po...
Pages
blank
t
Pages - Menu
Followers
Blogroll
Pages
Blogger Tricks
Pages
Exmud Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar