Pages

Senin, 02 Mei 2011

SMAN 3 Madiun

Belajar di Negeri Paman Sam

Terapkan Pembelajaran
di Amrik ke Siswa Smaga

GURU bahasa Inggris SMAN 3 (Smaga) Madiun yang satu ini nggak mau kalah dengan siswa-siswinya. Siapa lagi kalo bukan Pak Agung Purnomo. Di tahun 2007 ia mengikuti seleksi beasiswa belajar ke Amerika Serikat. Seleksinya nggak gampang lho, se-Indonesia hanya diambil 8 orang. Waktu itu, Pak Agung merupakan satu-satunya wakil dari Jawa Timur
Banyak pengalaman yang didapat Pak Agung selama berada di Negeri Paman Sam. Antara lain: Teaching English to speakers of other langueges di Groves High School, Savanah, Georgia. Selain itu juga berpartisipasi dalam The 18th Annual National Youth-At Risk Conference di Savannah.
Pak Agung sempat pula menghadiri The Distributed Leadership Conference yang menghadirkan narasumber sejumlah praktisi dari Inggris. Juga berpartisipasi sekaligus presentasi di The Georgia Chapter of the National Association untuk Multicultural Education Annual Conference, Atlanta, U.S.A.
Selama di Amrik, Pak Agung sangat terkesan dengan dunia pendidikan di sana. Di Georgia, kata dia, siswa masuk jam 8 sampai jam 2 siang.
Dalam satu semester cuma ada 4 mapel. Meski begitu, suasana belajar mengajar berjalan dinamis. Soalnya, pelajar atau mahasiswa di sana aktif bertanya dan selalu on time. Mereka juga suka banget membaca. Perpustakaannya pun buka nonstop 24 jam.
Nggak lupa satu professor selama satu semester menugasi membaca 32 buku untuk dipresentasikan dan didiskusiikan . Satu kelas IT di pegang 3 professor. “Ya budaya yang bisa memotivasi pendidikan di Indonesia. mengapa tidak kita tiru,” ujar Pak Agung.
Nggak sia-sia pak guru yang baru aja lolos seleksi kuliah S2 di Universitas Negeri Malang itu jauh-jauh ke Amrik. Pengalaman selama belajar di negaranya Barack Obama itu diterapkan di kelas bahasa Inggris and conversation Smaga. Di antaranya, penggunaan total English Immersion. Dan, pelajaran bahasa Inggrisnya diawali commitment building dan moment of reflection and projection.
Siswa pun dilatih menguasai critical thinking, dan bisa berpikir out of the box. Maksudnya, diusahain bisa nemuin jawaban sendiri dengan observasi dan diskusi. Serunya lagi, dalam conversation ada penggabungan antara English dan IT.
Pak Agung ini dikenal komitmennya yang tinggi menanamkan kejujuran pada siswa. Pun saat ujian, yang namanya cheating no way!. Kalo nyontek atau memberi jawaban ke teman, nggak ada ampun, penaltinya nol. (*)


Raih Peringkat Tiga Nasional
KALO Pak Agung pernah ke Amrik, lain dengan Bu Wahyuni Puji Astuti. Guru biologi Smaga Madiun ini sempat mengikuti pelatihan guru se-Asia Tenggara yang diadain Dirjen PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan).
Saat mengikuti kegiatan itu, Bu Ninik mendapatkan informasi mengenai internalisasi climate change (perubahan iklim).
Mulai dari fenomena tentang climate change, desain RPP atau lesson plan yang memuat isu climate change, jurnalistik bidang pendidikan, sampai penelitian lapangan untuk mengamati dampak dari perubahan iklim tersebut. ‘’Semua itu tentunya akan diimplementasikan di sekolah,” tutur guru yang telah membimbing KIR Smaga dan 5 kali siswa yang dibimbingnya mendapat juara nasional ini.
Bu Ninik juga pernah mengikuti pelatihan guru RSBI se-Indonesia di Bandung. Selama mengikuti pelatihan itu, dia mendapat banyak informasi dan pengalaman. Antara lain informasi tentang kebijakan program RSBI, pengembangan kurikulum, peer teaching, serta teknologi in scince .
‘’Meskipun capek karena kegiatannya padat sekali, mulai pagi sampai malam, tapi alhamdulillah kerja keras saya tidak sia-sia karena mendapat peringkat tiga nasional,’’ kata Bu Ninik yang saat ini sedang menempuh beasiswa S2 di Unesa, program dari Pemprov Jawa Timur itu. (*)


Variatif dan Inovatif
SIAPA yang nggak tau SMAN 3 (Smaga) Madiun? Sekolah yang yang berlokasi di Jalan Ring Road Barat ini punya cerita di balik suksesnya menjadi
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pertama di-eks Karesidenan Madiun. Mau tau? Check it out!
Smaga meraih status RSBI tak lepas dari jasa kepala sekolah waktu itu, Pak Dollar Yuwono. Pak Dollar beserta Bu Aida Rusmilati (wakasek kurikulum saat itu) merancang dan kemudian menerapkan program Quantum Teaching dan Quantum Learning. Guru harus menggunakan metode pembelajaran variatif dan inovatif yang bisa bikin murid berpikir kritis dan merasa enjoy. Pokoknya, all methode are Student Centered Learning.
Sarana dan prasarana juga dilengkapi untuk mendukung proses pembelajaran. Selain itu, guru-guru diwajibkan melek IT . Untuk mendukung proses pembelajaran sehari-hari yang menggunakan IT, guru-guru dikursuskan komputer dan kursus bahasa Inggris untuk mendukung jalan menuju RSBI ini. “Model pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning ini mengantarkan siswa siswi memperoleh prestasi tingkat provinsi maupun nasional,” tutur Bu Aida yang sekarang jadi Kepala SMAN 3 Madiun.
Lanjut Bu Aida, banyak jebolan Smaga yang diterima PTN (jalur PMDK maupun SNMPTN) dan swasta favorit. Sebut saja UGM, UI, ITB, STT Telkom, Universitas Petra, dan sebagainya. ‘’Jadi, siswa dan guru berpacu untuk meningkatkan prestasi,’’ tuturnya.
Bahkan, pada tahun pelajaran 2009/2010 silam, yang keterima di PTN mencapai 94 persen. Dari jumlah itu, lebih dari 25 persen lolos lebih dari satu universitas. ‘’Banyak juga yang diterima di sekolah kedinasan seperti STAN, STIS, dan lain lain,’’ ungkapnya. (*)


Tampil Beda, Berjaya di Surabaya
DIAM-DIAM, Smaga Madiun ternyata menyimpan potensi seniman berbakat. Buktinya, tim sekolah ini sering dapat juara lomba poster. Bahkan, pernah meraih juara 3 lomba poster tingkat nasional yang diadain Unair. Hebat kan!
“Awalnya bikin sketsa dulu, lantas dikonsultasikan dengan guru seni dan masukan teman-teman,” tutur Ardika, salah satu tim lomba poster Smaga.
Pada lomba poster itu, Smaga juga memberangkatkan tim olimpiade farmasi yang juga diadain Unair.
Menurut Irawan, tim lomba poster Smaga lainnya, poster bikinan timnya beda sendiri, hampir menyerupai komik yang variatif. ‘’Jadinya, kalau dilihat nggak membosankan,’’ ungkap Irawan yang juga pernah juara 1 fisika tingkat karesidenan dan juara 2 lomba lintas alam se-Jatim ini.
Prestasi serupa diraih Brian Adinata. Pada even lomba poster IT se-Jawa Bali yang diadain Fakultas Kedokteran UNS, dia meraih juara 2. ‘’Waktu itu temanya No Tobacco Day dalam rangka Hari Anti Rokok Sedunia,’’ ungkapnya.
Sementara, Michael, salah satu tim olimpiade farmasi, bilang kalo setiap ada info lomba, anak-anak Smaga selalu antusias. ‘’Materi yang dipelajari nggak hanya didapat dari sekolah, tetapi juga referensi dari internet,” tutur Mikael. (*)

Raih Juara 2 Olimpiade Biologi se- Jawa Bali
NGGAK rugi Moh. Bagas dan Arie Prasetyawan menyukai pelajaran biologi dan betah berlama-lama di lab. Pada Olimpiade biologi se-Jawa Bali
yang diadain Universitas Negeri Malang beberapa waktu lalu, mereka menyabet juara 2. Sebelumnya, Bagas dan Arie dapet juara 1 seleksi wilayah Karesidenan Madiun. ‘’Peserta lombanya 500 kelompok lebih ,” tutur Bagas.
Arie menambahkan, untuk materi lomba praktik antara lain anatomi tumbuhan, anatomi fisiologi hewan, dan biologi lingkungan. ‘’Materi praktik anatomi tumbuhan dan biologi lingkungan lancar menjawabnya. Tapi untuk anatomi fisiologi sempat grogi sampe-sampe alat buat praktik jatuh,’’ kenang Arie.
Ditanya tentang ujian nasional (unas), Arie mengaku bersyukur bisa mengerjakan soal yang diujikan. Menurutnya, itu nggak lepas pula dari persiapkan yang dilakukan jauh-jauh hari. ‘’Doain aja hasilnya bagus, amiin,’’ tutur arie yang pernah juara 3 telling story bahasa Inggris se-Jatim Bali ini. (*)

Crew Liputan Smaga Madiun

1 komentar:

  1. Saya bangga dgn smuga yg sekarang. Saya lulusan 1997 dari IPA 1. Dulu klo gk salah bu Aida msih mngajar biologi. Salam buat beliau

    BalasHapus

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum