SMKN 1 Paron Hasilkan Karya Inovatif
TEKNIK Kendaraan Ringan (TKR) atau Teknik Otomotif adalah salah satu jurusan yang ada di SMKN 1 Paron selain jurusan Akuntansi, Pemasaran dan Teknik Sepeda Motor (TSM). TKR bisa dibilang ikonnya SMKN 1 Paron. Soalnya, lewat tangan dingin guru dan siswanya mampu menghasilkan berbagai karya inovatif.
Bahkan, sekolah ini telah berhasil merakit mobil. Hebat kan! Kendaraan bernama Car Trainer Toyota Kijang ini dirakit oleh beberapa guru yaitu Pak Sukirno, Pak Zainal, Pak Eko Bisri, Pak Bambang, Pak Mahfur, Pak Suprabowo, dibantu beberapa siswa.
Dengan dukungan berbagai pihak, pada tahun 2008 mobil tersebut diresmikan untuk dijadikan bahan praktik siswa. “Sebenarnya sih sayang, tapi lebih sayang kalau siswa di sini mampu mempelajari ilmu dari mobil tersebut,” ujar Pak Zainal.
Mobil ini kualitasnya nggak kalah sama mobil pabrikan lho. Buktinya, meskipun sudah 3 tahun digunakan, mesinnya masih oke. ‘’Adanya mobil ini supaya siswa dapat mempelajari tentang engine, kelistrikan body, power trant( pemindah tenaga), kemudi, break atau rem, tune up, overhaul, dan sebagainya, termasuk sistem EFI 7K-nya Kijang,’’ papar Pak Zainal.
Waktu Hari Jadi Kabupaten Ngawi kemarin, mobil itu diikutkan karnaval dan meraih juara I. ‘’Tahun ini sekolah kami mendapat bantuan 1 unit mobil Avanza. Juga bantuan dari Yamaha berupa 1 unit motor Mio sport untuk praktik siswa,’’ ungkapnya.
Siswa TKR juga sudah sering mengikuti skill contest. Baik tingkat karesidenan maupun regional seperti yang diadain Unesa, ITS, dan masih banyak lagi. (*)
Prakerin di Perusahaan Besar
TAK cukup teori dan praktik di sekolah, untuk mengasah ilmu sekaligus kemampuan wirausaha, siswa SMKN 1 Paron mengadakan Prakerin (Praktik Kerja Industri) di bengkel-bengkel resmi di Ngawi dan sekitarnya selama 4 bulan penuh. Selain itu, kunjungan industri ke berbagai perusahaan besar seperti PT. Coca Cola di Semarang. ‘’Kalau untuk siswa TKR misalnya ke perusahaan karoseri di Magelang,’’ kata Pak Zainal.
Baru-baru SMKN 1 Paron juga mengirimkan siswanya mengikuti diklat di UPT Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Surabaya selama 2 minggu. “Selama dididik di sana para siswa juga diajarkan disiplin kerja,’’ ungkapnya.
Masrivan, salah satu peserta diklat, mengaku mendapat bekal berharga dari pelatihan tersebut. ‘’Banyak hal yang saya dapat dari sana. Misalnya, sistem EFI dan sistem AC mobil. Mudah-mudahan berguna untuk diterapkan di dunia kerja nanti, ” ujar siswa kelas XII TKR B ini. (*)
Tiap Tahun Diserbu Pendaftar
SMKN 1 Paron terbilang sekolah baru. Sekolah di Jalan Raya Gentong Paron Ngawi ini berdiri 25 Juni 2007. Kali pertama membuka pendaftaran siswa baru hanya tersedia 2 rombongan belajar, yaitu Mekanik Otomotif dan Penjualan. Masing-masing kelas terdiri 50 siswa. ‘’Pada tahun kedua kami membuka 3 rombel, yaitu Mekanik Otomotif sebanyak 2 kelas, Penjualan 1 kelas dan Akuntansi 2 kelas,’’ terang Pak Parjono, Kepala SMKN 1 Paron.
Tak disangka, pendaftar kala itu membeludak. Dari daya tampung sebanyak 200 siswa, pendaftar tercatat hampir 400. Jadi, terpaksa menolak sekitar 180 calon siswa. ‘’Semula gedungnya numpang SD, tapi pada awal Januari 2009 punya gedung sendiri. Siswa masuk pagi dan sore,’’ ungkapnya.
Fenomena itu membuat SMKN 1 Paron pada tahun ketiga memutuskan menambah lagi rombel. Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 3 kelas, Akuntansi 3 kelas, dan Penjualan 2 kelas. ‘’Masing-masing kelas terdiri 40 siswa. Pada tahun ini jumlah murid kami sudah sekitar 530,’’ papar Pak Parjono.
Penambahkan kelas berlanjut pada tahun keempat dan kelima. Saat ini, SMKN 1 Paron memiliki 929 siswa. Sedangkan jurusannya menjadi 4 setelah dibuka jurusan Teknik Sepeda Motor. ‘’Pendaftar berasal dari beberapa kecamatan seperti Paron, Jogorogo, Ngrambe, Kendal, Sine, Kedunggalar, dan tidak sedikit dari kota Ngawi,’’ ujarnya.
Tren bertambahnya pendaftar dari tahun ke tahun itu, kata Pak Parjono, tak lepas dari sederet prestasi yang diraih SMKN 1 Paron. Juga dukungan tenaga pendidik berkualitas. Sebut saja Pak Ribut Triyono, yang sudah malang melintang sebagai wasit pertandingan bola voli nasional dan menjadi juri turnamen voli di berbagai daerah. (*)
Prapansa Sabet Juara Umum III
SALAH satu ekskul yang menonjol di SMKN 1 Paron Ngawi adalah pramuka. Banyak siswa yang bergabung dengan ekskul yang dikenal dengan istilah dengan istilah Prapansa (Pramuka Paron Satu) ini. ‘’Soalnya, kita diajarin kepemimpinan, kedisiplinan diri dan masih banyak lagi,’’ kata salah satu siswa.
Tau nggak, Prapansa sudah meraih banyak prestasi lho. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten sampe karesidenan. Yang terbaru, Prapansa menyabet juara umum III PKIII (Penegak Kreasi Tiga) yang diadain IKIP PGRI Madiun.
Gelar juara umum III itu diraih setelah Prapansa dapet juara 1 lomba pioneering, lomba pidato bahasa Indonesia, lomba kreasi ketela pohon dalam pengembaraan, dan banyak lagi.
Prestasi itu tak urung disambut gembira anak-anak SMKN 1 Paron. Apalagi, saingannya lumayan berat. Banyak sekolah favorit di Madiun yang berpartisipasi dalam lomba itu. ‘’Selain pulang bawa piala, kita juga mendapatkan banyak pengalaman dan teman dari berbagai daerah,’’ kata siswa lainnya.
Kegiatan pramuka di SMKN 1 Paron sendiri selama ini sangat bervariasi. Ada PTP (Penerimaan Tamu Penegak), PTA (Penerimaan Tamu Ambalan), penempuhan bedge sangga, TKU Bantara, dan sebagainya. (*)
Disiplin Bikin KBM Lancar
DI kalangan anak-anak SMKN 1 Paron, nama Bu Sunarsih sudah nggak asing lagi. Maklum, bu guru satu ini dikenal disiplin dan tegas. Pokoknya, demi kedisiplinan siswa, Bu Sunarsih nggak pandang bulu. Sikap tegas itu bukan tanpa alasan.
‘’Semua ini demi kebaikan siswa. Biar kelak mereka jadi orang yang disiplin dalam segala hal, khususnya dalam dunia kerja setelah kita lulus SMK nanti,’’ kata bu guru yang juga koordinator Tim Tatib SMKN 1 Paron ini.
Menjadi Tim Tatib, bagi Bu Sunarsih, merupakan tugas mulia. Sebab, jika kedisiplinan dan ketertiban bisa ditegakkan, kegiatan belajar mengajar (KBM) akan berjalan dengan lancar. ‘’Siswa yang melanggar tata tertib sekolah dilakukan pembinaan dan selanjutnya diberi poin,” ungkapnya.
Bu Sunarsih ini menanamkan kedisiplinan tidak hanya di sekolah saja lho, tapi juga di lingkungan keluarganya. ”Sejak kecil harus ditanamkan kedisiplinan dalam keluarga agar kelak menjadi manusia yang bertanggung jawab,” tutur Bu Sunarsih yang mengajar di SMKN 1 Paron sejak Februari 2010 ini. (*)