Pages

Rabu, 27 Juni 2012

Mereka yang Menyabet Juara 1 di Ajang Exmud Party 2012 Radar Madiun (2)

Habiskan Tiga Kilogram Koran Bekas

Lomba Newspaper Fashion Show (NFS) di Exmud Party Radar Madiun 2012 menyita perhatian pengunjung. Ajang kreativitas mendesain busana berbahan koran bekas itu menjadi milik SMAN 2 Ngawi dengan menempatkan wakilnya sebagai juara I.

UMI SHOLIKAH, Madiun

AKU menaaang...! Teriakan itu terdengar dari sisi kiri panggung, usai panitia mengumumkan juara lomba Newspaper Fashion Show (NFS) pada Exmud Party Radar Madiun 2012, Senin (25/6). Sambil berteriak, puluhan siswa mengenakan pakaian kasual yang bergerombol tak jauh dari tempat diumumkannya pemenang tampak melonjak kegirangan.


Anzela Rosepti pun bergegas naik ke panggung untuk menerima piala dan hadiah dari panitia, diiringi histeria puluhan suporternya. Usai menerima penghargaan, juara I NFS dari SMAN 2 Ngawi itu turun dari stage didampingi desainernya Hemas Ayu Nirmala dengan wajah berseri. ’’Kalau dihitung, busana ini menghabiskan tiga kilogram koran bekas, mungkin lebih,’’ ungkap Ayu.

Dalam lomba tersebut, Ayu dan timnya menyuguhkan dua desain busana pengantin. Yakni gaya Yogyakarta yang berhasil menyabet juara I dan satu desain lainnya busana pengantin khas Palembang. ’’Inginnya sih menang semua, tapi ternyata hanya satu yang juara,’’ katanya sambil tersenyum.

Pada lomba NFS kali ini, Ayu bersama timnya sengaja mengusung tema busana pengantin tradisional untuk menyampaikan pesan bahwa budaya itu murni milik bangsa Indonesia dan tidak bisa diklaim negara lain. ’’Kami juga menambahkan aksen mirip wayang berbentuk gunungan di bagian mahkota,’’ tuturnya.

Busana pengantin yang dibawakan Anzela Rosepti itu diselesaikan dalam waktu seminggu. Dari seluruh rangkaian detailnya, ada dua bagian yang sulit dan menyita waktu. Yakni pada rumbai melati di kepala serta dodot atau bagian ekor busana.
Pada rumbai melati, Ayu dkk membuat dua ratus lebih replika melati dari koran. Sedangkan untuk membuat dodot dibutuhkan kejelian dan ketelitian menggambar batik dari potongan koran bekas. ’’Belum termasuk menempel manik-manik dan mahkota. Itu harus benar-benar teliti,’’ imbuhnya.

Bagi Anzela, sang model, memeragakan busana dari bahan koran merupakan pengalaman pertama.’’Awalnya rasanya aneh dan ribet. Tapi ternyata asyik juga,’’ ujarnya kepada Radar Madiun.

Anzela juga sempat merasakan ’siksaan’ saat perjalanan dari Ngawi menuju lokasi lomba di Sri Ratu Madiun. Karena mahkotanya berbentuk gunungan setinggi 40 sentimeter, dia terpaksa menunduk saat berada di dalam mobil selama kurang lebih dua jam. Akibatnya, gadis itu harus menahan sakit pada lehernya. ’’Sebenarnya jarak bisa ditempuh satu jam, tapi saat perjalanan terjebak macet hampir satu jam. Rasanya kepala ini berat sekali,’’ kenangnya.

Tidak hanya itu, rumbai pada bagian punggung yang menjadi aksesoris dan bagian busana yang hanya dikaitkan dengan lem membuat remaja 18 tahun itu ketir-ketir. ’’Takut saja kalau tiba-tiba lemnya lepas atau sobek,’’ katanya. ***(isd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum