Sempat Kalang Kabut karena Kekurangan Kostum
Ada yang baru di Exmud Party edisi keempat tahun ini, yakni lomba K-Pop Dance. Dan, tim SMKN 1 Kota Madiun mencuri perhatian hingga sukses menyabet juara I. Bagaimana persiapan mereka?
UMI SHOLIKAH, Madiun
SUASANA SMKN 1 Kota Madiun pagi kemarin (27/6) terlihat ramai, meski saat ini tengah masa liburan. Banyak siswa dan guru berseliweran di halaman sekolah. Sementara di lobi ruang guru, tampak lima pelajar sedang duduk-duduk santai.
Kelima remaja itu tidak lain Aryo Wiratama, Bhima Dicky, Amad Masruri, Rico Virgiawan dan Endro Dwi. Mereka adalah anggota tim K-Pop dance yang baru saja menyabet juara I lomba di Exmud Party Radar Madiun.
’’Tadi selesai daftar ulang, baru kenaikan kelas,’’ kata Aryo.
Tak mudah meraih posisi pertama pada lomba yang pesertanya mayoritas kaum hawa itu. Mereka harus tampil all out untuk merebut perhatian dewan juri di even tahunan Radar Madiun tersebut. ’’Kemarin ada yang sempat terpeleset, karena lantainya licin. Juga keseleo punggung karena jatuhnya tidak pas,’’ ungkapnya.
Tim K-Pop Dance SMKN 1 tak menyangka mampu meraih juara I. Pasalnya, mereka hanya melakukan persiapan selama seminggu. Ini karena para pelajar sekolah kejuruan itu harus menyelesaikan ujian semester. ’’Waktunya mepet, jadi kemarin kompaknya masih kurang,’’ imbuh Bhima.
Apalagi, seorang anggota tim sama sekali tidak memiliki basic menari. Sehingga, awalnya mereka sempat kesulitan memadukan kombinasi gerakan antara satu anggota dengan anggota lainnya.’’Mungkin kalau latihannya genap satu bulan, bisa lebih kompak lagi,’’ tuturnya.
Mereka juga sempat kalang kabut karena kekurangan kostum. Ceritanya, awalnya mereka sudah memiliki kostum untuk berlima. Namun saat dicoba dua hari sebelum tampil, ukurannya kebesaran. Akhirnya mereka pun berganti kostum yang lain. Sayangnya, jumlah kostum hanya empat, sehingga masih kurang satu potong. ’’Akhirnya dua hari kami muter dan harus bisa buat satu pakaian lagi,’’ ujarnya.
Lain dengan pengalaman Rico Virgiawan, dancer SMKN 1 lainnya. Remaja kelahiran 19 September 1994 itu sering mendengar ejekan dan cap miring saat akan pentas. ’’Kami sering pentas lomba atau perform. Saat itulah ada yang bilang kalau kami mirip (maaf) seperti banci,’’ ujarnya.
Bagi Rico, menari tak sekadar hobi. Tapi juga alternatif melepas penat sekaligus olahraga. ’’Saat perform, kami lebih konsentrasi pada gerakan patah-patah. Berbeda dengan gerakan cewek yang cenderung gemulai,’’ tutur Rico meluruskan anggapan miring seputar dancer pria.
Saat tampil di ajang Exmud Party 2012, tim asuhan Winahyu itu menampilkan gaya popping locking, yakni gerakan tari mengunci. Setiap gerakan ditampilkan dengan style patah-patah, sehingga terlihat macho. ’’Selain itu ada kick up atau salto, dan gerakan-gerakan breakdance juga,’’ ujarnya.***(isd)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Top This Week
-
Ada Lomba Kreasi Tumpeng Perayaan HUT ke-27 SMAVI Heboh ULTAH SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun tahun ini dirayain besar-besaran. Lima hari...
-
Kecil-kecil Jago Inggris SUASANA kelas moon TK Bright Kiddie School Ponorogo pagi itu terlihat seru. Apalagi kalau bukan melihat tingkah l...
-
Ogah Ketinggalan Konsep Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Po...
Pages
blank
t
Pages - Menu
Followers
Blogroll
Pages
Blogger Tricks
Pages
Exmud Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar