Pages

Selasa, 04 Oktober 2011

SMA Panca Bhakti Magetan

SMA PANCA BHAKTI FOR EXMUD
Tiga siswa SMA Panca Bhakti Magetan memeragakan cara kerja alat penghitung tiket otomatis.

Bikin Alat Penghitung Tiket Otomatis

SMA Panca Bhakti Jawara
Lomba Cipta Elektronika

PENGHITUNGAN pengunjung lokasi wisata selama ini yang masih menggunakan cara manual menginspirasi siswa SMA Panca Bhakti Magetan menciptakan peralatan modern. Dengan alat itu, proses penghitungan bisa dilakukan dengan lebih praktis.
Hasilnya pun lebih akurat.
Alat penghitung tiket karya anak-anak SMA Panca Bhakti itu pun pada Lomba Cipta Elektronika antar-SLTA se-Magetan beberapa waktu lalu menyabet juara I.
‘’ Dengan alat ini, pengunjung yang terdeteksi lewat tiket masuk lokasi wisata bisa dihitung secara otomatis,’’ terang Pak Dodik Triwahyudi, guru fisika SMA Panca Bhakti.
Menurut Pak Dodik, dengan alat itu petugas tiket tidak perlu menghitung jumlah pengunjung karena sudah langsung terdeteksi. Mereka hanya memonitor di dalam ruangan dengan melihat tampilan pada komputer melalui program Exel. Pak Dodik yang juga wakasek kesiswaan itu mengatakan, akurasi alat tersebut mencapai 98 persen. ‘’Agar keakuratannya terjamin, jarak minimal antar-pengunjung adalah 10 cm,’’ ungkapnya.
Yang jelas, lanjut Pak Dodik, penghitungan dengan alat itu lebih efisien dibanding cara manual. Selain mendeteksi jumlah pengunjung, peralatan tersebut juga bisa digunakan untuk mengetahui pemasukan dana setiap harinya. ‘’Bahkan, laporan bulanan atau tahunan,’’ ujarnya. (*)

Sensor Panas Matahari dengan LDR
KARYA revolusioner anak-anak SMA Panca Bhakti Magetan nggak cuma alat penghitung tiket otomatis lho.
Siswa sekolah itu juga mampu bikin alat sensor panas matahari yang lebih fleksibel karena solarcell dapat mengikuti arah matahari.
Berbeda dengan solarcell sebagai pembangkit listrik tenaga surya yada ada selama ini, biasanya diletakkan menghadap ke atas pada posisi 90 derajat dari sumbu x. Sehingga, pada waktu pagi dan sore hari panas yang diterima solarcell kurang maksimal.
Sensor panas matahari itu dilengkapi dengan sistem LDR yang berfungsi menyensor cahaya dari matahari untuk memberikan perintah ke motor dan menggerakkan LDR tersebut. (*)

Berbekal Pede, Juara Broadcasting
LOMBA kepenyiaran radio yang diselenggarakan salah satu perguruan tinggi di Madiun September lalu jadi momen istimewa bagi Ayu Mahclika.
Soalnya, di ajang tersebut siswi kelas 3 IPA1 SMA Panca Bhakti (Smapabha) Magetan itu menyabet juara I. ‘’Nggak nyangka bisa menang. Soalnya, saingannya bagus-bagus,’’ kata Ayu.
Ayu mengaku tak ada persiapan khusus menjelang lomba kepenyiaran itu. Maklum, on air ibarat sudah jadi makanan sehari-hari baginya. Dia cuma berbekal pede (percaya diri) saja. ''Waktu lomba kita disuruh bacain berita sama beberapa request lagu. Pastinya, seneng lah bisa juara,'' tuturnya.
Asal tau aja, bagi anak-anak Smapabha, dunia broadcasting sudah nggak asing lagi. Sebab, sekolah ini punya ekskul kepenyiaran. Bahkan, punya stasiun radio bernama Smapabha FM. ''Aku sejak kelas satu udah gabung Smapabha FM,'' ungkapnya.
Meski begitu, keberadaan Radio Smapabha FM nggak ngganggu aktivitas siswa mengikuti proses belajar mengajar. Sebab, jadwal siarannya usai jam sekolah. ‘’Siang sampai sore sekitar jam lima,’’ terang salah seorang guru Smapabha. (*)

Geliat Ekskul Musik Smapabha Magetan

Bikin Video Klip di Bali,
Diposting di YouTube


Sebagaimana sekolah lainnya, SMA Panca Bhakti Magetan memiliki segudang kegiatan ekstra kurikuler (ekskul). Salah satu yang banyak diminati adalah ekskul musik. Apa saja yang sudah dihasilkan?
---------------
SUKA dengan Dadali, pelantun Di saat Aku Mencintaimu? Band asal Bogor itu melejit gara-gara YouTube. Hingga kini video Di saat Aku Mencintaimu milik Dadali Band itu sudah dilihat lebih dari 8 juta pengunjung.
Nah, salah satu band SMA Panca Bhakti (Smapabha) Magetan coba meretas jalan seperti yang dilakukan Dadali. Mereka adalah Five Newton dan Antinoda Band. Paling nggak Five Newton sudah menghasilkan 4 lagu.
Yaitu, Hanya Kau Cintaku, Kisah Sahabat, Goodbye, dan Temani Aku Disin. Sedangkan Antinoda menelorkan tiga lagu, yakni DISI, Tentang, dan Indahmu.
Memang, popularitas Five Newton dan Antinoda masih jauh dibanding Dadali. Tapi, soal musikalitas nggak kalah. Bahkan, layaknya band profesional, lagu-lagu yang diunggah di YouTube itu dikemas seperti video klip lengkap dengan cewek sebagai modelnya.
Bahkan, salah satu video klipnya mengambil setting di Bali. Hebat kan! ‘’Lagunya juga bisa di-download di 4shared,’’ kata Aristya Mardianawati, vokalis Five Newton.
Menurut Pak Dodik Triwahyudi, produser Five Newton dan Antinoda, SMA Panca Bhakti Magetan menyimpan potensi musisi-musisi berbakat. Itu tak lepas dari ekskul musik yang diadain di sekolah tersebut. Nggak cuma didukung alat musik yang lengkap, tapi juga studio rekaman dan editing video sendiri. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum