Sempat Kalang Kabut karena Kekurangan Kostum
Ada yang baru di Exmud Party edisi keempat tahun ini, yakni lomba K-Pop Dance. Dan, tim SMKN 1 Kota Madiun mencuri perhatian hingga sukses menyabet juara I. Bagaimana persiapan mereka?
UMI SHOLIKAH, Madiun
SUASANA SMKN 1 Kota Madiun pagi kemarin (27/6) terlihat ramai, meski saat ini tengah masa liburan. Banyak siswa dan guru berseliweran di halaman sekolah. Sementara di lobi ruang guru, tampak lima pelajar sedang duduk-duduk santai.
Kelima remaja itu tidak lain Aryo Wiratama, Bhima Dicky, Amad Masruri, Rico Virgiawan dan Endro Dwi. Mereka adalah anggota tim K-Pop dance yang baru saja menyabet juara I lomba di Exmud Party Radar Madiun.
’’Tadi selesai daftar ulang, baru kenaikan kelas,’’ kata Aryo.
Tak mudah meraih posisi pertama pada lomba yang pesertanya mayoritas kaum hawa itu. Mereka harus tampil all out untuk merebut perhatian dewan juri di even tahunan Radar Madiun tersebut. ’’Kemarin ada yang sempat terpeleset, karena lantainya licin. Juga keseleo punggung karena jatuhnya tidak pas,’’ ungkapnya.
Tim K-Pop Dance SMKN 1 tak menyangka mampu meraih juara I. Pasalnya, mereka hanya melakukan persiapan selama seminggu. Ini karena para pelajar sekolah kejuruan itu harus menyelesaikan ujian semester. ’’Waktunya mepet, jadi kemarin kompaknya masih kurang,’’ imbuh Bhima.
Apalagi, seorang anggota tim sama sekali tidak memiliki basic menari. Sehingga, awalnya mereka sempat kesulitan memadukan kombinasi gerakan antara satu anggota dengan anggota lainnya.’’Mungkin kalau latihannya genap satu bulan, bisa lebih kompak lagi,’’ tuturnya.
Mereka juga sempat kalang kabut karena kekurangan kostum. Ceritanya, awalnya mereka sudah memiliki kostum untuk berlima. Namun saat dicoba dua hari sebelum tampil, ukurannya kebesaran. Akhirnya mereka pun berganti kostum yang lain. Sayangnya, jumlah kostum hanya empat, sehingga masih kurang satu potong. ’’Akhirnya dua hari kami muter dan harus bisa buat satu pakaian lagi,’’ ujarnya.
Lain dengan pengalaman Rico Virgiawan, dancer SMKN 1 lainnya. Remaja kelahiran 19 September 1994 itu sering mendengar ejekan dan cap miring saat akan pentas. ’’Kami sering pentas lomba atau perform. Saat itulah ada yang bilang kalau kami mirip (maaf) seperti banci,’’ ujarnya.
Bagi Rico, menari tak sekadar hobi. Tapi juga alternatif melepas penat sekaligus olahraga. ’’Saat perform, kami lebih konsentrasi pada gerakan patah-patah. Berbeda dengan gerakan cewek yang cenderung gemulai,’’ tutur Rico meluruskan anggapan miring seputar dancer pria.
Saat tampil di ajang Exmud Party 2012, tim asuhan Winahyu itu menampilkan gaya popping locking, yakni gerakan tari mengunci. Setiap gerakan ditampilkan dengan style patah-patah, sehingga terlihat macho. ’’Selain itu ada kick up atau salto, dan gerakan-gerakan breakdance juga,’’ ujarnya.***(isd)
Featured Posts
-
SMAN 1 Ngawi
Ketua OSIS Smasa Lolos ISLC
-
TK-SD Bright Kiddie School Ponorogo
Antusias Belajar Eksperimen
-
SMK PGRI 4 Ngawi
Ekskul Dance dan Tari SMK Panter Unjuk Gigi
Rabu, 27 Juni 2012
Mereka yang Menyabet Juara 1 di Ajang Exmud Party 2012 Radar Madiun (2)
Habiskan Tiga Kilogram Koran Bekas
Lomba Newspaper Fashion Show (NFS) di Exmud Party Radar Madiun 2012 menyita perhatian pengunjung. Ajang kreativitas mendesain busana berbahan koran bekas itu menjadi milik SMAN 2 Ngawi dengan menempatkan wakilnya sebagai juara I.
UMI SHOLIKAH, Madiun
AKU menaaang...! Teriakan itu terdengar dari sisi kiri panggung, usai panitia mengumumkan juara lomba Newspaper Fashion Show (NFS) pada Exmud Party Radar Madiun 2012, Senin (25/6). Sambil berteriak, puluhan siswa mengenakan pakaian kasual yang bergerombol tak jauh dari tempat diumumkannya pemenang tampak melonjak kegirangan.
Anzela Rosepti pun bergegas naik ke panggung untuk menerima piala dan hadiah dari panitia, diiringi histeria puluhan suporternya. Usai menerima penghargaan, juara I NFS dari SMAN 2 Ngawi itu turun dari stage didampingi desainernya Hemas Ayu Nirmala dengan wajah berseri. ’’Kalau dihitung, busana ini menghabiskan tiga kilogram koran bekas, mungkin lebih,’’ ungkap Ayu.
Dalam lomba tersebut, Ayu dan timnya menyuguhkan dua desain busana pengantin. Yakni gaya Yogyakarta yang berhasil menyabet juara I dan satu desain lainnya busana pengantin khas Palembang. ’’Inginnya sih menang semua, tapi ternyata hanya satu yang juara,’’ katanya sambil tersenyum.
Pada lomba NFS kali ini, Ayu bersama timnya sengaja mengusung tema busana pengantin tradisional untuk menyampaikan pesan bahwa budaya itu murni milik bangsa Indonesia dan tidak bisa diklaim negara lain. ’’Kami juga menambahkan aksen mirip wayang berbentuk gunungan di bagian mahkota,’’ tuturnya.
Busana pengantin yang dibawakan Anzela Rosepti itu diselesaikan dalam waktu seminggu. Dari seluruh rangkaian detailnya, ada dua bagian yang sulit dan menyita waktu. Yakni pada rumbai melati di kepala serta dodot atau bagian ekor busana.
Pada rumbai melati, Ayu dkk membuat dua ratus lebih replika melati dari koran. Sedangkan untuk membuat dodot dibutuhkan kejelian dan ketelitian menggambar batik dari potongan koran bekas. ’’Belum termasuk menempel manik-manik dan mahkota. Itu harus benar-benar teliti,’’ imbuhnya.
Bagi Anzela, sang model, memeragakan busana dari bahan koran merupakan pengalaman pertama.’’Awalnya rasanya aneh dan ribet. Tapi ternyata asyik juga,’’ ujarnya kepada Radar Madiun.
Anzela juga sempat merasakan ’siksaan’ saat perjalanan dari Ngawi menuju lokasi lomba di Sri Ratu Madiun. Karena mahkotanya berbentuk gunungan setinggi 40 sentimeter, dia terpaksa menunduk saat berada di dalam mobil selama kurang lebih dua jam. Akibatnya, gadis itu harus menahan sakit pada lehernya. ’’Sebenarnya jarak bisa ditempuh satu jam, tapi saat perjalanan terjebak macet hampir satu jam. Rasanya kepala ini berat sekali,’’ kenangnya.
Tidak hanya itu, rumbai pada bagian punggung yang menjadi aksesoris dan bagian busana yang hanya dikaitkan dengan lem membuat remaja 18 tahun itu ketir-ketir. ’’Takut saja kalau tiba-tiba lemnya lepas atau sobek,’’ katanya. ***(isd)
Lomba Newspaper Fashion Show (NFS) di Exmud Party Radar Madiun 2012 menyita perhatian pengunjung. Ajang kreativitas mendesain busana berbahan koran bekas itu menjadi milik SMAN 2 Ngawi dengan menempatkan wakilnya sebagai juara I.
UMI SHOLIKAH, Madiun
AKU menaaang...! Teriakan itu terdengar dari sisi kiri panggung, usai panitia mengumumkan juara lomba Newspaper Fashion Show (NFS) pada Exmud Party Radar Madiun 2012, Senin (25/6). Sambil berteriak, puluhan siswa mengenakan pakaian kasual yang bergerombol tak jauh dari tempat diumumkannya pemenang tampak melonjak kegirangan.
Anzela Rosepti pun bergegas naik ke panggung untuk menerima piala dan hadiah dari panitia, diiringi histeria puluhan suporternya. Usai menerima penghargaan, juara I NFS dari SMAN 2 Ngawi itu turun dari stage didampingi desainernya Hemas Ayu Nirmala dengan wajah berseri. ’’Kalau dihitung, busana ini menghabiskan tiga kilogram koran bekas, mungkin lebih,’’ ungkap Ayu.
Dalam lomba tersebut, Ayu dan timnya menyuguhkan dua desain busana pengantin. Yakni gaya Yogyakarta yang berhasil menyabet juara I dan satu desain lainnya busana pengantin khas Palembang. ’’Inginnya sih menang semua, tapi ternyata hanya satu yang juara,’’ katanya sambil tersenyum.
Pada lomba NFS kali ini, Ayu bersama timnya sengaja mengusung tema busana pengantin tradisional untuk menyampaikan pesan bahwa budaya itu murni milik bangsa Indonesia dan tidak bisa diklaim negara lain. ’’Kami juga menambahkan aksen mirip wayang berbentuk gunungan di bagian mahkota,’’ tuturnya.
Busana pengantin yang dibawakan Anzela Rosepti itu diselesaikan dalam waktu seminggu. Dari seluruh rangkaian detailnya, ada dua bagian yang sulit dan menyita waktu. Yakni pada rumbai melati di kepala serta dodot atau bagian ekor busana.
Pada rumbai melati, Ayu dkk membuat dua ratus lebih replika melati dari koran. Sedangkan untuk membuat dodot dibutuhkan kejelian dan ketelitian menggambar batik dari potongan koran bekas. ’’Belum termasuk menempel manik-manik dan mahkota. Itu harus benar-benar teliti,’’ imbuhnya.
Bagi Anzela, sang model, memeragakan busana dari bahan koran merupakan pengalaman pertama.’’Awalnya rasanya aneh dan ribet. Tapi ternyata asyik juga,’’ ujarnya kepada Radar Madiun.
Anzela juga sempat merasakan ’siksaan’ saat perjalanan dari Ngawi menuju lokasi lomba di Sri Ratu Madiun. Karena mahkotanya berbentuk gunungan setinggi 40 sentimeter, dia terpaksa menunduk saat berada di dalam mobil selama kurang lebih dua jam. Akibatnya, gadis itu harus menahan sakit pada lehernya. ’’Sebenarnya jarak bisa ditempuh satu jam, tapi saat perjalanan terjebak macet hampir satu jam. Rasanya kepala ini berat sekali,’’ kenangnya.
Tidak hanya itu, rumbai pada bagian punggung yang menjadi aksesoris dan bagian busana yang hanya dikaitkan dengan lem membuat remaja 18 tahun itu ketir-ketir. ’’Takut saja kalau tiba-tiba lemnya lepas atau sobek,’’ katanya. ***(isd)
Selasa, 26 Juni 2012
Mereka yang Menyabet Juara 1 di Ajang Exmud Party 2012 Radar Madiun (1)
SMAN 2 Menang Lagi, Tim
SMPN 1 Geger Lupa Mandi
Menyabet gelar bergengsi sebagai pemenang butuh pengorbanan dan kerja keras. Setidaknya itulah yang dirasakan pemenang lomba Mading Competition Exmud Party 2012 Radar Madiun, yang telah memasuki edisi keempat. Untuk juara 1 tingkat SMA disabet tim SMAN 2 Kota Madiun, sedangkan tingkat SMP diraih SMPN 1 Geger, Kabupaten Madiun. Seperti apa perjuangannya?
UMI SHOLIKAH, Madiun
EKSPRESI bangga, haru dan gembira terpancar dari rona wajah siswa yang mengenakan seragam warna krem dengan bawahan cokelat muda. Teriakan lepas terdengar kompak dari hall Pasaraya Sri Ratu Madiun, ketika perwakilan panitia Exmud Party 2012 dari Radar Madiun, membacakan satu persatu juara Mading Competition dengan tema ’all about football’ tersebut.
Mereka yang sedang bergembira itu tidak lain tim mading SMAN 2 Kota Madiun. Tanpa dikomando, tim ini larut dalam kegembiraan setelah didaulat memenangi kompetisi bergengesi pesta kreativitas pelajar terakbar se eks Karisidenan Madiun. Tim Smada itu mempertahankan status juara bertahan. Sebab, diajang yang sama tahun lalu, tim dari sekolah berlabel RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) itu juga dikukuhkan sebagai juara 1. ’’Tahun lalu (Exmud Party 2011, Red) kakak kelas yang dapat, sekarang giliran kami juara, ini cukup membanggakan,’’ ujar Ratna Ayu Kurniawati, koordinator tim Mading SMAN 2 Kota Madiun, ditemui Radar Madiun usai prosesi penyerahan hadian, kemarin (25/6).
Ratna –sapaan akrabnya- mengatakan, tim mading melibatkan 10 pelajar dari sekolah yang beralamat di jalan Biliton, Kota Madiun. Targetnya, tetap mempertahankan juara. Datang sebagai sang juara bertahan, tim mading SMAN 2 tidak mau kehilangan muka. Yakni, menerapkan strategi jitu untuk bisa mencuri perhatian dewan juri. ’’ ’’Temanya kan tentang bola, kalau mading lapangan sudah banyak. Jadi mading kami buat sekreatif mungkin dari sisi konsep dan tampilan,’’ ujar Ratna yang juga pimpinan umum mading Bina Intensitas Apresiasi Siswa (BIAS) SMAN 2.
Konsepnya dinamai ’Balldenworld,’ alias ball hidden world. Isinya menceritakan sisi lain atau fakta tersembunyi di balik dunia sepakbola. Mading tersebut dikemas cukup berani. Yakni, dengan memasukkan berbagai artikel tentang bola yang tidak banyak diketahui masyarakat. Misalnya, kasus pingsannya pemain Bolton Wanderers, Fabrice Muamba dalam pertandingan karena serangan jantung. Masih ada lagi, artikel nama kesebalasan yang unik di bumi Indonesia. ’’Ada yang sebutannya PSK dengan kepanjangan Persatuan Sepakbola Kendari. Kemudian ada juga Perawan, singkatan dari Persepakbolaan Warga Nias dan masih banyak lagi,’’ tuturnya.
Mading 3 D dan interaktif itu dilengkapi dengan permainan. Dijelaskan, proses pengerjaan mading itu memakan waktu tiga hari. Dia mengakui, persiapan timnya cukup mendadak. Sebab, anggota tim mading sebelumnya harus berijabaku dan konsentrasi ujian semester. Konsekuensinya, tim mading harus kejar deadline disamping memikirkan konsep dalam waktu singkat. ’’Kami bagi tugas dan selama dua hari penuh lembur,’’ imbuh Yovita Indriya, anggota tim lain.
Walhasil, dengan kerja keras dan tanggung jawab tim yang didukung sukarelawan dari ekskul lain bisa menyelesaikan karya mading tersebut. Dari sekian banyak detail karya itu, ada satu bagian yang pengejaannya paling sulit. Yakni membuat meja dan kaki-kaki yang terbuat dari bahan semen. ’’Karena tidak pernah pakai gergaji manual, susahnya minta ampun saat memotong triplek,’’ imbuh Cahya Yoga.
Pengalaman menarik juga diungkapkan tim mading asal SMPN 1 Geger, Madiun. Tim asal Kabupaten Madiun itu dinobatkan sebagai juara pertama untuk tingkat SMP. Mereka butuh waktu tujuh hari mereka menyelesaikan mading. Konsep dan bentuknya gawang dan garis penalti itu. Menurut Anggarita Intan, anggota tim, untuk menyelesaikan karya itu hampir setiap hari lembur. Mulai pukul 07.00 WIB sampai 21.00. Bahkan saking totalnya mengerjakan mading tersebut, sebagian besar anggota rela tidak mandi sore. ’’Jadi bau ditanggung bersama, yang penting sekarang terpuaskan menjadi juara,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan Yayang Deni, dan Ilham Firmansyah anggota tim yang lain. Mereka rela membeli baterai malam hari ke pasar Pagotan, hanya untuk menyalakan bel yang berfungsi sebagai tanda gol. Itu diperuntukan pada permainan tendangan penalti yang menjadi bagian karyanya. ’’Lumayan gelap, karena rumahnya juga agak jauh. Tapi tidak masalah yang penting bisa menang,’’ tandasnya. ***(ota)
SMPN 1 Geger Lupa Mandi
Menyabet gelar bergengsi sebagai pemenang butuh pengorbanan dan kerja keras. Setidaknya itulah yang dirasakan pemenang lomba Mading Competition Exmud Party 2012 Radar Madiun, yang telah memasuki edisi keempat. Untuk juara 1 tingkat SMA disabet tim SMAN 2 Kota Madiun, sedangkan tingkat SMP diraih SMPN 1 Geger, Kabupaten Madiun. Seperti apa perjuangannya?
UMI SHOLIKAH, Madiun
EKSPRESI bangga, haru dan gembira terpancar dari rona wajah siswa yang mengenakan seragam warna krem dengan bawahan cokelat muda. Teriakan lepas terdengar kompak dari hall Pasaraya Sri Ratu Madiun, ketika perwakilan panitia Exmud Party 2012 dari Radar Madiun, membacakan satu persatu juara Mading Competition dengan tema ’all about football’ tersebut.
Mereka yang sedang bergembira itu tidak lain tim mading SMAN 2 Kota Madiun. Tanpa dikomando, tim ini larut dalam kegembiraan setelah didaulat memenangi kompetisi bergengesi pesta kreativitas pelajar terakbar se eks Karisidenan Madiun. Tim Smada itu mempertahankan status juara bertahan. Sebab, diajang yang sama tahun lalu, tim dari sekolah berlabel RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) itu juga dikukuhkan sebagai juara 1. ’’Tahun lalu (Exmud Party 2011, Red) kakak kelas yang dapat, sekarang giliran kami juara, ini cukup membanggakan,’’ ujar Ratna Ayu Kurniawati, koordinator tim Mading SMAN 2 Kota Madiun, ditemui Radar Madiun usai prosesi penyerahan hadian, kemarin (25/6).
Ratna –sapaan akrabnya- mengatakan, tim mading melibatkan 10 pelajar dari sekolah yang beralamat di jalan Biliton, Kota Madiun. Targetnya, tetap mempertahankan juara. Datang sebagai sang juara bertahan, tim mading SMAN 2 tidak mau kehilangan muka. Yakni, menerapkan strategi jitu untuk bisa mencuri perhatian dewan juri. ’’ ’’Temanya kan tentang bola, kalau mading lapangan sudah banyak. Jadi mading kami buat sekreatif mungkin dari sisi konsep dan tampilan,’’ ujar Ratna yang juga pimpinan umum mading Bina Intensitas Apresiasi Siswa (BIAS) SMAN 2.
Konsepnya dinamai ’Balldenworld,’ alias ball hidden world. Isinya menceritakan sisi lain atau fakta tersembunyi di balik dunia sepakbola. Mading tersebut dikemas cukup berani. Yakni, dengan memasukkan berbagai artikel tentang bola yang tidak banyak diketahui masyarakat. Misalnya, kasus pingsannya pemain Bolton Wanderers, Fabrice Muamba dalam pertandingan karena serangan jantung. Masih ada lagi, artikel nama kesebalasan yang unik di bumi Indonesia. ’’Ada yang sebutannya PSK dengan kepanjangan Persatuan Sepakbola Kendari. Kemudian ada juga Perawan, singkatan dari Persepakbolaan Warga Nias dan masih banyak lagi,’’ tuturnya.
Mading 3 D dan interaktif itu dilengkapi dengan permainan. Dijelaskan, proses pengerjaan mading itu memakan waktu tiga hari. Dia mengakui, persiapan timnya cukup mendadak. Sebab, anggota tim mading sebelumnya harus berijabaku dan konsentrasi ujian semester. Konsekuensinya, tim mading harus kejar deadline disamping memikirkan konsep dalam waktu singkat. ’’Kami bagi tugas dan selama dua hari penuh lembur,’’ imbuh Yovita Indriya, anggota tim lain.
Walhasil, dengan kerja keras dan tanggung jawab tim yang didukung sukarelawan dari ekskul lain bisa menyelesaikan karya mading tersebut. Dari sekian banyak detail karya itu, ada satu bagian yang pengejaannya paling sulit. Yakni membuat meja dan kaki-kaki yang terbuat dari bahan semen. ’’Karena tidak pernah pakai gergaji manual, susahnya minta ampun saat memotong triplek,’’ imbuh Cahya Yoga.
Pengalaman menarik juga diungkapkan tim mading asal SMPN 1 Geger, Madiun. Tim asal Kabupaten Madiun itu dinobatkan sebagai juara pertama untuk tingkat SMP. Mereka butuh waktu tujuh hari mereka menyelesaikan mading. Konsep dan bentuknya gawang dan garis penalti itu. Menurut Anggarita Intan, anggota tim, untuk menyelesaikan karya itu hampir setiap hari lembur. Mulai pukul 07.00 WIB sampai 21.00. Bahkan saking totalnya mengerjakan mading tersebut, sebagian besar anggota rela tidak mandi sore. ’’Jadi bau ditanggung bersama, yang penting sekarang terpuaskan menjadi juara,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan Yayang Deni, dan Ilham Firmansyah anggota tim yang lain. Mereka rela membeli baterai malam hari ke pasar Pagotan, hanya untuk menyalakan bel yang berfungsi sebagai tanda gol. Itu diperuntukan pada permainan tendangan penalti yang menjadi bagian karyanya. ’’Lumayan gelap, karena rumahnya juga agak jauh. Tapi tidak masalah yang penting bisa menang,’’ tandasnya. ***(ota)
Peserta Exmud Party Makin Kreatif, Kian Berani
MADIUN – Hall Pasaraya Sri Ratu sore kemarin (25/6) begitu riuh, saat pengumuman pemenang kompetisi rangkaian Exmud Party 2012 yang menandai ditutupnya ajang bergengsi Radar Madiun itu. Wakil Bupati Madiun Iswanto didampingi Pemimpin Redaksi Radar Madiun Bambang H Irwanto menyatakan apresiasinya atas even kreativitas pelajar tersebut. ’’Acara yang menjadi rangkaian HUT ke-13 Radar Madiun ini, luar biasa, untuk mengawal kemajuan pendidikan,’’ katanya.
Secara simbolis, closing ceremony ditandai peluncuran party paper oleh wabup dan pemred Radar Madiun, diiringi pelepasan balon oleh para peserta. Wabup Iswanto berharap, ke depan Radar Madiun terus mampu menyuguhkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, tetap objektif dan menggelar even positif bagi dunia pendidikan.
Project officer Exmud Party 2012 Radar Madiun, Evan Hadi menuturkan, pesta kreativitas pelajar yang digelar setiap tahun, konsepnya terus dimatangkan. Salah satu gelaran yang kemarin begitu memukau adalah newspaper fashion show. Yakni, ajang tampilnya desainer pelajar plus model dari siswa, dengan busana berbahan kertas koran. ’’Tahun ini tema desainnya lebih berani. Ke depan, konsep lain akan kami tambahkan untuk menyempurnakan gelaran yang menjari rangkaian HUT Radar Madiun ini,’’ ungkapnya.
Sebelum penutupan, selain newspaper fashion show, juga digelar lomba fotografi dengan model profesional berlatar sepeda motor Yamaha, sponsor utama Exmud Party 2012. Tampil sebagai terbaik I newspaper fashion show adalah SMAN 2 Ngawi, terbaik II (SMAN 1 Ponorogo) terbaik III (SMAN 6 Kota Madiun), terbaik IV (SMPN 1 Geger), terbaik V (MAN Kembangsawit). Sedangkan K-Pop Dance terbaik I SMKN 1 Kota Madiun, terbaik II (SMAN 1 Kota Madiun), terbaik III (SMAN 2 Kota Madiun), yell group terbaik I SMAN 3 Kota Madiun, terbaik II (SMAN 1 Mejayan), terbaik III (SMPN 2 Ngawi), Mading SMP Terbaik I SMPN 1 Geger, terbaik II (SMPN 2 Ngawi B), terbaik III (SMPN 1 Mejayan). Dan mading SMA, terbaik I SMAN 2 Kota Madiun,terbaik II (SMAN 2 Ngawi), terbaik III (SMAN 1 Ponorogo).
Exmud Party 2012 Radar Madiun didukung Yamaha, Unmer Madiun, KPP Pratama Madiun, Indosat IM3, PT Diantama Talenta Prima dan Pasaraya Sri Ratu. (rgl/irw)
Secara simbolis, closing ceremony ditandai peluncuran party paper oleh wabup dan pemred Radar Madiun, diiringi pelepasan balon oleh para peserta. Wabup Iswanto berharap, ke depan Radar Madiun terus mampu menyuguhkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, tetap objektif dan menggelar even positif bagi dunia pendidikan.
Project officer Exmud Party 2012 Radar Madiun, Evan Hadi menuturkan, pesta kreativitas pelajar yang digelar setiap tahun, konsepnya terus dimatangkan. Salah satu gelaran yang kemarin begitu memukau adalah newspaper fashion show. Yakni, ajang tampilnya desainer pelajar plus model dari siswa, dengan busana berbahan kertas koran. ’’Tahun ini tema desainnya lebih berani. Ke depan, konsep lain akan kami tambahkan untuk menyempurnakan gelaran yang menjari rangkaian HUT Radar Madiun ini,’’ ungkapnya.
Sebelum penutupan, selain newspaper fashion show, juga digelar lomba fotografi dengan model profesional berlatar sepeda motor Yamaha, sponsor utama Exmud Party 2012. Tampil sebagai terbaik I newspaper fashion show adalah SMAN 2 Ngawi, terbaik II (SMAN 1 Ponorogo) terbaik III (SMAN 6 Kota Madiun), terbaik IV (SMPN 1 Geger), terbaik V (MAN Kembangsawit). Sedangkan K-Pop Dance terbaik I SMKN 1 Kota Madiun, terbaik II (SMAN 1 Kota Madiun), terbaik III (SMAN 2 Kota Madiun), yell group terbaik I SMAN 3 Kota Madiun, terbaik II (SMAN 1 Mejayan), terbaik III (SMPN 2 Ngawi), Mading SMP Terbaik I SMPN 1 Geger, terbaik II (SMPN 2 Ngawi B), terbaik III (SMPN 1 Mejayan). Dan mading SMA, terbaik I SMAN 2 Kota Madiun,terbaik II (SMAN 2 Ngawi), terbaik III (SMAN 1 Ponorogo).
Exmud Party 2012 Radar Madiun didukung Yamaha, Unmer Madiun, KPP Pratama Madiun, Indosat IM3, PT Diantama Talenta Prima dan Pasaraya Sri Ratu. (rgl/irw)
Senin, 25 Juni 2012
Daftar Pemenang Exmud Party 2012
Berakhir sudah rangkaian Exmud Party 2012 di Pasaraya Sri Ratu Madiun. Berikut daftar pemenang ajang bergengsi yang digelar Radar Madiun itu.
Newspaper Fashion Show:
Juara I: SMAN 2 Ngawi
Juara II: SMAN 1 Ponorogo
Juara III: SMAN 6 Kota Madiun
Juara IV: SMPN 1 Geger
Juara V: MAN Kembangsawit
K-Pop Dance:
Juara I: SMKN 1 Kota Madiun
Juara II: SMAN 1 Kota Madiun
Juara III: SMAN 2 Kota Madiun
Yell Group:
Juara I: SMAN 3 Kota Madiun
Juara II: SMAN 1 Mejayan
Juara III: SMPN 2 Ngawi
Mading SMP:
Juara I: SMPN 1 Geger
Juara II: SMPN 2 Ngawi B
Juara III: SMPN 1 Mejayan
Mading SMA:
Juara I: SMAN 2 Kota Madiun
Juara II: SMAN 2 Ngawi
Juara III: SMAN 1 Ponorogo
Congrat 4 champions. See u next year...!!!
Newspaper Fashion Show:
Juara I: SMAN 2 Ngawi
Juara II: SMAN 1 Ponorogo
Juara III: SMAN 6 Kota Madiun
Juara IV: SMPN 1 Geger
Juara V: MAN Kembangsawit
K-Pop Dance:
Juara I: SMKN 1 Kota Madiun
Juara II: SMAN 1 Kota Madiun
Juara III: SMAN 2 Kota Madiun
Yell Group:
Juara I: SMAN 3 Kota Madiun
Juara II: SMAN 1 Mejayan
Juara III: SMPN 2 Ngawi
Mading SMP:
Juara I: SMPN 1 Geger
Juara II: SMPN 2 Ngawi B
Juara III: SMPN 1 Mejayan
Mading SMA:
Juara I: SMAN 2 Kota Madiun
Juara II: SMAN 2 Ngawi
Juara III: SMAN 1 Ponorogo
Congrat 4 champions. See u next year...!!!
Minggu, 24 Juni 2012
Exmud Party, Pacu Kreativitas Pelajar
MADIUN – Pesta kreativitas pelajar di eks-Karesidenan Madiun ditabuh, kemarin (24/6). Bertempat di hall Pasaraya Sri Ratu, acara yang didukung Yamaha, pembukanya menyuguhkan pertunjukkan atraktif dan spektakuler mulai breakdance Off One Rockers, cheerleaders SMAN 5 kota, shuffle dance MOS, hingga penampilan penyanyi cilik Adinda Galuh Hapsari.
Exmud Party 2012 dibuka Sekda Kota Madiun, Maidi, didampingi Direktur Radar Madiun Aris Sudanang bersama sejumlah perwakilan sponsor.
Exmud Party 2012 Radar Madiun yang berlangsung dua hari adalah edisi keempat. Kreativitas pelajar yang dikompetisikan di antaranya mading bertema ’all about football’, yell group, K-Pop Dance yang dilombakan kemarin. Sedangkan hari ini, Exmud Party akan mengasah kreativitas di bidang fotografi bertajuk ’the party full of expression’ dan newspaper fashion show dengan berbahan koran Radar Madiun.
Hadir pula dalam opening ceremony Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta, Branch Manager Pasaraya Sri Ratu, Marsono perwakilan dari Universitas Merdeka (Unmer) Madiun dan pejabat KPP Pratama Madiun.
Direktur Radar Madiun Aris Sudanang mengatakan, exmud party merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan pelajar untuk saling berkompetisi, silaturahmi dan menggali ide. ’’Semoga kelak bermanfaat bagi pelajar di level yang lebih tinggi sekaligus melihat bagaimana keberanian tampil di depan umum,’’ ujar Aris.
Aris juga mengapresiasi sponsor Yamaha dan Pasaraya Sri Ratu, serta KPP Pratama, Unmer Madiun, Diantama Talenta Prima hingga Indosat. Sekda Kota Maidi juga ikut memuji Radar Madiun dalam even yang dinilai bermanfaat bagi pelajar itu. ‘’Acara tahun keempat ini semakin meriah dan kreatif,’’ kata Maidi.
Maidi sempat menyinggung ajang kompetisi kreativitas pelajar juga akan mempercepat kemajuan dunia pendidikan. Apalagi, lanjutnya, di Kota Madiun sejumlah langkah di bidang pendidikan terus dilakukan seperti berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kereta Api (STIKA) hingga penegerian Politeknik Madiun. ‘’Ini akan membawa perubahan cepat bagi Kota Madiun,’’ ungkapnya.
Usai acara dibuka, Direktur Radar Madiun Aris Sudanang, Kapolresta AKBP Adi Deriyan Jayamarta dan Sekda Maidi melihat seluruh kreasi mading dari siswa SMP dan SMA. Sekda Maidi dan Kapolresta AKBP Adi Deriyan sempat menjajal permainan di mading buatan SMAN 6 Kota Madiun dan kreasi sekolah lain. Siang kemarin, juga dilakukan penilaian Mading Competition dan Yell Group. (ota/irw)
Exmud Party 2012 dibuka Sekda Kota Madiun, Maidi, didampingi Direktur Radar Madiun Aris Sudanang bersama sejumlah perwakilan sponsor.
Exmud Party 2012 Radar Madiun yang berlangsung dua hari adalah edisi keempat. Kreativitas pelajar yang dikompetisikan di antaranya mading bertema ’all about football’, yell group, K-Pop Dance yang dilombakan kemarin. Sedangkan hari ini, Exmud Party akan mengasah kreativitas di bidang fotografi bertajuk ’the party full of expression’ dan newspaper fashion show dengan berbahan koran Radar Madiun.
Hadir pula dalam opening ceremony Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta, Branch Manager Pasaraya Sri Ratu, Marsono perwakilan dari Universitas Merdeka (Unmer) Madiun dan pejabat KPP Pratama Madiun.
Direktur Radar Madiun Aris Sudanang mengatakan, exmud party merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan pelajar untuk saling berkompetisi, silaturahmi dan menggali ide. ’’Semoga kelak bermanfaat bagi pelajar di level yang lebih tinggi sekaligus melihat bagaimana keberanian tampil di depan umum,’’ ujar Aris.
Aris juga mengapresiasi sponsor Yamaha dan Pasaraya Sri Ratu, serta KPP Pratama, Unmer Madiun, Diantama Talenta Prima hingga Indosat. Sekda Kota Maidi juga ikut memuji Radar Madiun dalam even yang dinilai bermanfaat bagi pelajar itu. ‘’Acara tahun keempat ini semakin meriah dan kreatif,’’ kata Maidi.
Maidi sempat menyinggung ajang kompetisi kreativitas pelajar juga akan mempercepat kemajuan dunia pendidikan. Apalagi, lanjutnya, di Kota Madiun sejumlah langkah di bidang pendidikan terus dilakukan seperti berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kereta Api (STIKA) hingga penegerian Politeknik Madiun. ‘’Ini akan membawa perubahan cepat bagi Kota Madiun,’’ ungkapnya.
Usai acara dibuka, Direktur Radar Madiun Aris Sudanang, Kapolresta AKBP Adi Deriyan Jayamarta dan Sekda Maidi melihat seluruh kreasi mading dari siswa SMP dan SMA. Sekda Maidi dan Kapolresta AKBP Adi Deriyan sempat menjajal permainan di mading buatan SMAN 6 Kota Madiun dan kreasi sekolah lain. Siang kemarin, juga dilakukan penilaian Mading Competition dan Yell Group. (ota/irw)
Langganan:
Postingan (Atom)
Top This Week
-
Ada Lomba Kreasi Tumpeng Perayaan HUT ke-27 SMAVI Heboh ULTAH SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun tahun ini dirayain besar-besaran. Lima hari...
-
Kecil-kecil Jago Inggris SUASANA kelas moon TK Bright Kiddie School Ponorogo pagi itu terlihat seru. Apalagi kalau bukan melihat tingkah l...
-
Ogah Ketinggalan Konsep Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Po...
Pages
blank
t
Pages - Menu
Followers
Blogroll
Pages
Blogger Tricks
Pages
Exmud Online