Pages

Selasa, 22 November 2011

SMA Negeri 1 Wungu Kabupaten Madiun

Ada Lomba Kreasi Tumpeng

Perayaan HUT
ke-27 SMAVI Heboh

ULTAH SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun tahun ini dirayain besar-besaran. Lima hari penuh (25-29 Oktober 2011) warga sekolah yang dikenal dengan sebutan SMAVI ini larut dalam ingar-bingar perayaan ultah sekolah. Banyak banget kegiatan yang diadain buat memeriahkan HUT ke-27 SMAVI.
Salah satu yang menarik perhatian adalah lomba kreasi tumpeng. Siswa berlomba-lomba menghias nasi tumpeng mereka dengan aneka lauk pauk. Penataannya pun dibuat semenarik mungkin.
Anak-anak kelas XII IPS 1 misalnya, sengaja membentuk nasi tumpeng seperti gambar hati, lalu bagian atasnya ditaburi lauk membentuk angka 27. Hiasan dari wortel dan tomat berbentuk bunga di sekelilingnya membuat tampilannya keren banget.
Selain lomba kreasi tumpeng, HUT SMAVI juga dimeriahkan festival bazar makanan tradisional. Area parkir sebelah selatan sekolah pun disulap jadi lokasi bazar yang menyuguhkan berbagai makanan khas Indonesia. Mulai pecel , klepon , tahu petis , rujak buah , es kopyor, getuk, sampe oseng-oseng pepaya.
Lomba olahraga seperti futsal, basket, voli, dan badminton juga ada lho. Kegiatan yang diadain pada 25-26 Oktober 2011 itu meriah banget. ‘’Saya merasa bangga melihat antusiasme siswa dalam bermain dan sportivitas mereka,’’ ujar Pak Komaruddin, Kepala SMAN 1 Wungu.
Puncak kegiatan HUT SMAVI ke-27 adalah pentas seni, 29 Oktober 2011 di aula sekolah. Acara dimulai dengan aksi putra putri batik. Mengenakan batik yang modis-modis dan tata make up keren, mereka berlenggak lenggok di catwalk bak model profesional. Setelah itu, dilanjutkan dengan pensi yang berlangsung heboh. (*)

Sabet Juara Olimpiade Ekonomi
KELAS IPS yang selama ini cenderung dipandang sebelah mata mengusik hati Ema Rahmawati, siswi SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun.
Dia pun berusaha membuktikan diri kalau anak jurusan IPS juga bisa berprestasi.
Maka, ketika sekolahnya mengadakan seleksi calon peserta olimpiade Ekonomi, dia ikut mendaftar. ‘’Akhirnya terpilih jadi salah satu perwakilan sekolah ke olimpiade Ekonomi tingkat kabupaten tahun ini,’’ ujarnya.
Untuk terjun di olimpiade Ekonomi tingkat kabupaten, persiapan yang dilakukan Ema nggak main-main. Selain setiap hari mengikuti bimbingan dari guru Ekonomi, dia rajin berburu referensi dari buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah.
Kerja kerasnya terbayar lunas setelah cewek penyuka novel yang ultah setiap tanggal 8 Oktober itu berhasil meraih juara I olimpiade Ekonomi tingkat Kabupaten Madiun 2011. (*)

Paham dan Peduli Lingkungan
LOKASI sekolah di daerah pegunungan membuat anak-anak SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun dekat dengan alam.
Mereka juga punya kepedulian tinggi pada lingkungan. So, nggak salah kalo sejak tahun 2008 ada mulok pendidikan lingkungan hidup alias PLH.
Bu Hanik Ulfiatum, guru PLH, mengatakan bahwa dengan mulok PLH diharapkan SMAN 1 Wungu menghasilkan murid yang tidak hanya berhasil di pelajaran pokok, tapi juga terampil dalam memahami dan melindungi alam sekitarnya.
‘’PLH adalah proses membangun populasi manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan segala masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Dan, karena kita ‘anung’ (anak gunung, Red) kita harus lebih peduli terhadap lingkungan dari pada masyarakat di kota,’’ terang Bu Hanik.
Pada pelajaran PLH, siswa juga diajari memanfaatkan barang bekas atau limbah menjadi sesuatu yang punya nilai tambah. Misalnya, limbah plastik dibikin baju yang unik. ‘’Modelnya nggak kalah keren dari baju dijual di mall,’’ kata Sasty, siswi kelas XI.
Bahkan, SMAN 1 Wungu pernah menyabet juara I dan harapan I lomba daur ulang tingkat provinsi tahun 2009. Sedangkan tahun ini medapat juara III Putra Lingkungan. Sekolah ini juga membuat Hutan Pendidikan dengan menanam ratusan tanaman glodog pecut dan jati bekerjasama dengan Perhutani KPH Madiun. (*)

Mading Violeta Langganan Juara
SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun punya banyak jurnalis muda berbakat lho. Buktinya, majalah dinding alias mading sekolah ini sering meraih juara.
Bahkan, dalam lomba mading yang diadain STAIN Ponorogo, tim SMA Violeta-sebutan SMAN 1 Wungu-selalu menyabet juara I dalam tiga tahun berturut-turut.
Tim mading Violeta juga pernah meraih juara I dan III lomba tingkat eks Karesidenan Madiun di Unmuh Ponorogo. Sedangkan di Exmud Party Radar Madiun menyabet juara harapan I.
Moncernya prestasi anak-anak mading SMAN 1 Wungu keseriusan pihak sekolah mewadahi minat dan bakat siswa di bidang jurnalistik. Mereka secara bergilir papan mading yang sudah disediakan khusus. “Menyalurkan bakat anak lewat mading lebih baik dari pada corat-coret yang tidak pada medianya,’’ kata guru pembimbing mading Pak Chlorida Palianto.
Nggak itu saja, tiap semester diadain lomba untuk anak-anak ekskul mading. ‘’Membaca ilmu pengetahuan yang kemudian diikat dengan menulis adalah apresiasi yang ditunjukkan para murid melalui wadah mading,’’ kata Bu Nilam Wianti, guru pembimbing mading lainnya.
Vony Octavia Ayu, salah satu peserta ekskul mading, berharap tim Violeta bisa mewakili Kabupaten Madiun ke lomba tingkat provinsi. ‘’Kita juga pengen bikin mading gerak. Moga aja sekolah bisa nyediain angarannya,’’ kata dia. (*)

Ikut Bantu Atasi Problem Siswa
PENGABDIAN guru BP SMAN 1 Wungu Kabupaten Madiun pantas diacungi jempol. Bagaimana tidak, mereka tak jarang harus menempuh jarak puluhan kilometer dan medan yang sulit demi menemui muridnya, terkait program home visit di sekolah itu.
Saat home visit itulah guru BP memberikan motivasi dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa-siswi. Misalnya, terlambat ke sekolah, tidak masuk tanpa alasan yang jelas , mengantuk saat KBM, dan sebagainya. ‘’Memang moto kami adalah BP peduli siswa,’’ kata Pak Wibisono, salah satu guru BP.
Kalau ada permasalahan yang dihadapi siswa, lanjut Pak Wibisono, guru BP tidak langsung memberikan sanksi pada murid, tapi mengevaluasi terlebih dahulu mengapa anak itu melanggar tata tertib.
Menurut Pak Wibisono, memecahkan permasalahan siswa harus dilakukan tanpa rasa emosional sedikit pun. Guru BP juga selalu menekankan pada siswa-siswinya agar tak mudah putus asa dalam menghadapi problemnya. ‘’Setiap permasalahan sesulit apapun pasti ada solusinya, walaupun kadang butuh proses lama,’’ tuturnya, diamini Pak Dwiwojo, guru BP lainnya. (*)

Motor Tua Saksi Perjuangan Hidup
JANOKO. Begitulah cowok satu ini biasa disapa. Janoko bisa dibilang sosok istimewa. Bagaimana tidak, di usia yang baru 18 tahun,
tekat siswa SMAN 1 Wungu ini untuk menempuh pendidikan sungguh luar biasa.
Setiap hari, untuk pergi ke sekolah dia harus menempuh jarak puluhan kilometer dari Caruban, tempat tinggalnya. ‘’Motor tua ini aku beli dari gaji pertama saat bekerja di Surabaya. Ia setia mengantarku ke mana pun aku pergi. Saat aku berangkat bekerja, pulang atau kemana saja sesuai kata hatiku. Motor ini saksi perjuangan hidupku,’’ ujarnya.
Jauhnya jarak ke sekolah memaksa Janoko pukul 06.00 sudah berangkat dari rumah. Meski jauh, dia merasa betah menuntut ilmu di SMAN 1 Wungu. ‘’Aku disambut dengan tangan terbuka oleh semua warga sekolah ini tanpa adanya melihat status sosial. Jadi betah dan tambah semangat menjalani hidup,’’ kata Janoko.
Rasa lelah menempuh perjalanan jauh saat pulang sekolah langsung hilang ketika di dapur sang ibu telah menyiapkan menu spesial seperti tumis kangkung dan tempe goreng. ‘’Sama enaknya dengan spageti,’’ katanya.
Usai makan dan istirahat sejenak, Janoko segera berangkat ke tempat kerjanya dengan ditemani motor kesayangan. Ia bekerja tanpa pernah mengeluh sedikit pun. Sebab, itu adalah sumber usahanya demi tercapainya cita-cita. (*)

1 komentar:

 
Exmud Online © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum