Wow, Sudah Bisa Bikin Robot
USIANYA masih belia, tapi siapa sangka siswa MIN Demangan Kota Madiun sudah bisa bikin robot. Salah satunya Sahrul. Siswa kelas tiga itu mampu mebuat robot line trecer analog. Hebatnya lagi, robot itu dibuat hanya dalam waktu dua hari.
‘’Sebelumnya butuh waktu hampir satu bulan waktu masih awam tentang robot. Ternyata bikin robot itu mengasyikkan. Senangnya lagi kalau bisa memodifikasi bentuk robot yang keren sesuai keinginan,’’ ungkap Sahrul.
Kemampuan siswa MIN Demangan membuat robot nggak lepas dari pengembangan IT bidang robotika yang mulai diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jika tahun lalu hanya beberapa anak yang berminat, sekarang banyak siswa yang bergabung di ekskul robotika . “Melihat minat dan bakat siswa pada robotika, kenapa tidak?’’ kata Pak Hendro, guru TIK.
Kalau robot saja sudah bisa bikin, mengoperasikan komputer sudah bukan hal baru lagi bagi anak-anak MIN Demangan. Sejak kelas I siswa juga sudah dituntut bisa membuat karya dengan komputer menggunakan program aplikasi Paint, TuxPaint, Drawing for Children dan Flash untuk ujian teori mereka.
Aplikasi perkantoran seperti Ms.Publisher, Ms.Word, Power Point, Excel dan internet juga sudah diajarkan dari kelas I sampai dengan kelas IV. ‘’Sedangkan kelas V dan VI memasuki aplikasi grafis Corel Draw dan Photoshop,’’ lanjut pak guru yang merangkap menjadi wali kelas VI itu.
Apa suka dukanya mengajar robotika? ‘’Memang ketika belajar sering diiringi bercanda, yah bercanda sambil belajar. Saya harus sabar ketika mengajarkan dasar-dasar robot. Tapi saya yakin mereka dapat lebih mengembangkan lagi jika di dalam diri mereka mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat didukung minat dan bakat mereka,’’ ungkap Mas Alim, pembina robotika. (*)
Terapkan ISO 9001:2008
MIN Demangan Kota Madiun telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 lho. Yaitu standar internasional dalam pengelolaan organisasi peningkatan mutu pendidikan. “Tentunya dalam menjalankan sistem manajemen ini kami memperbaiki segala aspek dan bagian yang sebelumnya masih belum memenuhi standar manajemen mutu, baik dari segi administrasi, infrastruktur sampai SDM yang ada,’’ kata Pak Ridwan Amana yang bertugas sebagai quality management representative.
Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ternyata berpengaruh pada peningkatan kedisiplinan guru. ‘’Pemberlakuan sistem absensi guru dan pegawai dengan cheklock dan sistem bel otomatis mendorong hadir di sekolah dan di kelas tepat waktu,” ungkap Pak Katimin, Kaur SDM.
Adanya sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 disambut positif oleh komite madrasah. Meski tidak sedikit materi yang dikeluarkan madrasah dalam implementasi pengembangan mutu ini, semuanya teratasi dengan dukungan dan kerjasama dari pihak komite madrasah dan wali murid. “Apa pun yang positif akan kami dukung sepenuhnya,’’ ungkap Pak Supiyan, ketua komite madrasah. (*)
Dari Pinggiran Jadi Rujukan
MINAT masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke madrasah tampaknya terus meningkat. Setidaknya itu terlihat dari jumlah murid MIN Demangan Kota Madiun yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Empat tahun lalu, siswa sekolah ini hanya sebanyak 285, namun saat ini mencapai 692 anak. “Jumlah siswa MIN Demangan selalu meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, sekarang terpaksa menolak banyak pendaftar karena keterbatasan pagu yang ada,’’ kata Bu Deny Hermi, Kaur Kesiswaan.
Perkembangan jumlah siswa itu, lanjut Bu Deny, diimbangi dengan terobosan pendidikan yang inovatif. Mulai dari strategi pembelajaran hingga sarana prasarana pendidikan. “Sebagian besar guru telah menerapkan pembelajaran berbasis IT. Hal ini karena telah didukung adanya hotspot area dan fasilitas LCD di hampir setiap ruang kelas,’’ ungkapnya.
Selain itu, proses pembelajaran diupayakan lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Seperti yang dilakukan saat ini, yakni memberlakukan metode belajar membaca Alquran sistem cepat. ‘’Dan terbukti dalam waktu 3 hingga 4 bulan, siswa mampu membaca Alquran dengan baik, meskipun berangkat dari nol,’’ tuturnya.
Dari segi sarana prasarana pun, MIN Demangan telah memiliki infrastuktur yang representative seperti laboratorium komputer, MIPA, kebun percobaan IPA, musala , UKS dan perpustakaan yang representatif. Unit UKS MIN Demangan pernah meraih juara I lomba UKS antar madrasah tingkat Provinsi Jawa Timur tahun lalu. ‘’Untuk perpustakaan, kami sudah menggunakan pengelolaan sistem digital,’’ ungkapnya.
Bagaimana dengan prestasi non akademik? Drumband MIN Demangan yang bernama Gita Prima misalnyapernah menyabet juara I lomba tingkat SD/MI se- Kota Madiun. Dengan barbagai torehan prestasi tersebut, tak salahj jika MIN Demangan yang meski lokasinya di daerah pinggiran, kini jadi rujukan berbagai sekolah atau madrasah di Kota Madiun dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai kegiatan studi banding oleh lembaga pendidikan dari berbagai daerah seperti Kabupatan Madiun, Ponorogo, hingga Bojonegoro. (*)
Mencatat Hattrick
BAGI yang suka sepakbola pasti tau yang namanya hattrick. Ya, mencetak tiga gol dalam satu pertandingan. MIN Demangan juga mencatat hattrick lho. Tapi, tentu saja bukan di lapangan hijau. Melainkan terkait pelaksanaan UASBN. ‘’Tiga tahun berturut-turut jadi masuk jajaran terbaik tingkat SD/MI se-Kota Madiun,’’ kata Pak Bambang Wiyono, kepala sekolah.
Kata Pak Bambang, pada tahun ajaran 2007/2008 nilai rata-rata UASBN MIN Demangan adalah 26,42 yang merupakan peringkat I SD/MI se-Kota Madiun. Tahun berikutnya nilai rata-rata 27,03 dan masuk peringkat II. Sedangkan tahun 2009/2010 nilai rata-rata 25,86 dan menjadi peringkat I.
Menurut Pak Bambang, prestasi itu tidak didapat dengan mudah. Melainkan butuh perjuangan. Antara lain bimbingan belajar mmulai jam 06.00 sampai jam 19.00 malam. ‘’Diimbangi dengan doa atau istighotsah bersama jauh-jauh hari sebelum UASBN atau unas. Juga kerjasama antara pihak sekolah dan wali murid kelas enam,’’ sambung bapak yang tahun lalu meraih juara I Kepala Madrasah Berprestasi Tingkat Jawa Timur ini.
Namun, padatnya kegiatan bimbingan belajar dalam menghadapi ujian itu tidak membuat siswa mengeluh. Sebab, rasa capek dan jenuh bisa dihilangkan dengan berbagai kegiatan di sela padatnya jadwal bimbingan belajar, seperti futsal, putbond, dan bermain bersama.
Bagaimana dengan hasil UASBN tahun ini? “Tentunya kami berharap anaak-anak mendapatkan nilai yang terbaik. Man jadda wajada (barang siapa bersungguh sungguh maka dapatlah ia) “. ujar Bu Deny Hermi, guru Bahasa Indonesia kelas VI. (*)
Ekskul Karawitan Diminati
TAK banyak generasi sekarang yang berminat pada seni tradisional. Tapi tidak bagi anak-anak MIN Demangan Kota Madiun. Siswa sekolah ini justru menyukai kesenian tradisional, salah satunya karawitan. “Kenapa harus malu, kan ini kesenian asli indonesia. Bahkan bisa dibilang lebih gaul dari pada anak band saat ini. Iya kan. Kalo lampu mati gimana coba, gitar listrik bisa bunyi gak? Beda dengan alat musik karawitan, lampu mati jalan terus,’’ kata Nur Hadid, siswa kelas V A yang ikut ekstrakurikuler karawitan.
Gamelan milik MIN Demangan terdiri tiga suara nada, yaitu nada pelok, slendro, dan sorok. Sedangkan instrumen yang ada tak beda dengan gamelan umumnya. Ada bonang, bonang penerus, demung, saron, gong, dan sebagainya.
Peminat ekskul karawitan di sekolah ini kebanyakan anak kelas III sampai kelas V. “Mereka belajar dengan penuh semangat meskipun masih ada anak yang salah pukul balok-balok alat ketika latihan.Maklum lah, mereka masih kecil-kecil,’’ ujar Pak Slamet Sumarsono, pembina ekskul karawitan.
Tapi jangan salah, kata Pak Slamet, daya nalar mereka lebih peka dibandingkan dengan pemain karawitan yang sudah tua-tua. Satu gending bisa mereka kuasai hanya dengan dua kali latihan. ‘’Karawitan itu bisa membentuk budi pekerti yang luhur, membangun gotong royong, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi,’’ ungkap pak guru yang juga pembina ekstrakurikuler teater ini. (*)
Lolos Final Olimpiade Sains Kuark Nasional
Pernah dengan Olimpiade Sains Kuark? Tahun ini, Naqiya Najah Husna masuk final Olimpiade Sains Kuark tingkat nasional. Naqiya ini adalah siswa kelas unggulan RMBI MIN Demangan Kota Madiun.
Prestasi itu pastinya membanggakan, Naqiya mampu menyisihkan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Finalnya sendiri akan digelar di Jakarta pada pertengan bulan Juni mendatang. “Meskipun masih seumur jagung, siswa kelas unggulan RMBI mampu berprestasi,’’ kata Bu Ellyn, pengurus kelas RMBI.
Menurut Bu Ellyn, untuk bisa masuk kelas RMBI tidak mudah. Calon siswa harus melalui beberapa tes. ‘’Di antaranya tes IQ dan dipilih hanya 30 anak saja,’’ tuturnya.
“Tujuan dari didirikannya kelas khusus RMBI ini adalah untuk merintis madrasah yang bertaraf internasional. Kelas ini merupakan satu-satunya dan pertama kali yang ada untuk pendidikan dasar di wilayah Kota Madiun dan sekitanya,’’ imbuh Bu Sum Hidayati, wali kelas I RMBI.
Kelas unggulan ini, lanjut Bu Sum, memiliki banyak keunggulan. Diantaranya, ruang kelas multimedia, pembelajaran untuk mata pelajaran matematika dan IPA menggunakan bilingual, serta pembelajran berbasis IT. ‘’Juga menggunakan kurikulum berbasis global untuk bahasa Inggris dan TIK,’’ ungkapnya (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar