SEMPOA Buah Hati kembali mencatat prestasi dunia. Pada International Mental Arithmetic Competition di Malaysia akhir April lalu, tujuh siswa yang dikirim mengikuti ajang tersebut, semuanya menyabet juara.
Ketujuh siswa Buah Hati itu adalah Alfia, Karen, Amanda, Allia, Bertrand, Syta, dan Aren. Mereka bertolak ke Malaysia 28 April. Di sana, bocah-bocah jagoan sempoa itu harus bersaing dengan peserta dari berbagai negara seperti China, Malaysia, India, Bangladesh, dan sebagainya. ''Awalnya sempat nervous. Tapi waktu soal lomba hilang semua,'' kata Alfia.
Sukses tim Sempoa Buah Hati tak lepas dari kurikulum berstandar internasional yang diterapkan di lembaga yang dinahkodai Pujianto ini. “Senang banget aku dapat juara lagi. Pialaku jadi tambah deh...,” ujar Syta sambil menimang piala yang baru didapatnya.
Perjuangan Karen dkk pada kompetisi di Malaysia itu patut diacungi jempol. Soal lomba yang ternyata naik 1 level dibanding waktu latihan, tidak menjadi masalah. Semua dilahap dengan mudah. Rasa cemas saat menunggu pengumuman hasil lomba pun berubah ceria ketika piala sudah ditangan.
Setibanya kembali di Kota Madiun, anak-anak dengan bangga memamerkan hasil kerja keras mereka kepada para guru yang sudah menunggu kedatangan mereka. Para duta Sempoa Buah Hati itu pun dengan senang hati menceritakan pengalamannya selama berlomba di Malaysia. “Aku gak mudeng waktu diajak ngomong sama orang dari India, ya tak liatin tok.” celoteh Amanda.
Kemenangan di Malaysia itu bukan kali pertama diraih siswa Sempoa Buah Hati. Saat lomba di China pada 6 Juni 2010 wakil Buah Hati juga mampu meraih prestasi tinggi. (*)
Akrab lewat Family Day
SEMPOA Buah Hati punya tradisi menarik untuk menjaga kekompakan antar guru, murid, dan para orang tua, yakni menggelar Family Day. Mereka mengunjungi suatu tempat bareng-bareng untuk berwisata sekaligus belajar.
Tahun ini tempat yang dipilih untuk dikunjungi adalah Taman Safari Prigen. Family Day kali ini diselenggarakan 16 Januari lalu. Rombongan berangkat dengan bus pariwisata dari kantor pusat Sempoa Buah Hati di Jalan Bali 35 Madiun pukul 05.30.
Kegembiraan tampak tergambar jelas di wajah anak-anak yang turut serta. Sepanjang jalan mereka tak henti berceloteh dengan temannya. Setibanya di Taman Safari, rombongan segera turun dan berkumpul bersama-sama. “Ayo kita ambil gambar dulu bapak-ibu,” kata Pak Pudjiyanto, pimpinan Sempoa Buah Hati.
Setelah selesai jeprat-jepret, rombongan kembali naik ke bus dan kemudian berkeliling di Taman Safari. Ketika kendaraan mulai melaju menyusuri jalan-jalan di sepanjang lokasi wisata itu, anak-anak terlihat antusias melihat berbagai hewan. “Bu Dila, itu binatang apa kok aku gak pernah lihat?” tanya Talitha, salah satu siswa, ketika melihat serombongan kanguru yang asyik menyantap makanan.
Puas melihat beraneka binatang dan atraksi, rombongan bersantai sambil berbincang satu dengan yang lain. Seharian itu benar-benar dimanfaatkan guru dan keluarga murid-murid Sempoa untuk saling mengenal satu sama lain. “Wah, anak-anak senang sekali pak,” komentar Bu Agus, salah satu orang tua yang hari itu mengajak kedua anaknya. (*)
Tingkatkan Kemampuan Otak Anak
BAGI sebagian anak, berhitung merupakan pelajaran yang sulit. Tapi itu tidak berlaku bagi siswa Sempoa Buah Hati. Mereka justru merasa enjoy dan antusias belajar hitung-hitungan angka. ‘’Sempoa membantu anak menghitung cepat operasi dasar matematika yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian,’’ terang Pak Pudjiyanto, pimpinan Sempoa Buah Hati.
Pak Pudjiyanto mengatakan, pembelajaran dilakukan secara bertahap. Awalnya siswa dikenalkan cara menghitung dengan menggunakan sempoa. Seiring waktu, pelan-pelan siswa diajari cara menghitung dengan bayangan. “Anak yang punya kemampuan sempoa, kalau ikut test IQ poinnya pasti tinggi,’’ ujarnya.
Menurut Pak Pudji-panggilan akrab Pak Pudjiyanto, berlatih sempoa bisa meningkatkan kemampuan kerja otak. ‘’Bahkan anak yang autis saja yang belajar di tempat kami, mendapat kemajuan dalam terapinya,” ungkapnya.
Sempoa, lanjut Pak Pudji, bisa menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan. Sehingga, anak didiknya selain pandai dalam pelajaran sekolah, juga kreatif. ‘’Anak akan merasa lebih percaya diri. Dan ketakutan terhadap angka akan hilang sama sekali,’’ tuturnya.
Pak Yudi, salah seorang wali murid, mengatakan bahwa setelah ikut les sempoa, nilai pelajaran berhitung putranya meningkat pesat. ‘’Kalau ngerjakan PR matematika paling hanya butuh 5 menit untuk mengerjakan. Nilai ulangan matematika anak kami selalu di atas rata-rata kelas,” ujarnya. (*)
Sempat Degdegan Tunggu Hasil Lomba
Usianya baru menginjak 10 tahun. Tapi soal prestasi jangan ditanya. Dia pernah memenangi lomba sempoa tingkat nasional di Hotel Merdeka Madiun beberapa waktu lalu. Bahkan, pada kompetisi di Kuala Lumpur Malaysia 30 April lalu, bocah ultah setiap 14 Juli itu meraih juara II.
Dialah Karen Nikita Limanda. ''Pastinya senang sekali. Gak percaya lho waktu namaku dipanggil, habisnya udah nunggu lama banget,” ujar Karen di depan guru-guru Sempoa Buah Hati, menceritakan pengalamannya berlomba di Malaysia. “Aku sempat degdegan, tapi setelah tahu aku menang rasanya senang banget.” sambungnya lagi.
Berlomba di luar negeri membuat pengalaman siswi kelas IV itu bertambah. Karen mengaku sempat heran melihat logat bicara peserta dari negara lain, misalnya India. “Bahasanya aneh, aku gak ngerti bahasa India. Tapi aku seneng denger mereka ngomong, lucu sih...” ucap Karen sambil tersenyum simpul. (*)
Teacher Upgrading, Undang Pakar Pendidikan dan Motivator
Dikenalkan Alat Peraga
Edukatif Pelajaran Sempoa
BAGI seorang pengajar, menghadapi bocah dengan berbagai tingkah polahnya menuntut ikut masuk ke dunia anak-anak. Jangan heran kalau di Sempoa Buah Hati sering terlihat pemandangan guru asyik bermain dengan anak didiknya.
Kondisi itu pula menuntut seorang guru harus kreatif. Nah, untuk membekali pendidik agar tak monoton saat mengajar di kelas, 5-6 Maret lalu Buah Hati menyelenggarakan Teachers Upgrading di Sarangan.
Selama 2 hari penuh para guru Buah Hati Learning Center dari berbagai kota berkumpul di Wisma Yolena Sarangan Magetan. Acara itu dihadiri dua pembicara yaitu Bu Sarah Prasasti (pakar pendidikan dari Malang) dan Pak Paulus Sutanto (motivator andal dari Surabaya).
Kepada para guru, Bu Sarah memaparkan teknik pengajaran yang menarik di kelas. Dia juga menunjukkan berbagai alat peraga edukatif untuk diaplikasikan dalam pelajaran sempoa. “Ayo Bu, buat contoh penerapan alat-alat peraga ini di sempoa,’’ kata Pak Pudjiyanto, pimpinan Sempoa Buah Hati, memberi semangat para guru yang sedang berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
Bu Sarah juga mengenalkan bermacam gaya belajar anak yang ternyata sangat berpengaruh pada cara mereka memahami pelajaran. “Sekarang saya jadi tahu kalau ternyata anak itu punya gaya belajar yang berbeda. Ini sangat bermanfaat bagi saya dalam mengajar,” ucap Pak Wisnu, salah satu guru dari Semarang.
Sedangkan saat sesi Pak Paulus dan timnya, guru-guru diajak belajar menggali potensi dan pengembangan diri lewat berbagai permainan. Makin malam suasana semakin hangat, diselingi gelak canda dan tawa. Tak ada lagi jarak, semua berkumpul bagai satu keluarga.
Banyak yang didapat dari Teachers Upgrading ini. Guru-guru pembimbing pun mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman baru. Mulai dari cara pengajaran yang edukatif dan menarik, cara meng-handle kelas, cara menghadapi anak, hingga cara manajemen diri di kelas.(*)
Crew:
Crew:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar